29 (FA) Love Story

11K 1.2K 458
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

"Ngapain masih di sini?"

Suara Jaezan menyapa indera pendengaran Fahmi ketika Fahyra pergi dari hadapannya. Fahmi berdehem sebelum akhirnya ia menjawab ucapan Jaezan.

"Ini mau pulang," jawab Fahmi.

"Jangan balik lagi. Adek gue bosan lihat muka munafik lo," sarkas Jaezan.

"Fahyra masih istri gue. Lo jangan lupa."

Ucapan Fahmi tentu membuat Jaezan tertawa. Langkahnya maju satu langkah ke dekat Fahmi.

"Kemana aja, Bro? Baru sekarang lo sadar kalau Adek gue itu istri lo? Waktu lo ngajak Khansa nikah diam-diam di belakang Fahyra, itu lo nggak sadar kalau Adek gue itu istri lo?"

"Bisa nggak lo berhenti ikut campur? Dari kemaren gue diemin lo. Bahkan sampai gue masuk rumah sakit, gue masih tetap diam Karana gue pikir itu pantas untuk gue dapat. Tapi makin hari, lo makin kurang ajar."

Iris mata Fahmi melirik tajam ke arah Jaezan. Tangannya mengepal hebat di bawah sana.

"Fahyra itu istri gue! Ini rumah tangga kami. Peran lo di sini nggak dibutuhkan. Gue sama Fahyra bisa menyelesaikan semuanya berdua. Tanpa campur tangan lo. Gue diem bukan berarti gue pasrah sama semua tindakan semena-mena lo. Sekali lagi gue tegasin di depan wajah lo kalau Fahyra masih istri gue!"

"Punya muka lo ngomong begitu depan gue?" Jaezan mendorong tubuh Fahmi ke belakang. "Kalau besok gue urus surat cerai lo sama Fahyra. Satu Minggu kedepan hubungan lo sama Adek gue hanya sebatas manusia ke manusia. Nggak usah sok jago lo, harga diri lo sebagai cowok udah hilang."

Rahang Fahmi menegas tat kala mendengar ucapan Jaezan. Tangannya ingin terangkat untuk memukul Jaezan.

"Mau mukul gue kayak gue mukul lo waktu itu?" Tantang Jaezan.

"Sialan!" Sarkas Fahmi yang sudah maju satu langkah untuk menendang Jaezan. Namun, suara Fahyra sudah lebih dulu menghentikan kedua laki-laki itu.

"Kalian apa-apaan sih? Abang juga! Fahyra udah bilang jangan buat onar!" Fahyra melirik tajam Abangnya.

"Kamu juga! Dibilangin pulang malah masih tetap di sini." Kemudian ia menatap Fahmi.

"Kalau sampai kalian nekat berantam. Fahyra aduin ke Abah!"

Jaezan langsung mengangkat kedua tangannya ke udara. "Abang nggak berantam," ucap Jaezan. "Abang cuma mau nyuruh orang munafik ini keluar dari rumah. Kamu bilangin gih. Rumah ini gerah kalau ada dia. Kebanyakan dosa sih!" Ejek Jaezan yang langsung pergi meninggalkan Fahyra dan Fahmi di sana.

Fahmi mengusap kasar wajahnya. Ia menatap Fahyra dengan perasaan bersalah.

"Maaf, Ra. Abang udah buat kamu khawatir."

"Iya, Fahyra khawatir sama Bang Jaezan. Kamu pulang sana."

Alih-alih menurut. Fahmi justru hanya diam.

"Pulang, Fahmi. Gerbang rumah udah mau tutup," paksa Fahyra.

"Tapi, Ra. Abang mau ka...."

Suara dering telepon Fahmi membuat ucapan itu terpotong. Fahyra ikut mengintip sedikit ke layar handphone laki-laki itu.

Dan ternyata yang menelpon adalah orang yang sama.

"Tuh, udah di telepon sama pacarnya. Pulang gih, pasti udah nungguin kamu dia. Jangan lupa mampir di penjual kepiting tempat biasa kamu sama dia makan. Soalnya kan harus bawain makanan dulu ke rumah pacar."

(FA) Love Story  (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now