Chap 41

2.2K 73 3
                                    


"Apa ini bisa ku artikan kalau kau sedang cemburu?"

Armand langsung menoleh, terdiam sejenak menatap Anna. Lalu dengan pelan, kepalanya mengangguk kecil, "Kau bisa mengggapnya begitu."

Dia sangat membingungkan. Apa dia sadar? Mencoba menaikkan ku ke langit lalu kembali membuatku jatuh ke tanah.

Mata Anna menatap lelaki itu lekat kemudian kepalanya reflek menggeleng. Ini tidak benar. Armand hanya sedang berusaha untuk membuatnya luluh lalu kembali menunjukkan sifat aslinya. Berpura-pura membuat dirinya terlihat memiliki rasa tapi nyatanya itu hanyalah rasa empati. Tidak, dirinya tidak akan termakan lagi.

Dia tak mau mengambil pusing atas apa yang Armand katakan, Anna memilih kembali menatap jalan, memilih menghindar dari topik ambigu itu.

Armand yang sadar jika wanita itu sedang mengabaikannya berusaha melirik Anna beberapa kali, penasaran dengan apa yang sedang wanita itu lakukan. "Kau mendengarkanku?"

Anna mengerjap, melihat lelaki itu singkat dari ekor matanya. Ternyata lelaki itu belum berhenti bertingkah.

"Anna. Kau mendengar apa yang aku katakan?"

"Iya. Kenapa kau selalu butuh penjelasan lebih." Ucap Anna sewot. Keningnya mengkerut, jelas sekali wanita itu kesal.

"Apa sulitnya mengeluarkan suara?"

"Tidak sulit, aku hanya tidak ingin."

Armand menyengrit bingung, tak mengerti "Kenapa kau marah?"

Anna menghela nafas panjang, merasa lelah. Apa lelaki iti tidak sadar jika dia bersikap seperti ini karena dia berusaha untuk menghindari topik sensitif bagi mereka. Dia tidak punya apapun untuk menjawab pernyataan lelaki itu, kenapa dia tidak bisa memahaminya. Armand memang sedikit bebal, Ini tidak akan berakhir sampai dia mendapat apa yang dia inginkan.

"Oke baiklah. Aku tidak akan berbicara dengan Tao seperti yang kau suruh. Aku tidak akan berbicara pada siapapun dan akan selalu sendiri. Apa kau puas?"

Armand terdiam mendengarnya. Tentu saja Armand tidak mengharapkan ini.

"Apa kau tahu kalau kalau semua yang kau perintahkan itu membuatku tertekan? Satu-satunya teman yang ku miliki sudah kau jauhkan dariku, lalu siapa yang akan aku ajak bicara?"

Anna sengaja menjelaskan semua itu. Biar saja mau setelah ini Armand memarahinya. Paling tidak lelaki itu harus tahu jika ada ada beberapa perintahnya itu yang tidak masuk akal.

"Kau bisa bicara denganku."

Kali ini Anna yang terdiam. Hampir saja tertawa. Seketika terbesit dalam pikirannya dan tidak bisa jika tidak ia suarakan. "Jika dengan kau maka itu akan berakhir dengan perdebatan. Seperti sekarang."

Armand mengangguk setuju "Itu tidak akan terjadi selama kau mendengarkan ku."

Jawabannya sekali lagi membuat Anna mendengkus heran. Dan lihat, lelaki itu benar-benar tidak berhenti. Maka tidak ada pilihan lain baginya. Kepala Anna mengangguk, bibirnya tersenyum getir penuh keterpaksaan. "Kau benar. Ya, aku setuju dengan mu."


————

Setelah berkendara cukup lama, mobil yang mereka kendarai pun akhirnya berhenti di sebuah taman. Taman yang sepi, tak ada pengunjung, walaupun memang beberapa kali di lalui oleh warga.

Anna berjalan pelan menyusuri jalanan beraspal di taman itu, mengikuti Armand yang juga sedang berjalan beberapa langkah di depannya. Lelaki menghampiri Tao yang sedang duduk sambil menghisap rokok ditangannya, ditemani dengan beberapa anak buahnya yang berdiri tegap di belakang.

The Billionaire PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang