31- Aku, Dia, Dibalik Kebenaran

39 1 0
                                    

Happy Reading
Don't forget vote and coment baby🍒

___

Sesuai janji semalam, Brama menjemput Syakilla dirumah. Pria itu sudah standby didepan motor sportnya dan melihat Syakilla yang keluar dari rumah diikuti oleh Serra yang juga keluar menghampiri Brama didepan.

Saat mulai ingin keluar dari rumah, pergelangan tangannya ditarik oleh seseorang dari belakang, membuat ia menoleh dengan cepat.

"Ikut Mas sebentar ya." ujar pria itu yang tak lain adalah Rangga.

Gadis itupun menurut dan mengikuti langkah Rangga yang menuju kearah lantai 2. Setelah itu, pria itu masuk kedalam kamarnya yang terletak dilantai 2 itu dan mengambil sesuatu disana. Syakilla hanya diam ditempat tak ingin masuk.

Setelah menunggu Rangga akhirnya pria itu keluar dari kamarnya dan memberikan sesuatu yang pastinya Syakilla suka. Pria itupun menyodorkannya kearah adiknya.

Syakilla diam dan lama menatap coklat yang digenggam oleh Rangga itu, ia merasa ini adalah sebuah sesuatu yang biasanya Rangga berbuat salah kepadanya, akan memberikan coklat terhadapnya.

Rangga menatap Syakilla dan Syakilla juga menatapnya, pria itu kembali mengangguk dan mengambil tangan adiknya, lalu mengasih coklat itu ketangannya. "Soal, semalam Mas minta maaf udah buat kamu menangis."

Syakilla menggenggam coklat itu, lantas menatap Rangga lalu gadis itu langsung memeluk sang kakak. "Enggak perlu minta maaf, karena hal semalam terjadi karena Killa merasa bahwa Mas itu benar."

Melepas pelukannya terhadap Rangga, Syakilla tersenyum kepada kakaknya itu. "Lain kali aku gak bakal bersifat kayak semalam Mas. Killa janji kok, hal semalam terjadi karena Killa merasa bahwa satu harian terasa berat dan capek buat Killa."

Rangga mengangguk dan mengelus poni-poni adiknya dengan pelan. Setelah itu tersenyum. Suara yang menggelegar dari lantai bawah pun menyita perhatian mereka berdua yang berada dilantai 2. Itu suara Serra yang memanggil putrinya didepan pintu masuk. "KILLA, BRAMA NUNGGUIN KAMU DISINI SAYANG, CEPAT TURUN JANGAN LAMA-LAMA." suara Serra yang menggelegar itupun membuat Raka yang baru keluar dari kamar segera menghampiri istrinya yang sudah berpakaian lengkap hendak pergi menuju kantor.

"Sayang suara kamu berisik tadi!" sang kepala keluarga itupun memperingati sang istri.

"Maaf..." Meminta maaf didepan Brama kepada sang suami membuat Brama merasa hal ini kedepannya pasti akan terjadi padanya suatu saat nanti dimasa depan.

Ibu Syakilla merasa bahwa tindakannya tadi membuat sang suami mendadak bergerak cepat dan memberi kecupan singkat dibibirnya, tanpa mempedulikan keadaan sekitarnya.

Mendapat serangan tiba-tiba dipagi hari, ditambah didepan pacar putrinya membuat Serra malu, apalagi setelah melihat Brama yang menahan senyumnya karena melihat adegan tiba-tiba itu.

"Ish, kamu gak tau tempat apa! Ada Brama disini." kembali menatap sang suami, yang hanya menatapnya dengan penuh menggoda.

Raka hanya tersenyum sangat manis, setelah itu mengecup kening sang istri dan pamit untuk segera menuju kekantor. "Aku kekantor ya, kamu jangan kemana-mana." Melirik kearah Brama Raka juga berucap. "Om kekantor dulu, jaga Killa dan jangan ngebut dijalan."

Brama mengangguk, "siap om." sambil membuat gerakan tangan ok. Setelah itu Raka pun menuju mobil dan segera berangkat meninggalkan sang istri setelah mendengar jawaban Brama tadi.

Serra malu dilihat oleh Brama sekarang, wanita itupun langsung meminta maaf karena kejadian yang seharusnya tak pantas Brama lihat. "Maafin kelakuan Papanya Killa ya Brama, bunda gak tau kalau dia melakukannya didepan kamu."

SYAKILLADonde viven las historias. Descúbrelo ahora