33- Satu Persatu Hal Tak Terduga

29 1 0
                                    

-Ketika tak mampu untuk mengungkapkan, hal ini mampu aku perjuangkan.

Pada part ini kalian akan dibuat menganga selebar-lebarnya karena tak percaya dengan hal yang tak terduga wqwqwq!!

Okelah markicob, alias mari kita coba kuy!

*

Pria itu bergegas pergi dari rumahnya ketika baru saja ia melacak sebuah handphone seseorang yang saat ini sangat ia khawatirkan keadaannya. Pergi, dengan terburu-buru dari rumahnya menggunakan mobil pria itu tak henti-hentinya melihat handphone dan melacak kembali seseorang itu.

Menghidupkan mesin mobil, dia langsung menginjakkan gas mobil dengan kecepatan penuh. Handphone nya ia gantung didekat stir dan kembali melirik lokasi itu. "Kenapa, lokasinya menunjukkan dirumah sakit?" bergumam sambil menyetir mobil itu dengan buru-buru. Saat didekat lampu merah pria itu kesal dan membanting stirnya. "Sialan!" Pria itu menumbuk stir mobilnya sambil menghela nafas kasar.

Setelah lampu merah berganti menjadi lampu hijau, pria itu menginjakkan gas mobilnya lagi dengan kecepatan penuh. Sehingga kendaraan yang lain mengumpatnya karena tidak hati-hati dijalan yang notabennya banyak kendaraan. Pria itu tak mempedulikan umpatan dari pengendara yang lain. Yang dia ingin lakukan adalah segera sampai dirumah sakit itu.

Menempuh perjalan yang cukup melelahkan dan panjang, akhirnya pria itu sampai dirumah sakit, dengan terburu-buru dia segera turun dan mencabut kunci mobil tanpa mengunci pintu mobilnya dan berlari menuju resepsionis.

Dengan wajah penuh panik dia segera bertanya pada resepsionis itu. "Maaf, apa ada pasien yang baru masuk dirumah sakit ini?"

Resepsionis wanita itu menatapnya dan menjawab. "Mohon tunggu sebentar." lalu dia segera mengecek data-data pasien yang baru masuk hari ini.

Kepalanya menatap pria itu, "Ada 3 pasien yang baru masuk hari ini. Yang pertama atas nama Suganda harianto umur 43 tahun, Yemima Zaharani umur 31 tahun dan Naziva Razellana umur 18 tahun." Resepsionis itu kembali mengecek data-datanya dikomputer setelah dirasa benar resepsionis itupun menatap kembali pria didepannya kini.

"Ah-- saya cari Naziva Razellana ada dikamar nomor berapa?"

"Sebentar, Naziva Razellana ada dikamar flamboyan VIP nomor 26, lantai 2 paling ujung." Resepsionis itu kembali memberitahu dan tersenyum.

Pria itu pun langsung pergi setelah mengucapkan terima kasih, kakinya langsung naik kelantai 2 dan mencari ruangan itu. Setelah masuk dikoridor lantai 2 VIP hanya ada sekitar 6 kamar disana. Sisi kiri diisi 3 kamar begitu juga dengan sisi kanan yang sama mengisi 3 kamar juga.

Setelah mendapatkan kamarnya, langsung saja pria itu membuka pintu kamar Ziva dirawat dan masuk kedalam kamar tersebut. Memasuki kamar itu sepi menyambut hanya ada suara air keran yang menetes terdengar.

Mendekat kearah ranjang, pria itu menarik bangku yang tersedia dan duduk sambil mengambil tangan Ziva yang terbaring lemas tak berdaya.

Dipandangnya wajah itu lama-lama, hingga membuatnya semakin menggenggam tangan Ziva lembut dan diciuminya sesekali. "Kamu kenapa? Aku udah peringatin buat jangan ceroboh lagi, aku capek liat kamu yang selalu mencari perhatian sama orang kamu cintai, posisi aku dihati kamu itu apa? Aku juga capek nunggu kamu cinta sama aku. Berkali-kali kamu mengejar orang yang kamu cintai tapi hasilnya tetap sama yang kamu dapatkan hanya kosong dan tidak ada apa-apa. Kamu tau kalau Brama udah punya pacar, kamu tau kalau Brama udah mencintai orang lain, kamu tau hati Brama udah buat orang lain, tapi kenapa kamu masih aja paksain perasaan kamu ke dia." Pria itu berkata sambil mengelus kepala Ziva dengan gerakan pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SYAKILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang