Chap 38

2.6K 99 8
                                    

"Kalian akan pergi?"

Langkah kaki Armand seketika berhenti, membuat Tao yang tengah berjalan di belakangnya pun ikut menghentikan langkahnya.

Lelaki itu berbalik dan mendapati Anna sedang berdiri beberapa langkah di belakang mereka. Tangannya memegang satu gulungan benang berwarna cokelat sedangkan satu tangannya yang lain memegang jarum yang lumayan besar. Anna ikut melirik ke arah yang sama, pada buntalan benang yang ada ditangannya. Anna tahu apa yang ada dipikiran lelaki itu.

Anna mengingat kembali, beberapa menit lalu saat dia sudah mulai memaksakan diri untuk membuat sesuatu, datang sebuah berita yang jelas sangat menarik baginya.

Di tengah-tengah kebosanannya, Anna yang tengah duduk di taman belakang mendengar kedatangan Tao dari beberapa pengawal yang tengah berdiri di sekitarnya. Tanpa pertimbangan lagi, Anna pun segera bangkit untuk langsung memastikan. Anna yakin kalau kedatangan Tao pasti memiliki maksud tertentu.

Dan benar saja, setelah Anna sampai, dari kejauhan Anna melihat Armand dan Tao yang baru saja keluar dari ruang kerja. Anna pun langsung menghentikan mereka.

Matanya menatap kearah kedua lelaki itu bergantian lalu berhenti pada sesuatu yang tengah di pegang Tao. Hanya sebuah kertas, tapi Anna yakin pasti sangat berarti.

Dengan jarak yang tidak terlalu dekat ditambah bagaimana Tao melipat kertas itu menjadi dua membuat Anna kesulitan untuk bisa melihatnya dengan jelas. Tapi dengan kertas yang tidak terlalu tebal itu, Anna dapat menangkap satu hal. Dia dapat melihat sebuah foto berukuran 3x4 tertempel di pojok kanan kertas. Anna tidak dapat melihat foto siapa itu, tapi jika ia pikirkan lagi, informasi apa yang biasanya mencantumkan foto seseorang?
Ya. mungkin kertas itu berisi biodata. Siapa lelaki dibalik foto itu? Mungkinkah dia pelaku yang sebenarnya? Pertanyaan-pertanyaan itu seketika muncul dikepalanya.

Melihat kemana arah pandang Anna tertuju, Armand pun segera sadar, kertas yang ada di tangan Tao mungkin sangat menarik bagi Anna yang saat ini memang sedang sangat berambisi. Armand pun segera bergerak, kepalanya menoleh menatap Tao,
"Kau duluan saja nanti aku menyusul." Ucap Armand mengusir Tao membuat fokus Anna teralihkan.

"Kau merajut?" Tanyanya dengan kaki melangkah mendekat dan berdiri di depan Anna.

Wanita segera mengubah perhatiannya lalu mengangguk kecil,  "Psikolog itu bilang ini salah satu cara untuk bisa meredakan stress, tapi aku malah bertambah stress." Jelasnya, membuat Armand menarik sudut bibirnya. Sedikit terhibur dengan perkataan wanita itu.

"Apa karena caranya yang salah?" Gumam Anna pada diri sendiri, tapi matanya tetap menatap Armand seolah meminta jawaban lelaki itu juga .

Tangan Armand pun meraih benang rajut di tangan Anna dan menelisiknya sebentar. "Mungkin hanya tidak cocok bagimu." Ujarnya berusaha membuat Anna merasa lebih baik.

Mata Armand masih belum berpindah, dirinya menatap Anna lekat lalu mulutnya bicara. "Aku akan keluar sebentar." Ucapnya, membuat Anna langsung menoleh ke arah lelaki itu.

"Aku ikut." Balas Anna cepat.

Setelah apa yang dirinya lihat, Anna yakin kalau kepergian Armand kali ini mungkin untuk memulai rencana. Sekarang dia tidak ingin menyianyiakan setiap kesempatan yang ia punya untuk bisa mendapat informasi tentang pelaku yang sebenarnya.

"Aku tidak bilang kalau aku mengajakmu. Jadi tetap di rumah." Armand berusaha untuk membuat Anna tidak ikut serta, karena tujuannya kali ini adalah untuk bertemu dengan sang ibu, seseorang yang mungkin saja bisa melepaskan benang kusut dalam masalah ini. Sebelum Armand bisa memastikan semuanya, Armand ingin kalau fakta akan Diana akan tetap menjadi rahasia. Sampai Armand bisa mengetahui sejauh mana ibunya ikut andil dalam masalah pembunuhan itu.

The Billionaire PrisonWhere stories live. Discover now