01 - SMA Wirabangsa

1.1K 18 0
                                    

ABSEN YANG SIAP BACA DAN SIAP MERAMAIKAN MY CHILDISH GIRL!

SUDAH SIAP MENJADI SAKSI HIDUP PERJALANAN KIRANA DAN ALVARO?

Jangan lupa vote, comment, dan share ke teman-teman kalian yaa!

• • • • •

SEBUAH teriakan melengking memenuhi ruangan kamar seorang perempuan yang sekarang terduduk tegak di atas tempat tidurnya.

Bukan suara tukang sayur, bukan juga suara tukang paket. Itu suara Kirana yang terkejut saat melihat jam wekernya sudah menunjukkan pukul enam pagi. Perempuan itu melompat dari atas kasur.

"Kenapa aku nggak dibangunin, sih?" teriaknya kesal.

Bi Mirna, asisten rumah tangga yang sudah bekerja di rumahnya sejak Kirana masih SD, datang tergesa-gesa masuk ke kamar Kirana. "Saya udah bangunin Mbak Kiran bolak-balik dari tadi, tapi nggak bangun-bangun."

"Masa sih Bi? Aku nggak ngerasa. Bibi banguninnya nggak serius, kali!" ujarnya sambil menyambar handuk, lalu bergegas ke kamar mandi.

Jangan kira kalau waktu mandinya seperti anak yang kalau telat cuma cuci muka dan sikat gigi. Kirana harus luluran dulu supaya bersih dan meyakinkan dirinya benar-benar wangi.

Tak lama, aroma parfum mahal menguar ke seluruh rumah. Kirana tak lupa memoles bedak, lipgloss berwarna pink serta memakai softlens hitam untuk melapisi bola matanya yang berwarna hazel.

Dengan segera gadis itu, Kirana, mengambil tas sekolah dan kunci motornya. Satu persatu anak tangga ia lewati, lalu menghampiri Bi Mirna di ruang makan. Matanya melihat sandwich yang sudah disiapkan di atas piring dan langsung memakannya dalam diam. Usai sarapan, gadis itu berjalan keluar rumahnya yang luar biasa megah itu menuju garasi mobil.

Pandangannya tertuju pada sebuah motor vespa matic LX 125 yang berwarna merah maroon kesayangannya, terparkir dengan rapi. Lalu, kendaraan itu pun melaju setelah waktu menunjuk tepat pukul setengah tujuh pagi.

• • • • •

Motor yang dikendarai Kirana berhenti tepat di parkiran sekolah. Gadis berambut sebahu itu turun dari sepeda motornya, lalu berjalan masuk ke gerbang SMA Wirabangsa sambil merapikan rambutnya.

SMA Wirabangsa, sekolah elit di Surabaya yang dipenuhi oleh anak borjuis. Bukan rahasia umum atau sudah jadi ketentuan yang diciptakan standar sosial kalau di setiap sekolah pasti ada satu anak yang selalu menjadi idola bagi teman-temannya.

Meskipun nakalnya tidak ketulungan, suka bikin onar dan kerusuhan, tetap saja dia dikagumi dan dianggap keren oleh seangkatannya atau adik kelasnya.

Belum lagi, geng cewek-cewek ribet yang suka bully gak jelas. Eh tapi, di setiap sekolah pasti ada pembully-nya kan? Sebenarnya, Kirana agak malas masuk sekolah semacam ini. Tapi Kirana teringat akan tujuannya kemari.

Berhubung SMA Wirabangsa ini terkenal banget dengan murid yang mukanya terpahat dengan indah, kaya, gentle, pinter, memesona, membuat perempuan mana pun ingin masuk ke sana. Bagi Kirana, semua itu ada di diri Alvaro.

Alvaro Aldrich, sejak kemunculannya menjadi murid kelas sepuluh di SMA mereka, cowok itu langsung menonjol. Tidak hanya bermodal ketampanan, semua orang tahu tentang diri dan keluarga Alvaro. Laki-laki itu menyandang nama keluarga Aldrich, keluarga yang sangat berpengaruh dalam dunia bisnis di Indonesia.

Semua kelebihan yang Alvaro miliki patut membuat dirinya mendapat predikat the most wanted guy. Bahkan, tidak hanya di SMA Wirabangsa, tapi juga incaran sebagian besar perempuan di luar sana.

"Eh Ran, lo ngapain di sini?" tanya Alan, teman sekelasnya.

"Sssttt, lagi nunggu Kak Varo, buruan sana pergi," usir Kirana.

"Elah Rannn, Rannn, lo masih aja ngarepin Varo? Udah berapa kali lo ditolak?" ujar Alan sambil merapikan rambutnya.

"Pergi atau gue lempar pakai sepatu nih!" ancam Kirana. Diusir bak anak kucing seperti itu, Alan akhirnya segera melangkah pergi.

Bertepatan sewaktu dia hendak melepas sepatunya, matanya menangkap Alvaro yang baru datang. Ia segera memperbaiki sikapnya, merapikan kembali rambutnya dengan gaya yang sok imut.

"Pagi Varo," sapa Kirana. Namun, laki-laki berpostur tinggi itu hanya diam saja. Ia berjalan melewati Kirana seolah tidak ada orang di sana.

Namun, bukan Kirana namanya jika ia menyerah. Kirana segera menyusul Alvaro dan berjalan di sebelah laki-laki itu. "Varo udah sarapan belum? Ran bawa roti nih, mau gak?"

Alvaro tidak menjawab.

"Ran bawa buah juga loh, mau?"

Alvaro tetap diam.

"Diem terus ih, berarti gak mau ya. Kalau gitu Varo maunya apa? Atau mau nasi goreng? Kapan-kapan Ran bikinin gimana? Jangan bilang gak suka nasi juga, terus Varo makannya apa?"

Alvaro tetap diam. Jangankan membalas, menoleh pun tidak pada Kirana.

"Ooh, Varo gak makan ya? Terus gimana caranya Varo tetap kuat? Gimana caranya Varo tetap tampan?" cerocos Kirana panjang lebar.

"Varo beneran gak mau roti? Terus Varo maunya apa? Gak mungkin cintanya Ran kan? Tanpa Varo minta pun bakal Ran kasih," ujar Kirana seraya terkekeh kecil.

"Varo jawab ih, jangan diem aja. Alvaro."

"Pergi."

Satu kata, namun mampu membuat langkah Kirana terhenti. Alvaro pergi begitu saja setelah mengatakan itu.

Kirana tersenyum pedih. "Tak apa Ran, ini bukan pertama kalinya kamu seperti ini, suatu saat nanti kamu pasti akan menang. Tunggulah, Ran akan buat Varo gak bisa berhenti mikirin Ran sedetik pun, Ran janji!" ucap Kirana pada dirinya sendiri.

• • • • •

HOLLAAA, GIMANA BAB SATU INI?!

Spesial chapter buat kalian yg jomblo, malam Minggu ditemenin sama Mas Varo, hahah🤪

Yuk spam comment sebanyak-banyaknya di setiap paragraf ya!

Update kapan lagi?!😋

MY CHILDISH GIRL (ON GOING)Where stories live. Discover now