26 (FA) Love Story

10.5K 1.4K 351
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

"Abah tidak ridho kamu menjenguk Fahmi di rumah sakit," ucap Abah untuk yang kedua kalinya.

Saat ini Fahyra terdiam. Jujur saja, ketika Ibun menelfon dan mengatakan kalau Fahmi masuk rumah sakit, Fahyra sudah ingin pergi menemui laki-laki itu. Tapi, di sisi lain Fahyra juga masih tidak terima akan semua yang Fahmi lakukan padanya.

"Ra, dengar kata Abah, ya. Jangan pergi," ucap Bunda dengan lembut.

"Bun, sebentar aja. Fahyra nggak akan masuk ke ruangan Abang. Fahyra cuma mau ketemu sama Ibun."

Abah yang berdiri di sebelah mereka langsung menggeleng kepala. "Biar mereka yang datang ke sini. Jangan kamu yang datang ke mereka," ucap Abah lagi.

Sepertinya Fahyra benar-benar tidak akan diizinkan. Jujur, walaupun Fahyra datang ke rumah sakit, Fahyra hanya akan menemui Ibun saja.

Pintu rumah tiba-tiba terbuka. Ada seseorang yang masuk sembari memberi salam.

"Jaezan," sambut Bunda.

Jaezan menghampiri Bundanya. Ia menyalim dan juga memeluk kedua orangtuanya. Lalu, Jaezan menatap Fahyra yang terlihat biasa aja. Tidak seceria dulu lagi.

"Hei," panggil Jaezan sembari merentangkan tangannya ke arah Adek Bungsunya.

Fahyra tersenyum. Ia masuk ke dalam dekapan Abangnya. Jaezan tahu bagaimana keadaan Adeknya. Ia mencium puncak kepala Fahyra cukup lama.

"Jangan sedih lagi. Ada Abang, ada Abah, ada Bunda juga. Kamu nggak sendiri, Sayang," ucap Jaezan.

Fahyra mendongak menatap wajah Abangnya. Lalu, ia berjinjit, mendekatkan mulutnya ke telinga Jaezan.

"Fahyra mau ke rumah sakit. Bantuin, please," bisik Fahyra dengan sangat pelan.

Jaezan menoleh pada Abah dan juga Bundanya. "Bah, Jaezan bawa Fahyra dulu keluar sebentar, ya."

Dengan anggukan Abah menyetujui.

***

Ketika mobil milik Jaezan berhenti di depan rumah sakit. Ia masih belum membuka pintu. Jaezan menoleh ke sebelah di mana Fahyra pun tengah menatap gedung rumah sakit itu.

"Hanya ketemu Ibun. Jangan Fahmi. Bisa?" pesan Jaezan.

Fahyra mengangguk kecil.

"Nanti intip dikit-dikit boleh, ya? Cuma intip kok. Nggak masuk. Boleh, ya?" bujuk Fahyra kepada abangnya.

Jaezan justur menggeleng. "Ngapain ngintip? Nanti matanya bintitan. Apalagi ngintip cowok brengsek, bisa hitam matanya."

Fahyra kontan tertawa kecil mendengar ucapan abangnya.

"Males ah sama Abang. Dipikir Fahyra bakal percaya gitu? Kagak ya!" ia membuka pintu mobil. Dan Jaezan memilih untuk tidak mengikuti adeknya.

Fahyra berjalan santai di koridor. Ibun pasti sudah menunggu di depan ruangan Fahmi. Ibun juga sudah memberitahu soal di kamar apa Fahmi dirawat.

Sampai di depan ruangan itu. Fahyra nampak bingung. Tidak ada Ibun di sana. Pikir Fahyra mungkin Ibun ada di dalam. Jadi, Fahyra langsung masuk saja.

Mata Fahmi langsung cerah ketika melihat Fahyra. Sudut bibirnya tertarik menerbitkan senyum tat kala Fahyra masuk ke dalam ruangannya.

(FA) Love Story  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang