12. Trio Gembel

1.2K 116 3
                                    

Haikal, Jeffry, dan juga Rendi berjalan santai melewati setiap kelas. Haikal berjalan paling depan, dengan Jeffry dan Rendi yang setia mbuntut dibelakangnya.

Tidak lupa tingkah Jeffry dan Rendi yang bikin ngelus dada. Mereka bernyanyi tiang layaknya anak SD baru belajar bernyanyi.

"Satu-satu, aku sayang---" Ini suara Rendi

"---Ekal!" Sahut Jeffry semangat

"Dua-dua, juga sayang---"

"Ekal!"

"Tiga-tiga, kita sayang--"

"Ekal..."

"Satu, dua, tiga---"

"Aku cinta ekal, yeayyy!!!" Jeffry bertepuk tangan riang setelah menyelesaikan lagu karangannya.

Plakk!

"Homo, lo?" Dengan tampang tanpa dosanya, setelah memukul Jeffry, Rendi bertanya aneh.

"Gemblung! Itu cuma lagu broww. Lagian kan emang cinta beneran, sebagai sahabat!!!" Jeffry mengusap lengan yang dipukul Rendi.

Haikal memijat pangkal hidungnya, lelah dengan segala kelakuan human berkedok sahabatnya itu.

"Duh, nggak ada lagu lain apa? Lagu bayik baru lahir lo nyanyiin! Nggak malu diketawain?!" Haikal menunjuk gerombolan perempuan yang menertawakan kelakuan mereka.

"Hehe. Lo tahu bahagia itu---"

"SEDERHANA!!" Rendi mengepalkan tangannya, mengangkat ke atas.

"Haha lihat deh, trio gembel berulah, lagi!"

"Iya, dari kemarin mereka tuh banyak diem,"

"Nah, sekarang udah mulai lagi tuh gilanya!"

"Persahabatan mereka itu, emang kuat banget,"

"Mengiri gasi?"

"Haha kita dikatain trio gembel dong!!" Rendi tertawa keras.

"Ganteng gini dikata gembel. Astaga kayaknya mereka picek deh!" Jeffry menimpali.

"Kalian malu-maluin banget, Ya Allah!!" Haikal menggelengkan kepalanya lelah.

"Hai cantik," Rendi mendekati adik kelas yang sedang bericara dengan temannya.

"Ehm, iya kak?" Jawabnya malu-malu.

"Bapak kamu tukang galon, ya?" Rendi mula mengardus.

Adik kelas yang tahunya rendi sedang menggodanya pun mengangguk saja. "Iya, kak. Kok tahu, sih?" Tangannya menyelipkan rambut kebelakang telinga.

"Tahu lah, kan gue langganan Hahahah!!!" Rendi dengan tidak tahu malunya tertawa keras.

Adik kelas itu melebarkan matanya. Dia kira rendi akan memberi gombalan, ternyata? Sial. Teman si cewek juga ikut tertawa.

"Jadi ayah lo tukang galon? Hahahaha!"

"Sialan! Bukan lah! Tadi gue kita kak rendi tuh mau gombalin gue, duh malu banget!"

"Makanya jangan ke pedean! Kak rendi kan emang gitu!"

Jeffry dan Rendi tertawa sepanjang jalan. Lucu sekali mengingat wajah cengo adik kelas tadi.

"Sialan lo ren! Mukanya udah berharap banget gitu, malah lo jatuhin! Hahaha," Jeffry tanpa henti memukuli lengan rendi.

"Lagian baperan banget jadi cewek! Aduhh ngakak banget sumpah!"

Haikal menggelegkan kepalanya. "Kasihan tahu! Kalian tuh ya seneng banget tertawa diatas penderitaan orang!"

"Ahaha iya, Maaf dah. Yuk kebelakang!"

7 DAYS || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang