01- III

6.3K 654 16
                                    


Waktu 3 menit yang diberikan Lizz tinggal tersisa 15 detik. Lizz mulai menghitung mundur," 15..14..13..12..11..10..9..8..7..6..5..4..3..2..1.."

"I am sorry Mr. Aldrich. I think I can't make a good impression on my first day." Batin Lizz sambil mengambil ancang-ancang untuk bergerak.

Lizz mengangkat pemukul bisbolnya...

****

Lizz mengayunkan pemukul bisbolnya ke arah murid SMA Radial di sekelilingnya dan membuat mereka pingsan seketika. Satu per satu murid SMA Radial tumbang. Tidak terima teman mereka dikalahkan, murid-murid SMA Radial berlari menyerbu Lizz. Mereka mengacungkan senjata mereka ke arah Lizz.

"Serang!!" Teriak mereka.

Lizz yang memiliki tinggi badan 160 cm itu terlihat mungil dibanding kumpulan orang di sekitarnya sehingga dia dapat menyusup di tengah massa yang sedang menyerangnya tanpa ketahuan. Lizz menumbangkan mereka dengan lihai. Murid-murid SMA Radial terus berjatuhan. Sebagian dari mereka pingsan dan ada juga yang terkapar di jalan.

Salah seorang murid SMA Radial melemparkan gir motor yang tajam ke arah Lizz saat dia sedang sibuk menjatuhkan musuh. Lizz sempat melompat menghindari gir yang mengarah padanya, tetapi karena gir itu bergerak dengan kecepatan tinggi, alhasil lengan Lizz sempat tergores gir motor itu.

Srett

Lengan Lizz mengeluarkan darah yang cukup banyak. Namun, ternyata hal itu tidak mampu menghentikan perlawanan dari Lizz. Luka itu malah membuat Lizz semakin ganas. Lizz membuang pemukul bisbol di tangannya. Dia menyerang anak-anak SMA Radial dengan tangan kosong ke bagian-bagian vital yang langsung melumpuhkan musuh.

Tangan Lizz bergerak cepat ke arah tengkuk musuh yang mendekatinya dan memukulnya. Hal itu membuat musuh itu langsung tersungkur dan tidak bisa bergerak.

Murid-murid SMA Radial terus menyerang Lizz dari segala arah. Dikarenakan jumlah murid-murid SMA Radial yang mengepungnya kelewat banyak, Lizz sedikit kewalahan dan menerima serangan mereka. Walaupun serangan mematikan seperti pisau tetap dapat dihindari Lizz.

Lizz merasa posisinya saat tidak diuntungkan karena berada tepat di tengah kerumunan musuh dan tidak memiliki banyak celah untuk bergerak. Oleh karena itu Lizz menunduk dan menyapu kaki musuh di sekelilingnya yang menghambat geraknya.

Pemimpin dari SMA Erlangga bernama Ray melihat Lizz yang kesusahan dan ingin membantunya, tetapi teman-temannya menahannya.

"Kita liat dulu." Begitulah kata-kata teman-teman Ray saat Ray mencoba membantu Lizz.

Ternyata Lizz dapat mengatasi masalah di sekelilingnya, dia tidak tampak seperti butuh bantuan. Lizz bahkan memanfaatkan musuh sebagai batu lompatan untuk serangan. Lizz melompat ke bahu musuhnya, lalu bersalto dan menendang ke dada musuhnya yang lain.

Pisau yang diarahkan pada Lizz berhasil dihindari olehnya, dan bahkan dibalas oleh Lizz dengan melemparkan kembali pisau itu namun dengan bagian pegangannya yang tumpul. Melihat anggotanya berjatuhan, akhirnya pemimpin SMA Radial bergerak.

"Cukup!" Kata Angga, selaku pemimpin pasukan SMA Radial.

Seluruh kerumunan murid-murid SMA Radial berhenti bergerak. Mereka menatap ke arah leader mereka. Lalu, mereka menjauh dari Lizz.

HEROIC GIRLWhere stories live. Discover now