gengsi 1.8

103 22 9
                                    

Happy Reading

Jaehyun masuk ke dalam apartemen dengan membanting pintu. Dengan suara lantangnya, ia terus berteriak memanggil Yeri. "Yeri! Di mana kamu, Yeri!" Dengan nafas terengah-engah, Jaehyun terus mencari Yeri di semua ruangan. Kemudian langkah kakinya terhenti saat mata Jaehyun menangkap sosok Yeri yang keluar dari arah dapur.

Jaehyun menatap tubuh Yeri dari atas kepala hingga kaki "Kau mau kemana?" tanya nya saat melihat Yeri berpakaian formal.

Yeri tidak memperdulikan Jaehyun, ia berjalan melewati Jaehyun. Namun, Jaehyun yang muak dengan perilaku Yeri segera menarik pergelangan tangan Yeri dan mendorong tubuh yeri ke sudut ruangan.

Jaehyun menatap tajam Yeri, mengunci kedua pergelangan tangan yeri dengan kuat. "Jawab aku Kim Yeri. Kau mau kemana?" desisnya dengan nada serius, mencoba mencari tahu rahasia yang disembunyikan Yeri.

"Yeri aku mohon jawab pertanyaan ku dan jangan diam saja. Emosi ku sedang tidak stabil saat ini jadi kumohon jawablah atau aku akan melakukannya dengan cara yg kasar"

Yeri menghela kecil nafasnya "Aku ingin mencari pekerjaan"

"Kerja? Untuk apa? Aku masih bisa menghidupi mu Kim Yeri"

"Untuk saat ini, lalu bagaimana dengan seterusnya?"

Jaehyun terdiam sejenak, ia paham dengan perkataan Yeri. "Setelah bercerai aku akan tetap memberikan mu uang yerima"

Yeri mengerutkan dahinya, ia tidak habis pikir Jaehyun akan mengeluarkan kalimat itu. Apakah Jaehyun menganggap Yeri sosok perempuan yang lemah? Atau sosok orang yang perlu dikasihani?

"Aku tidak butuh uang mu" Yeri melepaskan genggaman tangan Jaehyun tapi jaehyun menahannya jauh lebih kuat. "Aku belum selesai bicara dengamu"

"Apa lagi? Bukan kah aku sudah menjawab pertanyaan mu?"

"Belum"

"Apa maksud mu dengan belum? Aku sudah menjawab semua__

"Taeyong. Kau bercerai dengan ku dibantu Lee taeyong?"

Yeri terpaku diam saat mendengar perkataan Jaehyun. Hati Yeri berdebar kencang, tidak tau reaksi apa yg harus ia berikan pada Jaehyun dan mengapa Jaehyun bisa berkata seperti itu.

"Apa maksud mu dengan Lee taeyong? Aku tidak mengerti ucapan mu"

"Jangan berbohong. Aku sudah tau semuanya"

"Kalau iya kenapa?" Yeri membalas tatapan mata Jaehyun.

Terlihat jemari di tangan Jaehyun terkepal sempurna membentuk kepalan tinju. Tampak jelas Jaehyun menahan emosinya yang sudah meledak-ledak didalam.

Jaehyun menarik panjang-panjang nafasnya, ia melepaskan satu tangannya yang menggenggam pergelangan tangan Yeri. "Oke" jawabnya kemudian pergi meninggalkan Yeri.

Yeri kembali mengerutkan dahinya menatap punggung Jaehyun yang perlahan mulai hilang dari pandangan nya.

Ini seperti bukan Jaehyun yang yeri kenal. Sosok laki-laki yang selalu saja memaksa, kasar dan emosi yg meledak-ledak kini berubah menjadi sosok yg tenang.

Hati Yeri bergejolak tidak tenang, ia memutuskan untuk mengejar Jaehyun dan meninggalkan niatnya untuk mencari kerja.

"Kau tidak marah?" Tanya Yeri yang menyusul Jaehyun masuk ke kamar. Dilihatnya punggung polos Jaehyun. Suaminya itu terlihat sedang mengganti pakaiannya.

"Tentu saja marah"

"Lalu kenapa kau tidak seperti biasanya?"

Jaehyun memutar tubuhnya menatap Yeri yang masih setia berdiri di ujung pintu "Seperti biasa bagaimana? Menahan mu? Marah padamu? Memaksa mu? Atau bagaimana?"

GENGSIWhere stories live. Discover now