20 (FA) Love Story

9.2K 988 99
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Soal berita tentang Khansa tentu membuat Fahyra sedikit resah. Biar bagaimanapun, Khansa-lah yang menjadi alasan kenapa dulu Fahmi terus menolak dirinya. Bahkan ketika Fahyra mati-matian menurunkan harga dirinya, tetap saja tidak ada respon baik dari laki-laki itu.

Fahyra tidak akan bisa menebak bagaimana isi dari perasaan Fahmi. Karena selama ini, yang ia lihat dari laki-laki itu hanya cinta, entah itu tulus atau tidak, tapi selama pernikahan ini berlangsung. Fahyra merasa dicintai oleh Fahmi.

Jadi, ketika kepala Fahyra ingin membludak memikirkan sesuatu yang menurutnya tidak terlalu penting itu, ia langsung menghampiri Fahmi yang baru selesai Melakukan zoom meeting di meja kerja.

"Abang."

"Hum."

"Masih sibuk, nggak?"

Fahmi menoleh pada Fahyra. "Kerjaannya sudah selesai. Kenapa?"

"Fahyra lapar. Ayo makan."

"Makan?"

"Hu um."

Fahmi berdiri dari tempat duduknya. Ia merangkul pinggang istrinya. "Ayo. Mau makan di rumah atau di luar?"

"Di rumah aja deh. Abang kelamaan jemput Fahyra di apartemennya Alea. Jadi, nggak bisa keluar malam lagi deh."

Kekehan kecil keluar dari mulut Fahmi. Mereka berjalan menuju meja makan. Hari ini sama saja seperti hari sebelumnya. Makanan tetap dipesan di luar, karena Fahyra memang masih belum bisa memasak.

"Besok Fahyra mau belajar masak. Nanti Abang cobain, ya."

"Pasti. Abang cobain semua masakan kamu. Ah, iya. Ini tadi Abang beli kepiting saos tiram di tempat biasa. Suka, kan?"

Kening Fahyra mengernyit. "Kok kepiting? Sejak kapan Abang lupa kalo Fahyra nggak suka kepiting? Terus tempat biasa maksudnya gimana? Perasaan Fahyra nggak pernah diajak ke tempat biasa Abang beli kepiting atau semacamnya deh."

Fahmi diam sebentar, sebelum akhirnya ia menepuk keningnya cukup pelan.

"Astagfirullah, Abang lupa. Kebanyakan urusin kerjaan jadi salah ngomong gini."

"Abang bohong ih! Pasti lagi nutupin sesuatu. Perasaan waktu di Bali, Abang udah hafal kalo Fahyra nggak suka kepiting."

Fahmi berdehem pelan. "Namanya juga manusia, Ra. Abang lupa, Sayang."

Fahyra memutar bola mata malas. Ia memperhatikan semua makanan yang Fahmi beli. "Abang, sejak kapan Fahyra suka sayur bayam, coba? Ini Abang lagu amnesia atau gimana sih? Semuanya malah lupa. Abang aja nggak suka sayur bayam, kenapa malah beli sayur bayam sih. Siapa yang makan coba kalo kayak gini."

Fahmi kembali dibuat linglung. Ia benar-benar ceroboh untuk kali ini.

"Maaf, ya. Kepala Abang tadi sedikit pusing jadi nggak fokus waktu beli makanan. Yaudah gini aja, kita makan di luar aja gimana?"

Fahyra menggeleng kepala. Ia mengambil nasi dan juga lauk yang masih bisa dimakan. "Nggak usah, Abang. Fahyra makan ikan ini aja."

Fahmi jadi merasa bersalah. Ia menatap Fahyra sembari mengusap puncak kepala istrinya. "Maaf, ya."

Fahyra tersenyum. "Iya. Abang makan gih."

***

Fahmi tengah berada di kamar mandi hendak bersiap-siap untuk shalat isya, ini memang sudah cukup diujung waktu. Tapi tidak apa-apa asal masih bisa shalat. Sedangkan Fahyra memilih bermain handphone di atas kasur, sebab ia tengah halangan.

(FA) Love Story  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang