Part 8

1.7K 227 2
                                    

"Nama saya Ridgen Eguela, kepala pelayan di sini." sosok pria paruh baya memperkenalkan diri di depan Clarencia. Pria itu memakai pakaian dengan motif yang sedikit berbeda dengan pelayan lain.

"Clarencia." gadis itu menyebutkan namanya. Kepala pelayan Ridgen mengangguk. Ia berjalan di depan dengan Clarencia yang senantiasa mengikutinya dari belakang.

"Saya ditugaskan oleh Tuan Duke untuk mengatakan semua padamu. Bahwa mulai dari sekarang kamu ditugaskan merawat kuda-kuda milik keluarga Duke Atley. Kamu akan melakukan ini sampai Duke sendiri yang memberhentikanmu. Dan ya, kamu tidak mendapatkan upah apapun. Ini adalah ganjaran dari kesalahan fatalmu beberapa hari lalu." Ridgen menjelaskan sembari berkeliling kediaman.

Clarencia tidak bisa lagi untuk tidak terkejut dan kesal. Yang benar saja ia melakukan pekerjaan itu tanpa digaji? Dalam kata lain ia akan menjadi budak Duke Atley. Tapi belum sempat ia menyela, kepala pelayan Ridgen sudah lebih dulu mendahulukannya.

"Jangan pernah menbantah perintah Duke, Nak. Beliau tidak akan merubah keputusannya, apapun itu. Bersyukurlah kamu tidak jadi mati di tangannya dan malahan diberi kesempatan hidup." ucap kepala pelayan.

Clarencia jadi mengurungkan niatnya walaupun ia ingin sekali membantah. Gadis itu sedikit demi sedikit melupakan jiwanya yang menberontak, saat kepala pelayan Ridgen membawanya melihat-lihat lapangan luas dengan rerumputan yang dipotong pendek dan terawat.
"Ini adalah tempat pacuan kuda. Duke Atley sering menghabiskan waktu senggangnya di sini bersama kudanya." ucap Ridgen.

Pria itu kemudian membawa Clarencia menuju sebuah tempat yang bersebelahan dengan pacuan kuda. Sebuah tempat peternakan kuda yang terdiri dari kuda-kuda milik keluarga Duke, dan kuda-kuda milik ksatria.

"Kamu tidak akan sendiri. Pekerja di kandang kuda ada beberapa orang. Dan kamu ditempatkan di kandang kuda milik keluarga Duke. Akan ada dua rekanmu yang mengurus tempat khusus itu." seru Ridgen. Pria itu mengajak Clarencia masuk pada kandang khusus keluarga Duke, yang berdampingan dengan kandang kuda lain.

"Itu mereka."

Sosok pria tua yang sedang memgumpulkan kotoran kuda buru-buru menghampiri mereka.
"Kepala pelayan." pria itu berseru dengan ramah.

"Ya, saya datang untuk membawa rekan baru kalian. Saya tidak perlu menjelaskan karena saya yakin Duke telah lebih dulu mengatakannya padamu." ucap Ridgen.

Pria itu mengangguk dan beralih menatap Clarencia yang hanya diam dengan tatapan malas tanpa antusias.
"Duke telah mengatakan ini sebelumnya." ucapnya.

"Jika begitu saya undur diri, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan." Ridgen pun meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa. Tinggallah Clarencia dan pria yang tidak ia tahu namanya.

"Namaku Jephire Ronald. Clarencia kan?"

Clarencia mengangguk sembari melihat-lihat sekeliling kandang.
"Apa Anda sudah lama bekerja di sini?" tanya gadis itu.

"Panggil Paman saja. Paman sudah bekerja selama 25 tahun di sini. Ah ya, rekan kerja kita yang satu adalah anak paman sendiri. Ayo masuk, dia sedang beristirahat." Paman Jephire menuntun Clarencia ke sebuah gudang tempat penyimpan jerami dan alat-alat pembersih.

"Issac." pria itu melantungkan sederet nama saat ia membuka pintu.

"Aku di sini, Ayah!"

Hai, Duke! Where stories live. Discover now