Part 9

1.6K 228 7
                                    

"Ada apa ini?"

Kerumunan pelayan langsung membungkuk hormat dan memberi jalan pada wanita yang baru saja datang di luar ruang sidang. Sosok Louisa Tertanax, mantan Duchess keluarga Atley telah terbangun dari tidurnya mendengar keributan di setiap lorong. Bahkan suaminya Henley sudah lebih dulu menghilang dari sampingnya dan masuk ke ruangan ini.

Louisa masuk ke dalam dan pintu pun tertutup. Di dalam ruangan itu telah diisi oleh suami dan kedua anaknya. Lalu keempat pelayan dan asisten Duke, Asher. Ah ya, ada juga kepala pelayan yang sedang menunduk. Sepertinya pria itu telah terkena amukan dari Duke sendiri.

"Ibu, ada apa ke sini?" Aneska segera menghampiri Louisa dan memegang tangannya.

"Ayo kembali, ini hanyalah masalah kecil." ucap Aneska. Awalnya ia pikir ada masalah besar sehingga menimbulkan kehebohan seperti ini. Tetapi saat sudah melihat apa yang terjadi, seharusnya kepala pelayan bisa mengatasi ini, bukan membiarkan para pelayan lain menimbulkan ke bisingan di malam hari, yang seharusnya menjadi waktu untuk mengistrahatkan tubuh. Karena itulah kepala pelayan Ridgen mendapatkan amukan dari Duke Atley yang sedang duduk dengan wajah muram di kursi kehormatannya.

"Tapi..." Louisa sebenarnya ingin berlama-lama di sana untuk melihat lebih lanjut apa yang terjadi. Tetapi Aneska yang sudah duluan kesal kepada kepala pelayan langsung menuntun ibunya pergi dari sana. Namun Louisa masih bisa bersinggung tatapan dengan manik amber salah satu dari empat pelayan yang sedang bersujud di atas lantai dingin.

Setelah kedua perempuan beda generasi itu menghilang di balik pintu, Henley pun segera menyusul istrinya.
"Kontrol saja emosimu." pria itu berucap dengan santai sembari menepuk-nepuk bahu putranya. Tanpa beban Henley meninggalkan putranya dengan limpahan tanggung jawab.

Kepala pelayan Ridgen meneguk ludah dengan tubuh yang berkeringat dingin. Pria itu sudah bersiap mendapatkan konsekuensi karena kelalaiannya dalam mengurus para pelayan. Ia bahkan begitu tidak bertanggung jawab dengan mengganggu waktu penting Duke Atley yang sedang berkunjung ke menara Everlasting untuk membantai biang masalah seperti yang dititahkan raja.

Kepala pelayan Ridgen hanya terlalu terkejut sehingga ia tanpa berpikir segera memanggil Duke untuk kembali. Ini pertama kalinya dalam berapa tahun ia mengabdi, ada seorang pelayan yang berada di bawah kendalinya berani mematahkan leher rekannya.

Sang korban yang tak lain Amora sendiri terlihat mengenaskan dengan lehernya yang telah disanggah dengan penyangga khusus. Gadis itu baru saja mendapatkan penanganan dari tabib kediaman dan sekarang mau tidak mau dipaksa bersujud dengan kepala yang tetap tegak. Isakan lirih pun masih terdengar di sela-sela bibirnya, memperlihatkan bagaimana tersiksanya dirinya atas apa yang telah dilakukan Clarencia, yang berperan sebagai pelaku. Namun apa yang bisa diharapkan, gadis itu sama sekali tidak menampakan raut bersalah atau menyesal. Clarencia tetap diam membisu seakan dia tidak melakukannya.

Sedangkan Issabella yang berada di samping gadis itu sudah pucat pasi, bahkan disaat ia tidak tersangkut di dalamnya. Lalu Zylene, gadis berambut pendek itu sudah gemetar dan terlihat gelisah.

"Jadi kau sudah bosan bekerja di sini Ridgen?" Duke Atley, Kenrich bersuara setelah sekian lama ia terdiam.

Kepala pelayan Ridgen terbelalak. Dengan cepat ia ikut bersujud dengan takut.
"Ampun Tuan, jangan pecat saya. Saya menyesal, tolong beri saya kesempatan dan saya pastikan tidak akan melakukan kesalahan yang sama." ucapnya.

Kenrich berdecak.
"Asher!"

"Ya Tuan?" Asher dengan sigap menjawab.

"Selidiki apa yang terjadi. Aku memberimu waktu sepuluh menit." ucap Kenrich dengan tenang.

Hai, Duke! Where stories live. Discover now