☀️AlRa-10☀️

17.6K 2.9K 133
                                    

Aku lagi rada sibuk, jadi maaf kalau sempat cuma update 1 kali aja🙏

Tapi kalau komen tembus 100 kayaknya bisa aku up lagi hehe.

Tekan vote dan ramaikan komen yaaaa.

~~~~~~

Nyatanya, Haira tak tau apapun tentang Alam, apa makanan kesukaannya, apa warna favoritnya, apa benda kesukaannya.

Haira tak tau apapun, yang Haira lakukan selama 2 bulan dia bersekolah dan berteman dengan Alam dan Aro, Haira hanya sebatas mengenal mereka.

Alam juga terlihat menutup diri dari Haira.

Siang ini, sepulang sekolah seperti biasa, Haira punya rencana lain.

Dia akan mengajak Aro dan Alam pergi ke Pantai, hanya untuk refreshing sejenak.

"Alam, lo mau ikut gak?" Alam yang tadinya sedang membereskan bukunya ke dalam tas sontak menoleh.

Siang ini Alam nampak mengenakan headband putih. "Mau kemana?" tanya nya.

Haira tak menjawab, dia malah mengelus pipi chubby kemerahan Alam dan mencubitnya pelan.

"Alam..kenapa sih, lo bisa seimut ini?"

"Gatau, tanya Mami aja kalau gitu."

Haira terkekeh pelan, dia mengusap pelan rambut Alam. "Mau ikut ke pantai gak?" Alam membeku mendengar kata pantai.

Dia diam sejenak, nampak berusaha menenangkan deru napasnya, lalu mendongak dan memberikan senyum manisnya pada Haira.

"Mau, Alam mau ikut." senyum Haira sontak mekar saat itu juga, dia memeluk Alam erat dan mengusap punggungnya.

"Gue beruntung, bisa ketemu dan jadi teman sama lo dan Aro." bisik Haira lembut.

Jantung Alam bergetar, dia shock.

Entahlah, ucapan Haira membuatnya bahagia tanpa sebab. Bibir Alam bergetar pelan, dia menahan tangis yang bisa merusak suasana saat ini.

Alam mengeratkan pelukannya. "Harusnya Alam yang bilang beruntung, bisa ketemu Haira." bisiknya bergetar.

Bagi sebagian orang, Alam ini hidupnya sangat bahagia, orang tua yang sangat menyayanginya, saudara yang menjaga nya.

Tapi tak ada yang tau, kalau kehidupan sekolah Alam dari SD sampai SMA tak pernah baik.

Puncaknya, adalah satu tahun yang lalu.

Alam..lelah..tapi dia tak menyerah walau bully an terus saja dia terima dari sekitar.

Alam ini sempurna, namun saking sempurna nya dia, tak ada yang mau mendekati nya.

Hanya Aro saja, dan itu pun jarang sebab Aro adalah Ketua Osis.

Sebenarnya, hidup Alam ini penuh dengan misteri, Haira akan merasa pilu saat mengetahui semuanya.

Tapi bukan sekarang, Alam tak siap jika Haira menjauhinya.

....

Haira tersenyum senang melihat bahagia nya Alam bermain di bibir pantai, mereka mengganti pakaian saat sampai di pantai.

Aro sendiri, malah terlihat sedih.

"Lo kenapa? Kok malah sedih?" Aro menoleh singkat, kemudian berjongkok dan mengukir sesuatu di pasir pantai.

"Gue..punya kenangan pahit di pantai.." lirihnya pilu.

Haira terkesiap, mampus. "Ro maaf, gue malah ajak lo ke pantai." ujar Haira merasa bersalah.

Aro tertawa pelan. "Gak papa, kan gue juga yang mau." tatapan mata Aro kembali fokus pada Alam yang sedari tadi hanya tertawa riang.

Air mata mengalir pelan dipipinya, Haira kan jadinya panik.

"Ra..hiks..gue mohon lo jaga Alam ya..hiks..gue bukan teman yang baik bagi dia.." isak Aro pilu, dia masih menangis disana.

Dan Haira tak tau harus bereaksi apa.

"Lo teman yang baik juga kok, buktinya Alam ngenalin lo ke gue."

"Enggak Ra..hiks..gue bukan teman yang baik!..gue..hiks..gue teman yang jahat..hiks..gue bahkan jahat banget sama Alam Ra..hiks..gue jahat..hiks.."

Kan sudah Haira bilang, dia benci melihat orang menangis, perlahan gadis itu menyeka air mata Aro dan mengelus rambutnya.

"Lo baik, gue tau lo baik Aro. Lo lupa ya kalau gue ini indigo."

Aro tertawa pelan, dia mengangguk pelan mendengar ucapan Haira.

Sementara Alam disana, hanya mampu memandang mereka dengan tatapan sendu.

"Kenapa sih..Aro terus berusaha deketin Haira..padahal kan Haira itu milik Alam.." lirihnya sedih.

Alam memandang lautan lepas, angin menerpa wajah dan rambutnya.

Alam memejamkan matanya sejenak dan merentangkan tangannya, membiarkan dirinya bebas sejenak dari lelahnya hidup.

Sebenarnya, baik Alam dan Aro itu bagai 2 burung yang berbeda.

1 mengatakan dia sangat bersemangat, sementara yang lainnya mengatakan jika dia lelah.

Yang 1 ingin terbang bebas, namun yang satunya tetap mau tertahan ditempat.

Dan Haira, berusaha menyeimbangkan keduanya.

"Haira"

Haira menoleh ke arah Mahen, sosok roh yang baru-baru ini terus mendekatinya, tapi maksudnya baik kok.

"Ada apa Mahen?" tanya nya.

Mahen menatap ke arah Alam lekat, kemudian tersenyum. "Kamu harus jaga anak itu, jiwanya terlalu murni dan rapuh untuk kembali dirusak."

Haira ikut menatap Alam yang masih merentangkan tangannya, memang...Haira merasa semua aneh.

Dan dia akui jika jiwa Alam memang sangat murni, bersih dan sangat polos.

Namun ada keretakan dalam jiwanya, Haira berusaha memperbaiki keretakan itu sebelum melebar dan jiwanya malah berantakan.

Haira sudah menemui banyak kasus, tentang banyaknya laki-laki yang mengalami gangguan mental.

Itu semua karena beban pikiran yang terlalu berat dipendam sendiri, dan tekanan dari sekitar.

Haira tak mau Alam jadi rusak, Haira akan berusaha menjaga nya, selayaknya menjaga mutiara agar tak jatuh dan rusak.

Alam se berharga itu, akan sangat disayangkan jika Alam rusak dan jiwanya hancur.

Karena sekali saja jiwa yang murni hancur, maka hancur lah semuanya.

🕶☀️🕶

Bersambung😾

Kalian komennya cepetan ya:)
Soalnya mau boom up nih hehehe, udah mau masuk konflik pertama.

Alam Haira [Selesai]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ