☀️AlRa-26☀️

13.1K 2.4K 101
                                    

Hai semua, Ryn disini.

Tekan vote dan tembuskan 70 komen.

~~~~~

Haira menahan senyum gemasnya, sebelum dirapihkan rambut Alam berponi dan sangat fluffy, namun setelah dirapikan.

Dia tak berhenti menutupi dahi indahnya yang terpampang setelah dipotong tadi.

"Jangan ditutupi terus." Haira menarik tangan Alam agar tak menutupi dahinya lagi. Tapi Alam merengek sembari menghindar.

Kekehan ringan Haira berikan. "Baby,"

"Aaaaa ndak mau ihh, jelek banget tauk." rengeknya sebal, bibir ranumnya mengerucut lucu.

Haura tertawa lagi, dia memakaikan topi putihnya ke kepala Alam lalu merengkuh pinggangnya.

"Alam tetap manis dan imut, jangan insecure atuh."

"Ish.."

"Babyy."

"Tauk ah."

Haira menjawil pelan hidung Alam dan mereka berjalan di sekitar taman yang tak terlalu ramai sore ini. Alam menyender dibahu Haira sembari menyembunyikan pipi meronanya.

"You are my sunshine honey.." bisik Alam penuh ketulusan dan beruntung Haira tak dengar bisikan nya.

"Mau jajan apa?"

"Susu!"

"Susu terus ya, bayik."

Alam mengerucut sebal. "Alam bukan bayik!"

"Bayik, bayiknya gue."

Haira mengelus pipi chubby Alam dan menciumnya singkat. "Lam."

"Eung?"

"Lo tau, gue sayang banget sama lo."

"Tau kok, Alam juga sayang sama Haira."

Haira tersenyum sendu, dia tak memberikan gelang pemberian Aro pada Alam. Haira tau itu gelang apa, Haira menyimpan benda itu untuk dirinya sendiri.

Dia tak akan membiarkan petaka mendekat pada Alam lagi.

"Lo duduk disini, biar gue beliin susu nya." Haira mendudukan Alam di bawah pohon yang rindang. Alam nurut dan duduk dengan tenang disana.

"Jangan kelamaan."

"Iya baby."

Alam mengangguk, dia menatap punggung dan helaian rambut Haira yang sedikit berkibar diterpa angin, Alam menekuk kakinya dan memeluknya.

"Kenapa...Haira terasa sangat jauh.." bisiknya lirih, dia masih menatap Haira.

Seolah sekali saja pandangannya teralihkan, maka Haira akan hilang dari penglihatannya.

"Aku beruntung sekali.." benar, Alam beruntung mendapatkan Haira dan menjadi orang yang berhasil mendapatkan hatinya.

Alam memejamkan matanya, menikmati sapuan angin sore hari ini.

Sementara di tempat Haira saat ini, dia merasa ada sesuatu yang aneh dan jahat di sekitarnya.

Haira diam sejenak, dia berbalik menatap Alam yang masih duduk dibawah pohon tadi.

"Something feels weird.." bisik Haira, dia..ah ada sesuatu yang aneh disini.

Seperti ada yang mengawasinya dengan tajam, dan seperti dijadikan target. "Abang..." bisik Haira, dia teringat pada abang-abangnya.

Baik Mahen yang sudah bangun dari tidurnya, atau pada Jamal dan yang lainnya.

Kemana mereka, kenapa tak muncul saat Haira panggil. "Abang.." bisik Haira lagi.

Dia merasa takut, Haira tak pernah merasakan perasaan takut seperti ini.

"Kau bodoh ya." Haira berbalik, tatapan matanya tertuju pada sosok kembaran Aro yang berdiri di sebrang jalan.

Tatapan mata Haira sontak kosong begitu pandangannya bertemu dengan Ara, Ara menyeringai.

Ini yang dia tunggu, untung saja Aro menuruti permintaannya untuk memberikan gelang itu, memudahkan Ara untuk mengusik pikiran Haira.

"Kau, seperti Papa mu ya. Bodoh dan mudah dirasuki kalau tak ada yang menjagamu." cemohnya.

"Kemari kau, menyebrang sekarang."

Haira menurut, dia menyebrang jalan tanpa melihat sekitar, karena pikirannya hanya patuh pada suara gadis itu.

Memang begini, Haira tak sekuat yang dikira. Dia memang kuat fisik namun lemah jiwa, Haira kuat hanya karena Jamal dan yang lainnya selalu disekitarnya.

Tapi saat ini, Haira hanya sendiri.

"Terus berjalan sampai kesini."

Haira mengangguk, kakinya sudah menyentuh trotoar dan turun ke aspal jalan.

Jalan taman cukup ramai, dan klakson tak bisa membuat Haira tersadar.

TIN! TIN!

Sedang putih melaju dari arah kirinya dengan sangat cepat.

"HAIRA!!"

BRUGH!!

Aaaa, apakah Alam pernah berkata jika dia sudah mencintai seseorang, dia akan mengorbankan dirinya?

Jika belum, maka ini adalah buktinya.

Darah menetes di aspal sore ini, Alam memeluk erat tubuh Haira dengan kepala yang sama-sama mengeluarkan darah.

Alam melindungi tubuh Haira dari hantaman mobil namun tetap saja keduanya terluka.

Matanya meredup, dia tersenyum tipis melihat wajah cantik Haira yang ada dipelukannya.

"Pergi bareng..aja.." lirihnya, sebelum kegelapan menyerang.

Jalanan sore itu ramai, dengan teriakan histeris dari para pengunjung taman.

🕶☀️🕶

BERSAMBUNG.

Alam Haira [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang