☀️AlRa-09☀️

18.5K 3.1K 150
                                    

Komen minimal 100 buat up lagi🙏

2 chapter sebelumnya bahkan gak tembus 50:)

Tekan vote dan ramaikan komen kalau mau up lagi.

~~~~~

Jam pelajaran olahraga mereka masuki, Haira yang memang jago dalam bidang ini. Seharusnya dia ikut dalam permainan volli, tapi Alam tak me ngizinkan nya.

Alam menahan tangan Haira sedari tadi.

"Kenapa sih? Gue mau ikut main tau." keluh Haira.

Alam menggeleng, dia mengeratkan pelukannya ditangan Haira. "Ntar kalau Haira main, Alam sendirian gak ada temen." cicit Alam takut.

Haira mendesah pelan, dia mengelus rambut Alam pelan. "Yaudah, kita ke kantin aja." ajaknya memberikan keputusan akhir.

Alam mengangguk pelan, mereka berdua bangun dan berjalan menuju kantin.

Tak memperdulikan tatapan dari teman sekelas mereka, sudah biasa juga sih.

"Lo kenapa gamau ikut olahraga?" tanya Haira.

Alam memilin ujung sweaternya pelan, kemudian menjawab. "Badan Alam itu lemah, gampang sakit jadi Bunda gak izinin Alam olahraga gitu."

"Oh, Bunda lo yang namanya Dira Kanaya itu ya?"

Alam mengangguk. "Iya, kok Haira bisa tau?"

"Kemarin gue nolong bunda lo."

"Waahh, makasih ya Haira."

"Santai aja."

Keduanya berjalan bersama menuju kantin, dan kebetulan sekali ada Aro disana yang lagi makan nasi ayam geprek kesukaannya.

Senyum Aro langsung pudar, dia mendecih lirih. "Yo, Arogan." sapa Haira begitu duduk di berhadapan dengan Aro.

Aro mendongak, dia tersenyum tipis sebagai jawaban. "Aro, lo makan kayak anak kecil." dengan sadar Haira menyeka sisa sambal disudut bibir Aro.

Membuat Alam dan Aro sendiri terpaku sejenak, Alam yang tak suka pada perhatian Haira pada Aro, sementara Aro yang semakin berdebar dibuat Haira.

"Ya santai dong, gue kan makannya buru-buru." elak Aro menutupi kegugupannya.

"Halah."

Alam masih memeluk lengan Haira, dia benar-benar tak mau Haira lepas dari pegangan dan kawasannya.

"Lo gak mau makan apa Lam? Gue jarang lihat lo makan."

Alam diam, kemudian menjawab.

"Aku di buatin bekal sama bunda, kata bunda gak boleh makan sembarangan."

Haira langsung ber oh ria, dia mengangguk pelan. "Ini orang, Ketua Osis apaan nih. Bukannya ngerjain tugas malah ngapel sama cewek."

Aro, Haira dan Alam langsung menoleh ke sumber suara, seorang remaja yang menjabat sebagai Wakil Ketua Osis datang.

Namanya Biran. Cowok ya.

Aro mendelik. "Gue gak ngapel, gue makan dulu." ketus cowok berkacamata itu.

Biran mengibas pelan, dia beralih pada Haira dan hanya menatapnya sekilas.

"Yaudah, cepetan balik ke ruang osis."

"Iya, berisik lo. Urus aja pacar lo itu, buat masalah terus."

"Ya santai, pacar gue kan cuma membela diri."

"Iya, gak kayak lo yang bisanya cuma dance doang, kalah sama pacar lo."

Biran mendelik tajam, dia memang suka dance dan termasum Male Submissive.

Yang tau rahasianya hanya kekasihnya saja, kekasih terpaksa lebih tepatnya.

Tapi tak apalah, Biran menikmati waktunya bersama Zavanya, gadis dominan anak pindahan dari Bandung 3 bulan yang lalu.

Walau gadis itu sangat pendiam dan terkesan dingin, tapi kalau bersama Biran dia bisa jadi sosok yang sangat hangat dan romantis.

Biran suka saat gadis itu merengkuh pinggangnya dan mulai mendominasi dirinya.

Sayang, Biran terpaksa jadi pacar Zavanya, karema gadis itu terus dikejar mantan.

"Biran, kamu lama sekali." Biran menegang saat lengan indah Zavanya merengkuh pinggang ramping Biran.

Biran menunduk spontan menutupi rasa malunya.

"Jangan disini, ayo ke tempat lain." ajak Biran cepat sembari menarik lengan Zavanya.

Kegiatan keduanya ditonton Alam, Haira dan Aro.

Mereka pura-pura gak lihat aja, ntar Biran malu kalau mereka cie-cie in.

🕶☀️🕶

Bersambung😾

Alam Haira [Selesai]Where stories live. Discover now