☀️AlRa-Selesai☀️

21.1K 2.8K 221
                                    

Hai semua, hiatus gak ya, aku juga bingung nih.

~~~~~

Alam mengajak Haira untuk duduk sebentar di Taman, sore ini Haira diperbolehkan untuk pulang dan sebelum pulang mereka mau duduk dulu di Taman.

"Ra..."

"Eum?" Haira menatap Alam dengan tatapan dalam, Alam sendiri tampak sedikit gugup.

Haira mengeratkan pegangannya di tangan Alam, dia menanti apa yang mau Alam katakan. "Apa Lam? Lo mau bilang apa?" tanya Haira pelan.

Alam menunduk pelan, dia sedikit ragu. "Tangan kamu..dingin banget Ra." bisik Alam lirih.

Haira tersenyum mendengar hal itu, dia mengusapkan punggung tangan Alam ke wajahnya. "Tapi saat genggam tangan lo, jadi hangat." bisik Haira lembut.

Sontak pipi Alam memerah, dia malu, dan tak terbiasa dengan sisi Haira yang seperti ini. Bisa memicu kinerja jantung Alam berdetak lebih kencang dari biasanya.

Alam menggigit bibir bawahnya pelan. "Kamu nih..suka banget sih buat aku malu.." cicitnya.

Haira tak tahan, dia gemas sekali.

Dicubitnya pelan pipi Alam, pipi chubby kemerahan milik kekasihnya itu selalu berhasil membuat Haira gemas dan geram.

"Tangan kamu kok dingin sih?" heran Alam, tumbenan tangan Haira sedingin ini. Biasanya tangan Haira itu hangat dan Alam suka menggenggamnya.

Haira tak menjawab, dia tersenyum tipis. "Lo gimana, kalau gue gak ada?" Alam terdiam, dia menatap Haira tak suka.

"Apasih? Kok pertanyaan nya kayak gitu." rengut Alam tak suka.

"Ya, gak papa. Gue kan cuma tanya."

"Ish, gamau kalau gak sama Haira."

"Kalau gue mati?"

Alam menarik tangan Haira dan memeluknya erat, berusaha mengenyahkan rasa takut akan kehilangan yang merayap di hatinya.

Wajah Alam pucat, dia benar-benar takut akan ucapan Haira, kenapa harus membahas soal kematian, Alam tak suka.

Selain karena dia bukan anak indigo, Alam pasti akan kesepian lagi karena tak adanya Haira disebelahnya.

"Haira jangan gitu..Alam gak suka dengernya." bisik Alam gemetar.

Haira mengelus punggung kekasihnya itu perlahan, lalu mengecup bahu Alam. "Maaf, gatau kenapa tapi gue ngerasa, hidup gue gak lama lagi."

"Iih jangan ngomong kayak gituuuu!"

"Itu cuma perasaan gue doang kok."

Alam mengangguk. "Jangan tinggalin Alam.." bisiknya lirih.

Haira tak menjawab, bagaimana dia bisa menjamin kalau dia tak akan meninggalkan Alam, kematian saja tidak bisa ditebak kapan datangnya.

Haira hanya mampu meyakinkan dirinya kalau dia tak apa-apa, walau sekarang tak ada lagi saudara nya yang biasa membantu Haira.

Tapi masih ada Cakra dan Mahen, Haira pasti tak akan kenapa-napa, jika pun terjadi sesuatu maka itu memang sudah ditakdirkan akan terjadi.

"Gue sayang sama lo..banget.."

"Alam juga.."

Haira, hanya perlu meyakinkan diri untuk tetap disebelah Alam.

Sampai ajal yang tak bisa dia prediksi kapan datangnya.

Istilahnya, berjodoh dengan Alam atau malah berjodoh dengan Maut.

Sama-sama tak bisa diprediksi sama sekali.




















🕶☀️🕶

AlRa-Selesai

Jujur nyelesaikan cerita ini ditengah masalah dan mood yang hancur itu gak mudah hahahaha.

Beneran perjuangan sih namatin Alam Haira ini.

Alam Haira [Selesai]Where stories live. Discover now