13. Pasangan sempurna

1.3K 58 10
                                    

Kedua manusia berbeda gender itu berjalan beriringan dengan sang lelaki yang terus menggenggam erat tangan gadisnya. Pasangan yang sempurna, setidaknya itu lah yang bisa para mahasiswa deskripsikan ketika melihat pasangan bak dewa dewi itu. Namun di balik itu semua banyak isu tak sedap yang menyertainya. Leana melepas kasar tangannya yang digenggam Nalendra membuat lelaki itu mengernyit heran.

"Aku ke kelas dulu."

"Ayo aku antar."

Leana berdecak dan menatap Nalendra datar, "Ini kampus Al, bukan medan perang! Aku bisa pergi sendiri." seru gadis itu dan segera berlalu pergi, Nalendra terdiam dan menatap kepergian gadisnya dengan raut wajah yang tak terbaca. Ia sudah menuruti keinginan Leana untuk merahasiakan segalanya, apa itu tidak cukup?

Lelaki itu melihat arloji nya dengan gaya khasnya yang membuat para kaum hawa maupun adam terpesona olehnya. Tak sedikit orang yang tidak mengagumi pesona dari seorang Nalendra, namun pemilik iris biru hanya itu menatap satu gadis dalam hidupnya. Lelaki itu berbalik pergi setelah melihat Leana telah bersama sahabatnya, sebentar lagi ia ada meeting.

"Kenapa lo pincang gitu? Pasti habis dinas ya," celetuk Hellena ketika melihat sahabatnya yang berjalan sedikit pincang.

Leana mendengus, sahabatnya yang satu ini memang beda, "Iya 24 jam non stop!" jawabnya yang mendatap pekikan heboh dari gadis itu.

"Anjir ganas juga lo!"

Plak!

"Aduh main geplak aja lo!" ringis Hellena ketika kepalanya di pukul oleh Leana. "Biar lo waras dikit!"

"Gue waras kok sayang," Hellena mengerling dan hanya di balas tatapan jijik oleh Leana, lalu keduanya terbahak. "Tapi serius lo habis dinas?" tanya Hellena lagi dengan raut wajah yang serius.

"Lo nanya sekali lagi gue gampar mulut lo! Nggak lah gila, kalau sampai mending ke neraka gue sekalian!"

Hellena bergidik ngeri, "Lalu kenapa jalan lo pincang?"

"Kayak lo nggak tau aja!"

"Psychopath anjir! Kalau gue jadi lo mungkin dah bundir gue!"

Leana menoleh lalu terkekeh, "Nasi masih enak, lagian nggak mau gue bundir muda suami aja belum punya!"

"Belum punya kata lo! Mau nikah sekarang juga lo ada, noh si Nalendra!" Hellena terbahak melihat tatapan ngeri sahabatnya, masa depan di depan mata malah nihil katanya.

"Najis!"

"Awas jadi cinta lo!"

"Demi para planet yang selalu mengitari matahari, nggak bakal gue jatuh cin-"

"Hallo Ana.."

Keduanya terhenti dan menatap aneh pada seseorang yang tiba - tiba saja menghentikan langkah mereka. Hellena menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lalu menoleh pada sahabatnya yang terlihat mengerling sambil tertawa.

"Jangan macam - macam lo!" bisik Hellena pada Leana ketika merasa ada hal buruk yang akan terjadi.

"Cuma satu macam kok," jawabnya lalu maju untuk mendekati lelaki yang memanggil namanya Ana tadi. Hellena menarik tangan sahabatnya namun disentak kuat, ia pun meringis pelan Leana ini bar - bar sekali. Kenapa gadis ini suka sekali mencari masalah?

"Jangan cari masalah bego, ayo kita ke kelas!"

"Tunggu Hellena, biar gue selesaiin ini dulu," jawab Leana seraya tersenyum miring, lalu maju dan mendekati lelaki itu. Tangannya terangkat dan menyentuh pelan pipi Melvian yang membuat empunya tersenyum senang.

"You're very handsome baby," bisik Leana seraya tertawa kecil.

Lelaki bernama Melvian itu terkekeh seraya menyugar rambutnya ke belakang, seorang Leana dihadapannya ini begitu menantang.

Dendam dan Siksa PerjodohanWhere stories live. Discover now