Part 20

1.6K 244 25
                                    

"Kak, kali ini kamu sungguh sudah lewat batas. Apakah pantas kamu menawarkan hal itu? Mengganti pengantin perempuan yang tak lain keponakanmu sendiri dengan anakmu?" Ivory membalas Shiren dengan tenang. Shiren menarik atensi padanya. Tak kalah tenang dengan saudarinya, wanita itu membalas Ivory dengan raut tenang.

"Aku sedang menawarkan sesuatu yang baik untuk putrimu." balasnya.

Ivory tertawa kecil walaupun matanya memandang saudarinya dengan raut wajah terkejut.
"Kak, cukup sudah. Jangan membuat hubungan kita merenggang dan bahkan sampai aku melupakan ikatan darah kita. Jangan tawarkan apapun lagi, Duke Atley hanya akan menikah dengan Clarencia." kali ini ia berkata dengan tegas.

Shiren memegang erat cangkir tehnya.
"Apa kamu seorang Ibu yang  ambisius dengan kedudukan sekarang, Adikku? Hum? Pikirkan putrimu, dia tidak menginginkan pernikahan ini." wanita itu berkata.

Ivory tersenyum kecil.
"Aku tidak hanya ambisius ingin putriku mendapatkan kedudukan yang bagus, aku juga berambisius ingin putriku mendapatkan orang yang tepat yang bisa melindunginya, dan memberikan masa depan yang cerah untuknya. Aku seorang Ibu yang ingin putrinya menjadi sosok yang mempunyai segalanya. Seperti yang aku katakan tadi, jangan karena ini aku melupakan jika kamu adalah saudariku, Kak."

Shiren menggetarkan giginya. Wanita itu kemudian beralih menatap Brayder.
"Bagaimana menurutmu? Apakah niatku ini ditolak? Seperti bagaimana istrimu terang-terangan akan membuangku hanya karena masalah sepele ini? Lucu sekali, aku hanya menawarkan hal yang sama-sama menguntungkan. Clarencia tidak punya kelebihan dalam segala hal. Jika ia menjadi Duchess, ia hanya akan bisa menjadi lelucon kerajaan dan kita yang akan menanggung malu. Sedangkan Agatha? Dia pintar, cantik, berbakat, dan terdidik. Kurang baik apa lagi aku menyelamatkan keluarga ini?" Shiren berucap dengan spontan.



"Bukankah aku benar, Brayder?" ia bertanya. Shiren menunggu pria yang sedang terdiam itu sembari menyesap tehnya. Ivory ikut memandang suaminya yang duduk di sampingnya.

Brayder menghela napas setelah bertatapan dengan mata istrinya. Pria itu kemudian berpaling ke arah Shiren.
"Kamu terlalu merendahkan putriku."

Ivory tersenyum senang. Ia akhirnya lega karena suaminya tidak terhasut oleh kata-kata Shiren. Biasanya pria itu akan selalu mengalah karena ia adalah sosok yang tidak suka pertingkaian. Jikapun tadinya suaminya itu setuju dengan Shiren, maka Ivory akan memperjuangkannya sendiri.


Shiren tentu saja terkejut dengan reaksi Brayder. Tidak seperti biasanya pria itu tidak berpihak padanya. Kemana Brayder yang selalu menghormatinya?
"Apa maksudmu?" tanyanya tidak senang.

Brayder menghela napas.
"Kali ini kamu sudah keterlaluan, Kak. Beraninya kamu ingin menukar putriku dengan Agatha. Clarencia pantas menikah dengan Duke. Mungkin selama ini aku terlalu menuruti perkataanmu. Tapi, aku melakukannya hanya untuk menghormatimu yang merupakan saudari dari Ivory. Aku selalu mengalah jika Clarencia mendapatkan ketidakadilan. Aku diam saja saat milik putriku diambil oleh putrimu. Kurang baik apa lagi kami selama ini hingga kamu melewati batasanmu, Kak?"


Napas Shiren tercekat. Ia seperti barusan ditampar oleh kenyataan. Namun itu tidak memungkinkan jika ia tidak kesal dan marah dengan semua ini.
"Sekarang kamu mengungkit kebaikan kalian? Lalu bagaimana dengan putriku? Dia sudah lama menyukai Duke. Apa kalian tega melukai hatinya?" ucapnya menggebu-gebu.

"Clarencia adalah calon istri pilihan Duke dan orang tuanya. Lalu kami bisa apa?" Ivory menyahut.

"Lagipun, apa mungkin Duke dan keluarganya bisa menerima Agatha menggantikan putriku? Karena bagaimanapun, mereka menginginkan putriku, bukan putrimu Kak." wanita itu kembali menampar Shiren dengan kata-katanya.


Hai, Duke! Where stories live. Discover now