17 - Perempuan Istimewa

456 11 1
                                    

Kindly vote and comment before u read the story😍✨

Oiya, akhirnya bisa update😩 maap bgt ya tugas sekolah bener-bener banyak banget mana latihan terus, jadi aku gaada waktu buat next chapter🤧

Makasih banyak buat yang udh nunggu cerita ini❤️ selamat membaca, jangan lupa sambil dengerin lagu di mulmed ya!!🥳

• • • • •

"Para penumpang yang terhormat, sembari kita mulai mendarat di bandara Internasional Juanda, Jawa Timur. Mohon pastikan punggung kursi dan meja anda berada dalam posisi tegak. Pastikan juga sabuk pengaman anda terikat dengan baik dan seluruh barang bawaan tersimpan di penyimpanan atas. Atas nama Garuda Indonesia dibawah pimpinan kapten Andy dan seluruh awak pesawat yang bertugas mengucapkan selamat jalan, dan terima kasih atas pilihan anda untuk terbang bersama kami."

Suara pemberitahuan dari pramugari di pesawat membuyarkan lamunan Fany yang saat itu sedang dalam perjalanan pulang, setelah cukup lama menetap di negeri asal Papanya. Prancis.

Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu kurang lebih delapan belas jam, akhirnya Fany sampai di tempat tujuan. Meskipun merasa lelah, tapi gadis itu langsung berangkat ke rumah sakit untuk menemani Kirana.

Biarlah semua orang menatapnya dengan tatapan aneh karena penampilannya yang berantakan, Fany tidak peduli akan hal itu. Baginya, yang terpenting sekarang adalah memastikan keadaan Kirana.

• • • • •

Sementara di sisi lain, Kirana duduk di bangku rumah sakit. Pandangannya kosong, wajahnya pucat dan tampak tidak berdaya. Ia ingin menangis tapi air matanya sudah terasa kering.

Handphone-nya kembali berdering, tapi Kirana tidak peduli.

"RANN!!!" panggil seseorang. Kirana tidak menjawab, hingga akhirnya perempuan itu berlari dan berdiri di hadapannya.

Perempuan itu tampak cemas. Dia adalah Fany, sahabatnya.

"Ran, lo baik-baik aja, kan?" tanya Fany khawatir.

Kirana hanya diam saja.

"Rann."

Fany menggoyangkan bahu Kirana, tapi perempuan itu tetap tidak menjawab. Sesuatu jatuh dari tangan Kirana, sebuah kalung dan surat.

Fany mengambil surat itu dan membacanya.

Kirana, ini Mama...
Hari ini kamu ulang tahun ya, udah besar aja anak Mama...
Maaf, Mama dan Papa jarang bisa main sama kamu, kami sibuk, tapi bukan berarti kami tidak sayang sama kamu...
Mama sama Papa sayang sama Kirana...

Maaf, di hari ulang tahun kamu, Mama dan Papa tidak bisa pulang, tapi kami sudah menyiapkan hadiah untuk kamu...
Kamu pakai ya, mungkin bulan selanjutnya Mama dan Papa baru bisa pulang...

Mama sama Papa janji, pas pulang nanti kita akan pergi liburan selama seminggu penuh...
Kita jalan-jalan kemana pun kamu mau... Tunggu Mama ya...
Mama sayang kamu...
Happy birthday, my lovely daughter...

Fany kembali melihat ke Kirana. Bulan depan adalah ulang tahun Kirana yang ke 17 tahun, yang berarti surat itu seharusnya di terima bulan depan, bukan hari ini.

Fany menyimpan surat dan kalung itu. Ia kembali beralih pada Kirana. "Lo udah makan? Belum, kan? Makan dulu yuk," ajak Fany.

"Fan."

"Iya?"

Kirana menoleh ke arah Fany. Air matanya kembali jatuh, tatapannya seolah memperlihatkan keputusasaan.

MY CHILDISH GIRL (ON GOING)Where stories live. Discover now