03 - III

3.3K 385 13
                                    


Anggota yang lainnya terkejut, mereka masing-masing langsung mengeluarkan pistolnya.

********


Lizz dengan gesit melemparkan penggaris besinya ke arah anggota Xazquez. Penggaris itu berhasil mengenai salah satu tangan anggota Xazquez dan menyebabkan pistol yang sedang dipegangnya terlepas dari tangannya.

Setelah pistol itu terlepas, Lizz langsung menerjang ke arahnya dan melayangkan pukulan ke titik-titik vital tubuh anggota Xazquez tersebut hingga dia tidak sadarkan diri tanpa sempat membalas pukulan Lizz.

Sementara itu ketika anggota lain terlihat lengah karena perhatian mereka teralih pada kondisi rekan mereka, Lizz tidak membuang waktu. Dia menendang anggota-anggota Xazquez lainnya hingga rubuh satu per satu.

Setelah mereka semua tersungkur di lantai, Lizz tidak membiarkan mereka bangkit berdiri. Sebelum mereka sempat berdiri, Lizz sudah melayangkan pukulan ke arah leher belakang mereka hingga mereka jatuh pingsan.

Terissa yang melihat kejadian itu tampak terperangah. Matanya memancarkan ketakutan saat melihat Lizz yang masih memegang penggaris besi yang berlumuran darah.

"Jangan bunuh gue! Plis!" Terissa tersungkur sambil menangkupkan kedua tangannya. Tangannya tampak gemetar hebat dan wajahnya kelihatan pucat pasi.

Lizz memutar bola matanya dengan bosan, "Gue gak mau bunuh lo. Sekarang mendingan lo balik ke kelas."

Seketika itu juga, Terissa lari ke arah kelas dengan langkah seribu meninggalkan Lizz sendiri di areal dekat tangga.

Setelahnya, Lizz menyeret mereka ke lantai bawah dan menelpon markas terdekat untuk meminta bantuan rekan agen yang berada di sekitar lokasi untuk menangkap anggota Xazquez.

Tutt tut

"Halo! Disini Agen Lizz nomor 3114."

"Bagaimana keadaan disana?"

"Aku butuh agen tambahan yang membawa mobil untuk membawa pergi para pembunuh organisasi mafia. Saat ini mereka sedang pingsan dan siap dibawa."

"Baiklah, tunggu disana. Kami akan mengirimkan agen dalam waktu 10 menit."

"Huh, mereka sungguh merepotkan."keluh Lizz sambil menarik badan para anggota Xazquez me balik dinding agar tidak menarik perhatian.

Untung saja suasana sekolah sedang sepi dan tidak ada murid atau guru yang berlalu-lalang sehingga Lizz bisa menyembunyikan tubuh para anggota Xazquez dengan baik.

10 menit kemudian, sebuah pesan masuk ke hp Lizz

GG 245: Aku sudah sampai di depan sekolahmu, kau bisa menyerahkan pelaku penyerangan padaku.

Lizz menyeret satu anggota Xazquez ke depan sekolah melalui pinggir lapangan agar tidak terlihat mencolok. Dia juga menyeret satu orang terlebih dahulu agar kemungkinan tindakannya dilihat warga sekolah lebih kecil.

10 menit kemudian, Lizz sudah menyeret 3 anggota Xazquez ke dalam mobil rekannya. Di dalam mobil, tangan mereka sudah diborgol. Hanya satu anggota Xazquez yang tersisa di dalam gedung sekolah.

Lizz berlari cepat ke tempat dia meletakkan tubuh anggota Xazquez yang terakhir. Tetapi begitu dia sampai, Lizz sangat terkejut karena tubuh anggota Xazquez tersebut sudah hilang. Atau lebih tepatnya, dia keburu bangun sebelum dimasukkan ke dalam mobil.

"Sh*t! Dia kabur." Rutuk Lizz sambil menoleh kanan-kiri mencari jejak keberadaan anggota Xazquez itu.

Lizz menaiki tangga menuju kelasnya dengan langkah cepat, ia yakin kalau anggota Xazquez itu tidak akan meninggalkan tasgetnya begitu saja. Jadi kalau perkiraan Lizz tidak salah, anggota Xazquez yang terakhir akan berada di dalam kelasnya.

Lizz sudah sampai di depan kelasnya, tetapi dia tidak langsung masuk. Dia berdiri diam tanpa suara sejenak, sebelum membuka pintu dengan sekali sentakan hingga pintunya terbuka lebar.

Lizz tahu bahwa tidak ada gunanya masuk mengendap-endap ke dalam kelas dimana pintunya berada di posisi depan kelas yang tidak memungkin masuk tanpa terlihat.

Begitu masuk, Lizz melihat pemandangan yang diperkirakannya. Anggota Xazquez itu sedang menodongkan senjata ke kepala Terissa, "Kalau kau maju, aku akan menembak kepala anak ini."

Lizz terdiam. Dia tidak terlihat panik dengan ancaman dari anggota Xazquez, tetapi dia juga tidak membuat gerakan. Sementara Terissa yang merasakan pistol menempel di kepalanya panik dan menangis histeris.

"TOLONGIN GUE, LIZZ! KALO LO NOLONGIN GUE, GUE JANJI GAK BAKAL GANGGUIN LO LAGI."

Murid-murid di kelas bingung depan situasi di depan mereka.

"Kenapa teroris takut kepada Lizz? Dan kenapa Terissa meminta tolong Lizz?" Murid di kelas Lizz bertanya-tanya dalam hati. Namun mereka tidak berani membuka suara karena takut dengan anggota Xazquez yang sedang memegang pistol.

Mereka masing-masing meringkuk di bawah meja untuk melindungi diri takut ada peluru yang menyasar.

"Lizz, tolongin gue!" Terissa kembali meminta tolong.

"Diam!" Anggota Xazquez mendorong kepala Terissa dengan pistol-nya.

Terissa langsung bungkam, namun isak tangisnya masih terdengar pelan. Air mata Terissa mengalir deras di kedua pipinya. Walaupun mulutnya diam, namun sorotan mata Terissa tampak meminta bantuan pada Lizz.

Lizz mendekat sedikit demi sedikit tanpa ketara sehingga anggota Xazquez tidak menyadari bahwa jarak diantara mereka semakin dekat.
Lalu ketika jaraknya diantara dirinya dan Terissa sudah tinggal 3 meter, Lizz memberi kode ke salah satu murid yang lain untuk menjatuhkan buku.

BRAK

Suara gedebuk beberapa buku yang jatuh ke lantai secara tiba-tiba cukup mengalihkan perhatian anggota Xazquez dalam sepersekian detik. Dalam sepersekian detik itu, Lizz melemparkan bolpoin di atas meja ke tangan anggota Xazquez tersebut hingga bolpoin itu menancap ke tangannya.

"Arrghh!" Walaupun mereka terlatih, namun saat daging tangannya tertancap bolpoin hingga dalam cukup untuk membuatnya mengerang kesakitan dan melepaskan pistol di tangannya.

Anggota Xazquez itu sibuk mencabut dan menekan luka di tangannya hingga tidak menyadari bahwa sanderanya sudah tidak berada di sisinya dan yang berdiri di sebelahnya adalah Lizz.

Anggota Xazquez itu langsung berlari menjauh saat menyadari Lizz berada di sebelahnya. Sambil berlari menjauh, ia reflek melemparkan barang apapun yang dapat dijangkau tangan dari sekelilingnya ke arah Lizz.

Hal itu dilakukannya untuk memperlambat gerak Lizz untuk mengejarnya. Tapi karena panik, dia melemparkan barang-barang sambil terus berlari sehingga akurasi lemparannya benar-benar kacau. Bahkan Lizz tidak perlu menghindar dari lemparannya karena lintasan lemparannya sama sekali tidak mengarah ke arah Lizz.

Dalam waktu kurang dari 3 menit, Lizz sudah berhasil mengejar anggota Xazquez yang berada di koridor lantai 2. Lizz sengaja membiarkan anggota Xazquez itu kabur keluar kelas karena dia tidak ingin menunjukkan aksinya ke seisi kelas. Kejadian yang tadi pun Lizz terpaksa mengambil tindakan di dalam kelas karena si pelaku mengambil sandera.

Lizz menghajar anggota Xazquez itu tanpa main-main. Namun, Lizz sengaja tidak mengincar titik vitalnya karena ia ingin bertanya beberapa hal. Sesudah puas memukuli anggota Xazquez itu, Lizz menarik kerah baju pembunuh itu sampai ia berdiri dari posisinya yang sebelumnya terlentang.

"Now, tell me everything!" Kata Lizz

To Be Continue

Haii! Aku update lagi. Maaf sekali lagi. Aku updatenya lama banget, soalnya aku ada ujian akhir pas Juni dan sempat mental breakdown jadi gk sempet nulis. Makasih banget yang udah baca, nge vote, dan yang masih nungguin HA ini. Aku bener-bener salut sama kalian yang sabar menunggu update-an HA.

HEROIC GIRLTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon