☀️AlRa-04☀️

23.6K 3.9K 409
                                    

Yang bilang cerita ku kurang menarik ya maaf🙏 namanya juga bukan penulis terkenal hehe.

Tekan vote dan ramaikan komen, minimal tembus 60 lah.

Btw cerita Orang tua Haira udah aku publish, judulnya Childish Aman.

~~~~~

"Astagfirullah.." Haira sudah 4 kali istigfar selama dia di sekolah.

Alasannya apa? Karena Alam menangis lagi. Katanya dot nya hilang dan gak ditemukan dimana pun.

Saat ini Alam terus menarik tangan Haira, berusaha meminta Haira mencari keberadaan dot tersayanganya.

"Huaaaaa dot Alam ilaaaaaang..hiks..bantuin cariiii ayoooo huaaaaaa." Haira mengusap pelan wajahnya.

"Berisiik! Iya ini gue bantu!" Haira sudah bertanya pada beberapa teman sekelas mereka, tapi tak ada yang tau.

Dan mau gak mau kini Haira dan Alam mencari ke sekeliling sekolah, ini sudah jam pelajaran terakhir dan Guru juga sudah keluar kelas.

"Tadi lo tinggalin dimana!?" kesal Haira.

Alam sesenggukan, dia menggigit jari telunjuknya karena merasa takut tak bisa menemukan dot nya. "Jangan digigit." tegur Haira seraya menarik jari Alam keluar.

"Hiks..dot Alam ilang..hiks.." isaknya lagi.

Haira mendesah pelan, dia menjulurkan jarinya. "Gigit jari gue aja, ntar jari lo luka." celetuknya tenang.

Alam mengangguk, dia menggigit jari telunjuk kanan Hairan, dengan isakan yang tak hilang juga.

Mereka berjalan menuju kantin, disana Haira melihat ada Aro yang tengah memakan nasi ayam geprek.

"Woi! Arogan!"

"Uhuk!"

Aro tersedak sambel yang dimakannya, dia segera meraih teh pucuk harum didekatnya dan meminumnya cepat.

"Anjing lo! Gue kesedak!" maki Aro kesal seraya menjitak kepala Haira.

Tak!

"Ih! Aro jangan jitak Haira!" jerit Alam kesal kemudian memukul bahu Aro kuat.

Haira menatap Aro remeh, lihat dia punya pembela sekarang. Sementara Aro hanya mendecih pelan "Apaan sih? Ada urusan apa?" tanya nya malas.

"Dot si bayi monyet hilang, bantuin cari." titah Haira.

"Gue lagi makaaaaaan."

"Bodo amat! Cepet bantuin."

Aro mendesah pelan, dia memasukan sisa ayam geprek ke mulutnya semua, sampai kedua pipinya menggembung seketika.

"Kek ikan cakalang.." celetuk Haira santai.

Aro sontak melotot tak terima.

"Bercanda gue Ro, santai napa."

Akhirnya Aro ikut membantu mencari keberadaan dot si Alam, dibutuhkan juga waktu sampai jam 3 sore demi dot mini itu.

Tau dimana dot nya?

"ALAM BEGO! DOT LO DARI TADI DISINIIII!!"

Alam meringis mendengar jeritan Aro, yah salah dia juga sih, masa lupa kalau dotnya sebenarnya ada dibawah kursi kelas.

Waktu mereka terbuang sia-sia.

"Maaf.." cicit Alam sedih.

Haira mendesah pelan, dia menepuk kepala Alam pelan. "Lain kali jangan gitu ya, waterpark men."

Alam mengangguk, salah dia juga sih lupa ngeletakinnya dimana.

....

"Adeeeek, jenguk abang dong."

Haira baru pulang nih, baru juga masuk ke rumah mama nya udah berisik aja abangnya.

"Nanti." singkatnya.

Cakra merengut sebal, dia memeluk Haira erat. "Haira jahat! Jenguk abang jenguk abang!" rengek Cakra lagi.

"Iya nanti aja elah abang."

Cakra merajuk, dia melayang pergi meninggalkan Haira yang tak acuh saja. "Mending gue makan." gumamnya pelan.

Haira lapar, jadi dia lebih milih makan daripada sibuk mikirin abangnya yang tengah merajuk.

"Loh? Mama di rumah? Gak ke rumah sakit?" tanya Haira saat melihat mama nya di dapur.

Alena menggeleng. "Mama nunggu temen mama datang." jawabnya tenang.

Haira ber oh ria. "Oh iya Ma, papa nangis lagi tadi pagi." lapornya.

"Kenapa lagi?"

"Kangen mama katanya."

"Bilang sama dia, surat rujuk lagi mama buat, gausah drama."

Haira tersenyum senang. "Wih? Rujuk nih jadinya? Acieeeeee." goda nya senang.

Siapa yang gak senang kalau orang tuanya rujuk. "Berisik, sana ke kamar."

Haira tau, mama nya lagi salting makannya kayak gitu.

Dengan tawa menggoda Haira lari ke kamar, mimpi apa dia orang tuanya akan rujuk, wah nampaknya ini bukan mimpi.

Kring.

Haira merogoh kantung jaketnya, ponselnya berdering menandakan panggilan masuk.

"Loh? Mama? Halo ma, ada apa nelepon? Kan mama ada di dapur."

"Apa sih? Ngigau kamu? Mama di rumah sakit, papa kamu nge drop lagi jadi cepet ke rumah sakit."

Haira membeku, terlebih saat kikik an kuat khas kuntilanak terdengar dari arah dapur.

"Hihihihi hahahahahha."

Haira mendesah pelan, sialan dia di prank setan. Pantes, kan gak mungkin mama nya dengan mudah rujuk dengan papa nya.

"SETAN BANGSAT! LO GAUSAH NGIBULIN GUE!!"

"Hihihihihi."

Anjir sekali.

🕶☀️🕶

Bersambung😾

Alam Haira [Selesai]Where stories live. Discover now