Chap 31

2.4K 88 7
                                    

Armand melirik kesal ke arah ponselnya. Baik Tao ataupun Anna, sama sekali tidak ada yang menjawab teleponnya. Berulang kali Armand menelpon mereka, berniat memerintahkan mereka agar tetap di rumah, paling tidak Anna, tapi nyatanya tidak satupun yang menjawab, bahkan beberapa menit saat Armand kembali mencoba untuk menghubungi Tao, lelaki sudah mematikan ponselnya.

Tao... lelaki itu sungguh pembawa pengaruh buruk. Sikapnya yang semberono dan tak kenal batasan terkadang membuat Armand geram. Walaupun dirinya juga sering kali begitu tapi Armand tetap tak suka jika ada orang yang dengan mudahnya membantah ucapannya. Baiklah, tak peduli soal Tao, tapi ini Anna. Armand tak akan bisa tenang.

"Apa yang sedang mereka lakukan?" Dengan kesal Armand bertanya pada Matt yang sedang duduk di depan.

"Mereka baru saja meninggalkan rumah." Matt diam sejenak, melirik Armand dari kaca spion tengah, mengukur situasi, apa dia bisa melanjutkan kabar ini atau tidak.

Dengan tingkat kepekaan yang tinggi Armand dengan mudah menangkap arti dari tatapan itu, dan firasat buruk pun muncul dalam hatinya. "Katakan saja." Titahnya pada Matt.

"Mereka keluar tanpa pengawal satu pun."

"Sialan." Tangan Armand langsung memukul jok mobilnya. Merasa marah karena perintahnya sama sekali tidak ada yang dilaksanakan. Ini semua karena Tao. Semua yang Armand perintahkan tidak ada satupun yang dilaksanakan, dan sekarang ini lebih parah, berani-beraninya membawa Anna pergi tanpa penjagaan. "Tao... bajingan itu sungguh cari mati." Derunya samar.

"Perintahkan orang untuk mengikuti mereka. Kabari aku untuk setiap tempat yang mereka datangi"

"Baik sir." 

————

Setelah sekitar 20 menitan Armand menunggu, mobil yang dikendarai Matt akhirnya berhenti. Terlihat jet pribadinya sudah terparkir dan siap untuk membawanya terbang. Tapi lelaki itu terlihat masih duduk manis dengan mata yang menatap ponsel. Benar-benar enggan untuk keluar dari mobil. Dia masih harus menunggu pesan dari orang yang mengikuti Tao dan Anna.

Perasaannya benar-benar tak tenang. Armand khawatir jika Tom atau musuhnya yang lain mengincar orang-orang terdekatnya untuk menghancurkannya. Dan untuk posisi itu tidak ada yang lain yang bisa mengganggunya dari pada istrinya sendiri.

Selang beberapa menit, notif pesan masuk ke ponselnya. Masuk satu lokasi juga beberapa foto dari salah satu pengawalnya yang telah ia perintahkan untuk mengikuti mereka, foto Anna dan Tao yang tengah berdiri di sebuah pusat perbelanjaan. Anna terlihat tersenyum riang dengan Tao di sebelahnya.

Senyuman tipis terbit dibibirnya.

Perasaannya sedikit terobati tapi ternyata tak juga membaik, malah semakin memburuk. Lelaki itu tertegun, sejenak merasakan gelenyar aneh di hatinya. Perasaan yang sudah sangat lama tidak pernah ia rasakan lagi.

Apa dia mulai menyukai Anna?

Dia tidak bodoh, tentu saja. Armand jelas tahu, apa yang sedang terjadi di dalam hatinya. Dirinya juga tidak ingin menyangkal kalau mulai timbul perasaan tertarik pada wanita itu. Hanya saja Armand benci mendapati dirinya telah kalah karena membiarkan perasaan ini masuk merasuki dirinya.

"Bagaimana dengan jadwalku selama di sana?" Armand melirik kecil ke arah Matt, sembari tangannya mencoba merapikan pakaiannya yang sedikit kusut. Sebelum akhirnya keluar dari mobil. Setelah mendapat pesan tentang kegiatan Anna dirinya pun merasa lebih tentram dan siap untuk kembai melanjutkan pekerjaannya.

"Sekitar pukul 7 kita akan sampai di sana. Setelah itu ada janji makan malam dengan CY Group, mereka sudah memintanya sejak sebulan yang lalu."

"Setelah itu selesai?"

The Billionaire PrisonWhere stories live. Discover now