gengsi 1.7

124 24 5
                                    

Happy Reading

Jaehyun masuk ke dalam kamar pada pukul 11 malam setelah sehari yang panjang. Cahaya lembut dari lampu tidur Yeri masih menyala, dan ketika ia melihat ke arah kamar mandi, dia mendapati Yeri baru saja keluar dari sana dengan rambut basah nya yang masih meneteskan air.

Yeri berjalan begitu saja melewati Jaehyun. Ia mengganti pakaiannya tanpa sedikit pun menghiraukan pandangan tajam Jaehyun yang menatap tubuhnya. Suasana di dalam kamar terasa tegang, seakan ada jurang yang memisahkan keduanya. Jaehyun merasa bingung dengan perubahan Yeri padanya. Jaehyun merindukan sosok Yeri yang selalu ceria seperti dulu.

Setelah selesai mengganti baju, Yeri berjalan menuju meja rias untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Sementara itu, Jaehyun dengan hati-hati mengunci pintu kamar mereka dan melangkah mendekati Yeri dengan langkah perlahan.

"Berikan padaku. Aku akan membantu mu mengeringkan rambut" Jaehyun dengan lembut mengambil alih hairdryer dan memulai mengeringkan rambut panjang Yeri.

Selama Jaehyun membantu Yeri. Yeri hanya tertunduk diam memilih untuk tidak menatap kaca yang menampilkan sosok Jaehyun di belakangnya. Dengan waktu perceraian mereka yang tinggal satu bulan lagi, Yeri merasa perlu untuk membatasi hubungan apapun dengan Jaehyun.

Setelah Jaehyun selesai membantu Yeri mengeringkan rambut Yeri. Jaehyun dengan lembut meletakkan hairdryer-nya di atas meja rias dan Yeri bangkit dari duduknya "terimakasih" ucap Yeri

Baru beberapa langkah Yeri berjalan tiba-tiba saja Jaehyun menahan tangan Yeri, mengalungkan tangannya di pinggang Yeri dan dengan lembut menyandarkan dagunya pada bahu Yeri. Jaehyun dengan lembut mencium bahu putih Yeri, menciptakan tanda kepemilikan disana. Tangannya semakin erat memeluk tubuh mungil Yeri, sehingga keduanya menjadi begitu dekat hingga tak ada jarak sedikit pun di antara mereka.

"Jung hentikan" Yeri mencoba untuk menghentikan Jaehyun, namun Jaehyun tampaknya tidak mau mendengarkan. Jaehyun menggenggam kedua pergelangan tangan Yeri dan menguncinya di belakang tubuh Yeri dengan satu tangannya.

Dengan satu tangan yang menganggur, Jaehyun meraba pengait bra Yeri. Ia mencoba melepaskannya. Sebenarnya Jaehyun melakukan ini bukan hanya untuk memenuhi nafsunya saja tapi ia ingin membuat Yeri hamil. Jaehyun masih belum bisa menerima fakta bahwa ia akan bercerai dengan Yeri sebentar lagi.

Ciuman Jaehyun perlahan naik pada telinga Yeri. Ia menggigit nya dengan sensual.

Jaehyun yang sedang dikuasai nafsu mulai mendorong tubuh mungil Yeri pada ranjang. Ia menatap wajah Yeri dari atas kemudian mencium bibir Yeri dengan lembut. Sementara itu sejak tadi Yeri tidak melakukan banyak perlawanan dan hanya diam membiarkan Jaehyun menyentuhnya. Namun saat tangan jaehyun mulai meraba perut rata Yeri dengan cepat Yeri menahan tangan Jaehyun "Maaf Jung aku tidak bisa"

"Kenapa?" Tanya Jaehyun yang mengehentikan gerakan tangannya tapi masih pada posisi dirinya yang berada diatas tubuh Yeri.

"Sebentar lagi kita akan bercerai, aku tidak mau melakukan hal seperti ini lagi"

"Tapi kita masih menjadi suami istri, yerima. Biarkan aku menyentuh mu sebelum kita bercerai"

Yeri menggelengkan kepalanya "Aku tau niat mu Jung. Kau melakukan ini bukan hanya memenuhi nafsu mu bukan? Kau hanya ingin membuat ku hamil. Dan jika aku hamil maka perceraian kita akan tertunda. Aku tau niat licik mu Jung" Yeri mendorong tubuh Jaehyun lalu bergerak kesamping dan membelakanginya tubuh Jaehyun.

Pagi harinya jaehyun terbangun sedikit siang. Matahari sudah terlalu panas hari ini. Jaehyun mereba ranjang disebelah nya, kosong. Yeri sudah bangun lebih dulu ternyata. Ia merenggangkan tubuhnya yang merasa pegal dan beranjak dari ranjang. Matanya menyusuri tiap sudut mencari keberadaan Yeri.

GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang