Part 19

1.6K 229 27
                                    

"Jangan menatapku."

Suara kerus tanpa nada keramahan itu mencuat dengan keras di kamar luas. Clarencia benar-benar dibuat kesal oleh dua orang pelayan yang sedari tadi berdiri di depannya sembari menatapnya sinis. Setelah berhasil ditangkap oleh Duke, dirinya pun dikurung di tempat menyebalkan ini dan tidak diizinkan keluar. Dua orang pelayan inilah yang melayani kebutuhannya, walaupun mereka melakukannya dengan tidak sepenuh hati. Lihat saja tatapan tajam itu, ia begitu muak.

"Walapun sihirmu itu berhasil memikat Duke, tapi kita tetap sesama pelayan. Jadi jangan merasa kau lebih tinggi dari kami, kau masih sama yaitu seorang rendahan." kata-kata itu keluar dari salah satu pelayan yang tua beberapa tahun darinya. Jika tidak salah namanya Nayanika.

Mendengar itu, Clarencia ingin sekali menyumpal mulut gadis itu dengan kepalan tangannya. Dia pikir dia menginginkan ini? Sialan, jika ada celah pun ia akan melarikan diri dari tempat ini! Tapi tunggu, Clarencia mendapatkan ide baru.

Dengan senyum yang kelewat lebarnya itu, ia berhasil membuat Nayanika dan rekannya Naomi merinding. Keduanya saling lirik-melirik sebelum kembali menatapnya aneh.
"Kau kenapa?" tanya Naomi dengan kesal. Pasalnya ia sedang kesal, ditambah senyum Clarencia yang cantik, ia semakin kesal saja.

Clarencia melupakan rasa dongkol dan geramnya. Ia bangun dari tepi ranjang empuk itu. Kakinya melangkah mengelilingi tubuh kedua orang itu dan berhenti di belakang mereka. Ia mengulurkan kedua tangannya, dan merangkul kedua bahu itu. Kepalanya maju ke depan agar bisa sejajar dengan mereka.
"Bagaimana jika kalian membantuku." bisiknya.

Nayanika mendelik dan menepis kasar tangan gadis itu, namun lagi-lagi Clarencia merangkulnya tanpa beban.
"Lepaskan tanganmu!" protesnya.

"Hei santai saja, aku sedang menawarkan kerja sama yang saling menguntungkan." sanggah Clarencia.

"Apa maumu?" Naomi bertanya dengan ketus.

Clarencia kembali tersenyum lebar.
"Kalian membenciku bukan?" tanyanya.

"Tentu saja!" jawaban serentak dan menggebu-gebu itu menyahut pertanyaan Clarencia yang langsung manggut-manggut.

"Kalian tidak ingin aku menikah dengan Duke, bukan?" tanyanya, lagi.

"Kau pikir kau pantas bersama Duke kami ha? Kau itu tidak cantik dan tidak ada kelebihannya! Jadi jangan berharap kami akan memyetujui pernikahan sialan itu!" sanggah Nayanika dengan geram. Clarencia tersenyum iblis. Gadis itupun menegakan tubuhnya.

"Jika begitu, bantu aku kabur." bisiknya yang hanya bisa didengar jelas oleh kedua pelayan itu.

Bagaikan mendapatkan sebuah kabar yang tidak bisa dipastikan keakuratannya, pelayan Nayanika dan Naomi memandang Clarencia dengan sorot tidak terbaca.
"Kegilaan apa lagi yang kau bicarakan? Kau sedang mengejek kami karena tidak bisa merayu Duke sedangkan kau bisa?" Nayanika berseru dengan pelototan khasnya.

"Aku sedang menawarkan sebuah kesempatan yang menguntungkan. Kalian bantu aku kabur dari sini, dengan begitu Duke yang kalian idolakan itu tidak menikah." Clarencia tampak berhasil sedikit demi sedikit mempengaruhi kedua pelayannya itu.

Namun Naomi sepertinya sedikit sulit untuk ditaklukan, terbukti dengan ia yang masih memandangnya penuh selidik sebelum berucap.
"Kau sedang tidak menjebak kami, bukan?" tanyanya.

Clarencia mengerutkan keningnya sebelum ia kembali tersenyum, kali ini senyum miring penuh rencana busuk.
"Apa aku sedang bercanda? Apa berita tentang aku yang berusaha melarikan diri beberapa hari yang lalu masih bisa kalian ragukan? Kalian pikir aku mau menikah dengan Duke? Yang benar saja. Siapa yang menyukai pria menyebalkan yang hanya mempunyai raut datar itu." Clarencia berkata.

Hai, Duke! Onde histórias criam vida. Descubra agora