Membersihkan Rumah

26.4K 2.1K 172
                                    

Aku mengambil kain di dalam rumah untuk membungkus bangkai Samson. Sementara Reyhan sedang menggali tanah di dekat deretan pot tanaman keladi.

"Lu bilang si Samson dari pagi kagak pulang, kan?" tanya Reyhan.

"Iya." Padahal jawabanku tadi pagi itu hanya bohong, tapi kenapa malah kejadian.

"Aneh gak sih, kalau beneran baru pagi ini doang ilang, kok bisa belatungan gitu?"

"Iya juga."

"Sepengetahuan gua nih, proses pembusukan itu perlu beberapa hari. Biasanya, kucing yang baru mati itu, badannya kaku dan keras."

"Apa mungkin karena kesekap di dalem mobil, jadinya proses pembusukannya lebih cepet gitu?"

"Suhu dan kelembabab udara emanb bisa sih mempercepat pembusukan. Tapi gak secepet ini juga harusnya."

"Dah sekarang kubur dulu aja. Gua pusing baru balik ke rumah udah disambut beginian." Aku melengkah mendekati mobil. Kemudian membungkus bangkai Samson. "Tutup hidung, Han!" Aku berlari ke arah Reyhan sambil menahan napas. Ia pun menyingkir dan menjauh sambil menutup hidung.

Bergegas aku memasukan bangkai Samson ke lubang galian, lalu menutupnya. Tak menyangka kucing kesayangan ibu harus pergi secepat ini.

"Oh ya gua baru inget, biasanya kucing kalau mau mati dia cari tempat tersembunyi gitu. Biar gak diliat sama majikannya," ucap Reyhan.

"Beberapa hari lalu Samson masih sehat-sehat aja, Han."

"Bisa pas lu tinggal dia sakit."

"Kan dikasih makan sama Pak Ryan."

"Tetep ah, menurut gua ada yang aneh. Gimana caranya kucing segede itu masuk ke dalam mobil yang dikunci."

"Lu bilang tikus bisa masuk juga."

"Tapi itu kucing, Lang. KUCING! Badannya berkali-kali lipat dari tikus. Coba lu pikir aja, dia masuk lewat mana."

"Jadi maksud lu ini ada kaitannya sama kejadian di perumahan." Aku bisa menebak jalan pikiran Reyhan.

Ia menggangguk. "Momennya terlalu pas. Pas lu sampe rumah."

"Apa ini kaya bentuk ancaman?"

"Bisa jadi."

"Duh! Gua baru mau tidur di rumah, Han. Lu malah bikin gua parno."

"Tidur di rumah gua aja!"

"Gak! Pokoknya malem ini gua bakal tidur di rumah. Apapun yang terjadi."

"Kalau lu kenapa-napa gimana?"

"Kalau besok pagi gua gak ada kabar. Lu dateng ke sini aja. Takutnya gua dah keburu busuk."

"Jangan ngomong gitu, Lang."

"Gak tau dah, Han. Rasanya gua dah bener-bener capek sama teror-teror itu."

"Semangat, Lang! Gua bakal ngebantu lu. Tenang aja."

"Itu yang gua takutin, Han. Lu nanti ikut keseret. Kaya kejadian kemaren."

"Gak apa-apa, selama gua bisa bantu lu."

______

Reyhan sudah pulang ke rumahny, aku pun mulai membersihkan rumah. Tempat pertama yang kubersihkan ada ruang tamu dan tengah. Banyak debu yang menempel di perabotan.

Kemudian, aku bergeser menuju dapur. Mata ini terbelalak, saat melihat dapur yang berantakan. Perabotan dapur sudah berserakan di lantai. Keramik berwarna putih pun sudah berubah kecokalatan.

Tujuh Hari Setelah Ibu Pergi [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang