CHAPTER 10 [M]

306 21 15
                                    

Laurie Shadlock dibesarkan oleh keluarga Fletcher sebagai salah satu investasi masa depan. Orang akan mudah dikendalikan bila ia memiliki hutang budi, begitu yang Rank Fletcher tanamkan pada dirinya sendiri. Fakta mengenai hal tersebut tidaklah melenceng. Sebelum kematian menghampiri, Rank telah banyak menanamkan pola balas budi kepada Laurie; baik untuk Rank sendiri atau kepada putrinya yang tengah dimabuk asmara hingga sedikit hilang akal.

Waktu dini hari itu juga, Laurie pergi. Menelusuri jejak Joe membuang si kotak misterius. Tidak heran bila Kim Jungkook memercayakan hampir segala hal pada pria tiga puluh delapan tahun tersebut. Joe cerdik, tetapi Rank mengajari Laurie untuk menjadi tak kalah cerdas. Kotak itu datang pertama kali kepadanya. Ia sudah lebih dulu tahu. Dan tepat seperti dugaan, Kim Jungkook menyembunyikannya dari Jane. Menambahkan hal janggal yang membuat kecurigaan Laurie semakin lebar. Kematian Rank di rumah putrinya menjadi sebuah keanehan, ia pribadi memang tidak terima Rank mati begitu cepat. Tanpa penyakit dan ia meyakini bahwa bisa jadi Jungkook terlibat kendati sulit membuktikannya. Namun kotak tersebut, berisi potongan jari berdarah dan ada cincin milik―hanya mirip―Rank.

Jika benar kematian Rank Fletcher memiliki keterlibatan dengan ambisi Kim Jungkook, itu berarti Laurie telah gagal memenuhi sumpah balas budinya. Akan tetapi, kegagalan tidak akan dibiarkan terulang bila nyawa Jane kini kian terancam. Tungkainya yang pegal sehabis berjalan jauh―sengaja―berhenti di pinggir jembatan. Air sungai mengalir tenang di bawah. Ia memang tidak mungkin mendapatkan kotak itu lagi. Namun beberapa menit kemudian mobil hitam berhenti persis di depannya; mata-mata yang Rank sembunyikan bukan hanya Laurie Shadlock. Andai saja tuannya tidak mati, Laurie berkeluh kesah. Ketika bertukar informasi, ia pikir ini bukalah keberuntungan besar mendapatkan secara mudah identitas pengirim. Taehyung Rutledge telah terang-terangan dalam melempar serangan sebanyak dua kali.

Laurie kembali ketika Jane masih menikmati minumannya sembari melihat hutan di sekeliling pondok tampak gelap gulita. Awan mendung menutup bulan separuh yang seharusnya muncul. Dan di antara suara hewan-hewan malam tidak membuat Jane merasa ketakutan.

“Taehyung Rutledge,” mulainya.

Jane berbalik, berjalan dan lalu menaruh gelas kosongnya di atas meja. Gaun malam di tubuh merumbai tertiup angin dari luar, menerobos melalui jendela yang dibuka lebar-lebar. “Tidak heran, sih. Ada kenangan yang pasti membuatnya tidak bisa melupakan aku.” Pada dasarnya, Jane belum seratus persen mengenali motif Taehyung Rutledge. Kaki disilangkan ketika duduk di kursi goyang. Lakon tenang Jane buat sama persis dengan penggambaran Rank Fletcher dalam kepala Laurie.

“Wisata masa lalu. Kudengar, Rutledge hampir runtuh karena itu?” Laurie diam. Dan mereka kemudian hanya saling tatap dalam senyap selama beberapa menit.

“Dia mungkin tidak memercayai kematian palsumu.”

“Itu ulahnya sendiri,” timpal Jane. “Jadi di mana kotak itu?” Ia sedikit kesal, tidak sabar.

“Sudah tenggelam, Joe membuangnya kemarin siang ketika mengantarku kemari.” Namun tanggapan Laurie begitu santai.

Geram atas fakta bahwa ia tidak lagi bisa melihat isi kotak itu secara nyata, telapak tangan ditepukan pada pegangan kursi yang bentuknya menonjol melengkung, meremasnya ketat. “Kau tidak mengatakannya,” ujarnya masih dalam intonasi tenang.

Sudah dipastikan Jane akan marah. Namun itu yang Laurie ingin. Ia harus tahu apa maksud utama Jane menyuruhnya mencari tahu? Jika kotak tersebut bersangkutan dengan Rank, seharusnya Jane diberitahu, tetapi Kim Jungkook bungkam. Apa pria itu benar-benar tidak memberi omong?

“Maaf, aku hanya perlu memastikan kau bisa mencurigai Kim Jungkook. Isi kotak itu berkaitan dengan Rank. Dan priamu justru bungkam? Katakan padaku, Nona Fletcher, apa kau bisa dengan sungguh-sungguh mencurigai Jungkook?”

𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang