Bab 16

1.7K 232 3
                                    

Kenrich mengurut keningnya sembari meringis. Perlahan ia membuka matanya yang terasa berat. Duke muda itu bersandar pada kepala ranjang. Beberapa menit ia dalam posisi itu hingga setelah ia merasa lebih baik, ia segera menuju kamar mandi.

Tanpa menunggu waktu yang lama, sosok tegap itu keluar dengan wajah yang sudah segar. Tetasan air mengikuti kemana kakinya melangkah. Dilihatnya Asher sedang meletakan pakaian yang akan ia gunakan hari ini. Tahu akan kehadirannya, pemuda itu berbalik dan membungkuk hormat.
"Selamat pagi Tuan." ucapnya.

Kenrich mengangguk dan mulai memakai pakaiannya, sedangkan tangan kanannya itu sibuk membuka kertas-kerta yang telah disatukan dengan rapi.

"Apa jadwalku hari ini." Kenrich bertanya.

"Pagi ini Tuan kedatangan tamu dari kerajaan, yaitu Raja dan Ratu Victory beserta Putra Mahkota. Lalu akan ada jamuan bersama mereka di siang harinya. Sorenya Tuan bisa mengecek data yang telah saya rekap tentang perkembangan bisnis senjata di bulan ini. Malamnya Anda tidak memiliki jadwal lagi, kecuali ada sesuatu yang mendadak." Asher menjelaskan dengan cepat dan lugas.

Kenrich selesai memakai pakaiannya.
"Kapan tamunya datang?" tanyanya lagi.

"Jam sembilan pagi, Tuan." jawab Asher.

"Apa mereka memberitahu tujuannya?" Kenrich berucap.

Asher membungkuk.
"Maaf Tuan, tidak. Ini sangat mendadak. Saya baru mendapat kabar pagi ini." tutur pemuda itu.

"Ah ya, Tuan dan Nyonya sudah pulang pagi-pagi buta sekali." lanjutnya memberitahu. Kenrich menanggapi dengan anggukan. Duke muda itu keluar dari kamarnya menuju ruang kerjanya yang terletak di kediaman utama keluarga. Asher senantiasa mengikuti Tuannya dari belakang. Beberapa penjaga dan pelayan yang melewatinya membungkuk penuh hormat dan Kenrich membalasnya dengan anggukan saja.

"Tuan sebaiknya Anda sarapan terlebih dahulu." Asher memberi saran saat sadar atasannya itu menuju ruang kerjanya.

"Aku tidak lapar." jawab Kenrich.

"Tuan, saya akan dimarahi oleh Nyonya."

Kenrich menghentikan langkahnya. Dengan berat ia berbalik arah tanpa mengatakan adapun. Sementara Asher tampak lega.

"Asher." panggil Kenrich.

"Iya, Tuan?" Asher dengan sigap menjawab.

"Apa aku mabuk semalam?" tanya Duke itu.

Asher yang mendengarnya menggaruk lehernya sambil tersenyum canggung, walaupun atasannya itu tidak akan melihatnya yang berjalan di belakang. Karena tak kunjung dijawab, Kenrich berbalik menatap bawahannya dengan alis yang ditautkan ke atas.

"Ya, Anda memang mabuk semalam." ucap pemuda.

"Bersama Lucas?" tanya Kenrich.

Asher mengangguk.
"Tapi Tuan Lucas langsung pergi karena Marquess menjemputnya tadi malam. Apa Anda tidak mengingat sesuatu Tuan?" pemuda itupun bertanya dengan hati-hati.

"Apa terjadi sesuatu?" Kenrich membalas dengan pertanyaan juga.

"Tadi malam tidak hanya Tuan Lucas saja, Nona Clarencia juga ada di sana." tutur Asher dengan pelan.

Kenrich mengerutkan alisnya. Tidak ada yang bisa tahu pikiran Duke itu saat ia terdiam selama beberapa saat. Dan Asher senantiasa menunggu Tuannya.

"Apa terjadi sesuatu?" Kenrich bertanya dengan dingin.

Dengan canggung Asher menggeleng.
"Tidak ada." ujarnya cepat. Ya, pemuda itu cukup pandai menyembunyikan sesuatu setelah diancam oleh Clarencia sendiri.

Hai, Duke! Onde as histórias ganham vida. Descobre agora