Chap 32

2.3K 86 1
                                    

.
.
.



Wajah Jenaka dari seorang pria yang beberapa hari ini ia benci muncul dilayar berbentuk persegi panjang yang ada di hadapannya. Tanpa ekspresi, Armand memandang diam lelaki yang telah bersahabat dengannya 10 tahun itu. Menyalurkan kekesalan lewat tatapan tajam menusuk sudah menjadi jurus ampuh untuk orang-orang terdekatnya. Dari pada membuang tenaga dengan memaki atau memarahi Tao, menurutnya ada hal lain yang lebih menyengkan dan pastinya akan lebih terasa menyiksa.

"Bola mata mu mungkin bisa keluar." Komentar Tao melihat Armand yang masih diam tanpa bergerak seinci pun. Dia mulai terganggu dengan tatapan itu.

Armand menghembuskan nafasnya panjang. "Beginikah caramu bekerja?" Tanya Armand sinis. Memandang sebal wajah tengil Tao di layar laptopnya.

"Aku melakukan itu demi kau." Jawab Tao yang mengerti kemana arah pembicaraan mereka.

"Maksudmu?" Armand melirik tak mengerti.

"Ya, aku menggantikan posisi mu. Dia akan mati bosan di rumah besar mu itu dengan puluhan pengawal yang bahkan tidak akan bisa ia ajak untuk bicara."

"Kau bisa mengobrol di rumah bodoh. Berhenti mencari alasan." Mungkin ini juga salah satu alasan Armand malas memarahi Tao, karena lelaki itu pasti punya seribu alasan untuk terus melawannya. Jika Tao ada di hadapannya saat ini mungkin Armand sudah memberikan pukulan terbaiknya.

"Dapat ku lihat api cemburu dimata mu." Armand memutar bola matanya jengah. Sudah dipastikan lelaki itu hanya sedang berusaha memprovokasinya.

"Ini adalah api kemarahan akibat seseorang melawan kata-kataku. Dan ini semua terjadi karena ulahmu."

"Bisa kau simpan amarah mu itu, kau pasti terkejut dengan penemuanku."

Sebelah alis Armand terangkat. "Jika itu bukan apa-apa maka kau mati." Ancam Armand sambil memandang Tao penuh arti. Sebisa mungkin menutupi rasa penasarannya. "Apa ini soal Tom?"

"Ini lebih penting dari Tom." Jawabnya lalu tersenyum kecil.

"Soal apa?"

"Ini soal Anna."

Usai nama itu keluar dari mulut Tao. Reflek Armand mengubah cara duduknya, dirinya sudah tidak sesantai tadi. Akhir-akhir ini segala sesuatu yang behubungan dengan wanita itu selalu membuatnya tertarik. "Ada apa dengan dia?"

"Ku pikir dia____tertarik padamu."

Armand terdiam sejenak. Sedikit merasa terkejut dan sesuatu muncul dihatinya. Hampir saja bibirnya tersenyum sebelum akhirnya melihat Tao yang kini melihatnya dengan bibir yang tersenyum bak orang bodoh. Menatapnya penuh arti. Ya Tuhan, rasanya Armand ingin langsung membuat wajah itu menjauh.

"Bukan sesuatu yang mengejutkan. Wanita mana pun akan sulit menolak ku." Ucapnya, lalu membawa tubuhnya menyender pada sandaran sofa. Menyilangkan kakinya agar terlihat lebih santai. "Apa di bilang dia mulai menyukaiku?" Sebisa mungkin Armand menutupi rasa penasarannya agar orang dihadapannya ini tidak akan mengejeknya.

Armand yakin 100% wanita manapun pasti akan sulit mengenalnya. Bahkan Armand pun tak perlu sulit menebak bagaimana atau apa yang membuat wanita menyukainya. Apalagi untuk seorang Anna, dengan sikap bengis dan menyebalkan nya ini pun wanita itu sudah bertekuk lutut.

"Tidak secara langsung tapi lewat tatapan." Armand melirik kecil saat mendengar Tao membuka mulutnya. Jawaban konyol itu langsung membuat Armand mendengus tak percaya. "Heh? Tahu apa kau soal itu? Membaca pikiran calon istrimu saja tidak bisa." Balasnya meledek.

The Billionaire PrisonWhere stories live. Discover now