Bab 17

1.6K 244 33
                                    

"Selamat datang." Henley dengan ramah menjabat tangan Raja Aldric dan Ratu Ellaria. Tak lupa dengan Putra Mahkota yang masih kecil tapi memiliki daya pikatnya. Bocah laki-laki itu menatap sekeliling dengan raut penasaran yang ditutupi dengan wajah datarnya. Anak itu enteng di samping ayahnya yang sedang berbincang-bincang dengan Henley dan juga Sang Duke.

Kereta kuda lain berhenti di samping mereka. Ada lambang kerajaan Victory di sana, persis seperti kereta kuda Ratu Ellaria.
"Sepertinya ada tamu spesial. Siapakah dia, Baginda?" Henley bertanya.

Raja Aldric tersenyum semberi memandang ke arah kereta kuda yang dibuka langsung oleh pengawalnya. Turunlah seorang gadis rupawan yang mampu menghipnotis semua yang ada di sana karena kecantikannya yang anggun.
"Dia Adikku, Rubella Victory. Dia baru saja pulang setelah memutuskan untuk mengejar ilmu di kerajaan tetangga kita selama lima tahun." Raja Aldric berkata.

Sosok itu tersenyum lembut lalu mengangkat gaun birunya lalu membungkuk dengan elegan.
"Salam, saya Rubella Victory. Senang bertemu dengan Tuan dan Duke Atley, semoga Dewa menyertai." ucapnya dengan begitu halus dan terdidik.

Henley mengangguk-angguk.
"Salam kenal juga, Putri." ucapnya.

"Silahkan ikuti saya, tidak baik membuat keluarga kerajaan berlama-lama di luar." lanjutnya.

Kenrich berjalan di samping Henley yang terus mengobrol dengan raja sepanjang perjalanan menuju ruang tamu. Di belakang mereka ratu dan putra mahkota beserta Rubella mengikuti dari belakang. Sesampainya di ruang tamu, Henley mengarahkan mereka di sofa-sofa dengan meja yang sudah disuguhi oleh kudapan-kudapan. Kenrich mengambil tempatnya di kursi single,  sedangkan Henley dan raja berada di sofa di sampingnya. Dan sofa yang berada di depan mereka dihuni oleh ratu, putra mahkota, dan Rubella.

"Dimana Louisa?" tanya ratu Ellaria.

"Menginap di rumah kakek." ungkap Kenrich sembari menyesap tehnya.

"Haha dia menginap kemarin. Maaf jika dia tidak bisa menyambut kalian." Henley menambahkan dengan tawa canggungnya.

"Tidak masalah Tuan, Ini salah kami karena datang secara tiba-tiba." sela ratu Ellaria dengan manis.

Kenrich tidak menyahut lagi. Duke itu diam dengan wajah datarnya. Merasakan tatapan lain yang membuatnya tak nyaman, ia pun mencari asalnya dan menemukan putri Rubella sedang memandangnya. Karena ketahuan memperhatikan Sang Duke yang begitu memesona, wajah gadis itu pun langsung memerah. Ia pun berusaha dekat dengan pemuda itu.

"Ah ya bagaimana kabar temanku Aneska, kami sudah lama tidak bertemu." Aneska bertanya.

Kenrich menatapnya sekilas sebelum berucap.
"Baik." ucapnya.

Henley meliriknya dari samping. Pria itu menghela napas karena sikap putranya membuat putri Rubella malu. Untuk mencairkan suasana, ia pun ikut menimpali.
"Maafkan putraku, Tuan Putri, dia memang memiliki sikap seperti itu. Dimohon kemaklumannya. Dan ya, pernikahan Aneska sudah diundur menjadi pekan depan karena permintaan dari pihak calon suaminya. Jadi seperti tradisi, calon pengantin perempuan tidak diperbolehkan keluar dari kamarnya dua pekan sebelum pernikahan. Tapi jika Tuan Putri ingin melihatnya, dengan senang hati Putri bisa berkunjung ke kamarnya." Henley berucap.

Rubella tersenyum lalu mengangguk, ia kemudian beralih mencuri-curi pandang ke arah Duke Atley yang sibuk pada dunianya sendiri. Duke satu itu terlihat sedang berkutat dengan pikirannya, yang siapapun tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan.

"Ibu, aku ingin ke kamar kecil." putra mahkota, Ethan berbisik di telinga Ellaria yang ikut bercengkrama dengan Henley dan suaminya. Wanita itu menatap putranya, lalu beralih pada seorang pelayan yang berdiri di belakang mereka.

Hai, Duke! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang