Baiklah Anna. Tinggal sebentar lagi. Ucap Anna dalam hati tepat sesaat mobil yang ia tumpangi berhasil melewati gerbang utama. Helaan nafas panjang terdengar. Bukan merasa lega dirinya malah semakin tersiksa karena rasa gugup yang semakin membeludak keluar. Beruntung dia cukup ahli dalam hal berpura-pura, jika tidak mungkin Vivian akan curiga.
Anna melihat jam di pergelangan tangannya. Masih ada waktu satu jam lagi, itu sudah lebih dari cukup untuk membuatnya sampai di sana tepat waktu. Anna akan berusaha sebisa mungkin untuk memanfaatkan waktu yang ada. Tak akan ia sia-sia kan lagi. Selama di perjalanan Anna terus diam. Matanya melihat keluar seolah pemandangan yang ada begitu menghipnotisnya hingga ia tak berkutik, tapi yang sebenarnya terjadi dirinya hanya sedang berpikir. Berpikir dan berdoa agar hari ini berjalan lancar. Tanpa di rasa waktu berjalan cepat. Sudah lebih dari 30 menit Anna menghabiskan waktunya.
"Mam."
Panggilan Vivian membuat Anna tersadar. Wanita itu mengerjap lalu menatap Vivian yang duduk di kursi depan.
"Ya?"
Vivian terdiam cukup lama, "Tuan bilang kita harus sampai di rumah pukul 6." Ujar Vivian sambil melihatnya.
Kening Anna reflek mengkerut, walaupun seperkian detik berikutnya Anna langsung paham. Walaupun Armand bertingkah seolah menyerahkan segala keputusan padanya nyatanya lelaki itu pasti tetap akan menyelipkan batasan-batasan baru yang semakin membuatnya tertekan.
"Kau jangan khawatir sepertinya Armand tidak akan pulang lagi malam ini. Kalau dia bertanya kau bisa jawab saja kalau aku pulang tepat waktu." Jawab Anna seadanya.
"Mam. Apa kau sudah mendengar?"
"Apa?"
"Semalam gudang terbakar."
Anna langsung menoleh. "Hah?" Pernyataan Vivian tentu saja membuatnya terkejut.
"Semalam tuan langsung menuju kantor setelah mendapat kabar kalau gudang terbakar."
Anna kembali membisu. Kenapa ia baru mengetahui semua ini. Jadi ini yang membuat Armand tidak pulang semalam. Lelaki itu pasti sibuk menyelesaikan masalah ini.
"Lalu apa yang terjadi?"
"Beruntung api tidak menyebar. Jadi sekarang semua sudah baik-baik saja."
"Syukurlah." Seketika Anna mengingat percakapannya dengan Armand di telepon. Lelaki itu pasti masih sangat lelah saat itu.
"Vivian. Mulai sekarang bisa kau laporkan padaku semua hal yang berkaitan dengan Armand. Apa saja yang terjadi padanya, yang terjadi di kantor atau apapun itu. Aku ingin mendengar semua yang berhubungan dengannya." Ucap Anna lalu matanya melirik Vivian yang duduk di depan, "Apa kau mengerti?"
"Baik mam."
Ponsel Anna tiba-tiba saja berbunyi. Ada panggilan masuk dari nomer tak di kenal. Matanya melirik Vivian. Wanita itu terlihat sibuk menatap layar ipad. Anna pun langsung menempelkan ponsel nya itu ke telinga.
"Jalanan akan di tutup. Kau berjalan lah."
Tut...
Kening Anna mengkerut. Belum selesai dengan keterkejutan nya tiba-tiba mobil yang di tumpanginya berhenti secara mendadak. Tubuhnya pun reflek tertarik ke depan.
YOU ARE READING
The Billionaire Prison
Mystery / Thriller[Budayakan VOTE Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 📌 "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertinggal." Ucap tegas lelaki jangkung dengan rahangnya yang mengeras. "Baik sir, tapi bagaimana dengan w...