23 (FA) Love Story

9.9K 1.2K 351
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋


"Ra, Fahyra. Kamu di mana, Sayang?"

Itu suara Fahmi. Sejak selesai shalat subuh tadi, ia belum melihat Fahyra. Awalnya ia fikir perempuan itu tengah berada di luar kamar. Mungkin ke dapur atau ke halaman belakang. Namun, ketika Fahmi memeriksanya, ia sama sekali tidak menemukan Fahyra.

"Fahyra, kamu dengar Abang?" Ia terus berjalan. Memeriksa sekali lagi di dapur dan juga di taman belakang. Tetap tidak ada.

Sampai akhirnya Fahmi masuk ke dalam kamar. Membuka kamar mandi dan tetap saja tidak ada.

Fahmi benar benar khawatir. Ia takut jika Fahyra akan pergi dari rumah, meninggalkannya? Mungkin! Kepalanya menggeleng ketika membayangkan hal itu, ia membuka lemari.

"Pakaiannya masih di sini," ucapnya.

Fahmi lalu menghubungi Alea.

"Fahyra ada sama kamu?"

"Nggak, Pak. Emangnya Fahyra ke......"

Belum juga Alea selesai berbicara, Fahmi sudah memutuskan sambungan telfon itu. Ia mengusap kasar wajahnya.

"Ra, kamu di mana sih. Dari tadi Abang telfon nggak aktif."

Ia duduk di sofa kamar. Menatap kontak bernama 'Bunda' kalau ia menelfon mertuanya, secara langsung bunda pasti akan curiga kepada mereka. Fahmi tidak ingin masalah mereka ini sampai ke bunda dan juga Abah.

Untuk kesekian kalinya Fahmi menghubungi Fahyra. Dan kali ini dijawab oleh perempuan itu.

"Ra, kamu di mana, Sayang? Dari tadi Abang telfon. Fahyra di mana?" tanya Fahmi yang terdengar begitu khawatir.

Ada dengusan kecil dari seberang telfon. Kemudian Fahyra menjawab.

"Berisik banget dari tadi manggil-manggil. Bisa diam, nggak? Orang lagi belajar juga."

TUT

Ketika sambungan telepon itu terputus. Fahmi mengernyitkan keningnya.

"Suaranya terdengar dekat," ucap Fahmi dengan perasaan bingung.

"Fahyra." Ia berjalan ke arah balkon. Dan tempat itu belum ia periksa tadi.

"Fahyra."

"BERISIK!"

Fahmi langsung menghela napas lega ketika melihat Fahyra yang tengah duduk di sofa balkon.

"Astagfirullah, Ra." ia memeluk Fahyra secara tiba-tiba. Mencium kedua pipi perempuan itu. "Kenapa nggak nyahut? Abang cariin dari tadi."

Alih-alih menjawab. Fahyra justur sibuk me-lap bekas ciuman Fahmi di pipinya dengan tisu.

"Udah berisik, ganggu orang lagi belajar, pake cium-cium lagi. Kurang ajar banget!"

Bukannya marah, Fahmi justur tersenyum. Ia duduk di sebelah Fahyra.

"Tumben belajar?"

"Supaya pintar dan nggak gampang dibodoh-bodohi sama cowok," jawab Fahyra dengan nada menyolot.

Tiba-tiba Fahmi mengulurkan tangannya. "Maafin, Abang, ya."

"Belum lebaran. Nggak usah minta maaf terus," jawab Fahyra ketus.

"Abang kangen sama Fahyra yang ceria. Maafin, Abang, ya. Maaf karena Abang udah jahat sama kamu."

Diam. Tidak ada kalimat yang keluar dari mulut Fahyra.

(FA) Love Story  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang