Chap 7

5.6K 162 0
                                    



Anna turun dari mobil, menginjakkan kakinya di jalan yang mengarah langsung menuju rumah itu. Di hadapannya kini ada sebuah rumah yang sangat besar. Di sisi kanan dan kiri rumah itu terdapat pepohonan menjulang tinggi dan lebat. Tidak hanya itu, di sekelilingnya ada banyak sekali penjaga berpakaian jas serba hitam. Mereka ada di mana-mana, menyebar di seluruh sisi rumah itu.

Bibir Anna dibuat melongo dengan setiap penjagaan ketat di rumah ini. Padahal saat dalam perjalanan Anna sudah menyusun rencana untuk dirinya melarikan diri, tapi melihat kondisi rumah yang penuh dengan penjaga, apa dia masih memiliki kesempatan?

Anna meringis cemas, baiklah lupakan sejenak soal penjaga. Anna bahkan tidak tahu seluk beluk tempat ini, di sekeliling rumah ini hanya ada pepohonan lebat. Tidak terlihat peradaban manusia lainnya, mungkin jika Anna keluar dari gerbang hitam itu yang akan pertama kali ia temukan adalah binatang buas.

"Ayo, ikuti aku."

Anna menoleh, ucapan lelaki itu membuyarkan lamunannya. Anna berjalan lambat mengikuti ketiga lelaki di depannya. Beberapa penjaga di sisi rumah menatap Anna dengan penasaran.

"Siapa wanita ini?" tanya bibi Emily yang baru datang dari arah dapur. Anna melirik bingung, tapi tidak tersenyum atau berniat memperkenalkan dirinya.

"Wanita yang bos beli."

Anna melirik ke lelaki itu kesal. Kenapa dia harus mengulang-ulang ucapan itu dari tadi.

Anna dapat melihat wanita paruh baya itu sedikit terkejut.

"Armand membeli wanita? Dia bahkan tidak pernah mengajak seorang wanita ke sini."

Ya, itu dia, Armand, lelaki yang membeliku Ucap Anna dalam hati.

"Kau bawa dia saja ke kamar."

Bibi Emily pun mengangguk. Tangannya terulur mengajak Anna dan menggandengnya. Walau kikuk Anna tetap meraih tangan Emily dan ikut berjalan mengikuti langkah wanita itu.

Anna di bawa ke sebuah kamar di lantai dua. Rumah ini hanya ada dua lantai tapi biarpun begitu luas rumah ini benar-benar tak main-main.

"Siapa namamu?" tanya Emily.

"Anna." Jawab Anna singkat.

"Anna, kau bisa istirahat dulu dikamar ini sampai menunggu Armand datang." Bibi Emily membuka pintu kamar bercat putih.

Anna melihat isi dalam kamar itu, tampak sangat rapi dan bersih. Sekali lagi, ini jauh dari bayangannya. Walaupun bingung dengan apa yang terjadi, Anna tetap masuk.

Saat sudah selangkah masuk kekamar itu, Anna melihat bibi Emily mengambil sebuah kunci yang digantungkan di sisi tembok.

"Istirahat lah." Ucap bibi Emily lalu mengunci kamar itu dari luar.

Anna pun reflek berlari tapi pintu itu sudah lebih dulu di tutup.

"Maaf, tapi aku diperintah untuk melakukan ini."
Ucap bibi Emily.

Anna hanya bisa terdiam mendengar itu. Membuang nafasnya pelan, ya, ini baru benar. Sesuai bayangannya, pasti dirinya akan di kunci dan tidak di perbolehkan untuk keluar. Walaupun tempat ini jauh lebih baik dari tempat kotor dan penuh tikus yang selama ini dia pikirkan.

Anna juga mencoba mengerti bibi Emily. Wanita itu pasti tidak punya pilihan lain. Semua yang ada di rumah ini adalah anak buah Armand dan mereka pasti selalu mengikuti perintah tuannya. Dan mungkin nantinya dia juga akan sama seperti itu.

Anna melihat seisi kamar. Kamar yang terbilang besar untuk di tinggali satu orang. Dindingnya bercat putih, kamar ini juga lengkap dengan segala perabotan yang Anna yakin harganya juga mahal. Mengingat bagaimana indahnya dan besarnya rumah ini, membuat Anna juga yakin, kalau harga dari setiap barang-barang di rumah ini pasti bernilai jutaan.

The Billionaire PrisonWhere stories live. Discover now