02-I

6K 545 12
                                    

Lizz menaikkan alisnya, "Berperan dalam pertempuran cupu kayak tadi?"

Ray tersenyum miring, "Yang tadi itu cuma permulaan. Ada yang jauh lebih menantang dari itu. So, are you in?"

Lizz mengangguk mantap.

"This is getting interesting." Pikir Lizz.

****

Setelah memutuskan untuk bergabung dengan Ray dkk, Lizz diajak untuk datang ke markas dari grup mereka yang dinamakan R2. Singkatan dari R2 adalah Rocky Rock. Markas mereka berada di pinggiran kota yang kawasannya cukup sepi. Sekilas bangunan markas mereka seperti bekas pembangunan yang tidak terpakai. Cat temboknya kusam dan terkelupas di beberapa tempat. Tidak hanya itu saja, ada retakan pada bangunannya. Markas itu kelihatan seperti reruntuhan.

Kriett

Pintu masuk yang dibuka mengeluarkan suara berderit. Setelah masuk, kondisi bangunannya berubah. Pemandangan dari luar sepertinya adalah kamuflase agar tidak ada yang dapat menemukan markas mereka. Semakin dalam Lizz masuk, ia dapat melihat bahwa markas R2 ternyata bukan markas sembarangan. Markas mereka tidak tampak seperti markas kelompok anak SMA. Rasanya seperti markas organisasi mafia.

"Bangunan ini punya siapa?" Tanya Lizz penasaran.

Beberapa rekan Ray saling menatap lalu berkata, "Bangunan ini punya Ray."

Tak perlu berpikir pun, Lizz tahu kalau jawaban mereka bohong. Lizz dapat melihat kebohongan yang sangat jelas dari sorot mata mereka. Sorot mata penuh keraguan dan kecemasan.

"Kita ambilin cemilan buat lo deh." Mereka meninggalkan Lizz di sebuah ruangan untuk bersantai.

Ketika mereka menjauh, Lizz berjalan mengelilingi ruangan itu. Insting Lizz merasakan ada yang tidak beres. Di lantai ruangan itu, beberapa keramik di bawah kaki Lizz terasa kosong. Seperti ada ruang di bawah keramik itu. Didorong rasa penasaran, Lizz mengangkat keramik mencurigakan itu. Benar saja, di bawahnya ternyata adalah tempat penyimpanan senjata. Lizz melihat senjata-senjata itu dengan seksama. Ada pisau komando dan berbagai jenis senjata militer lainnya seperti senapan serbu, dan beberapa granat tangan.

"Kenapa mereka punya senjata seperti ini? Bukankah ini hanya untuk militer saja. Anak-anak SMA tidak mungkin memilikinya!!" Pikir Lizz.

Kemudian, Lizz meletakkan kembali keramik itu pada tempatnya dengan hati-hati dan berusaha untuk membuatmu kelihatan seperti pada awalnya. Lalu, ia duduk di sofa dengan tenang. Tak lama, rekan-rekan Ray datang membawa beberapa cemilan dan minum.

Lizz menjaga ekspresinya tetap datar seakan tidak terjadi apa pun. Namun, benaknya dipenuhi oleh spekulasi-spekulasi tentang hubungan Rocky Rock dengan senjata militer yang dimiliki mereka. Di markas Rocky Rock, ia diajak berkeliling dan melihat-melihat lingkungan di sekitar markas. Tapi anehnya, Ray selalu ketua Rocky Rock tidak ada di tempat. Padahal Ray yang mengajak Lizz untuk berkunjung.

Rekan-rekan Ray berkumpul di halaman belakang markas. Disana ada sekitar 7 orang.

"Anggota Rocky Rock ada berapa orang?" Tanya Lizz.

Laki-laki berambut warna-warni bernama Alex itu menjawab, " Anggota kita ada ratusan. Cuma sekarang lagi pada kerja."

"Kerja?"

HEROIC GIRLWhere stories live. Discover now