16 - Merasa Bersalah

423 11 0
                                    

SEPERTI pagi biasanya, jalanan sudah ramai dipenuhi oleh anak sekolah dan para pekerja kantoran yang berbondong-bondong ingin segera sampai tujuan.

Sama halnya dengan seorang pemuda yang mengendarai motor sport-nya dengan kecepatan tinggi, menerobos jalanan yang begitu padat hingga tak sedikit dari mereka mengumpat kasar.

Hingga motor sport berwarna hitam itu memasuki area parkiran SMA Wirabangsa. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit, seseorang yang mengendarai motor tersebut segera turun dari motornya.

Bagai effect slow motion, ia melepas helm full face-nya, membuat seluruh siswi yang berlalu lalang memekik kagum akan ketampanannya.

"Kak Varo ganteng banget, sih!"

"KAK VARO, I LOVE YOOOUUU!"

"MAMA, AKU MAU GILA RASANYAAAA!!!"

Dengan langkah perlahan, Alvaro beranjak dari parkiran menuju gerbang SMA Wirabangsa. Lelaki itu hanya diam mendapati siswi SMA Wirabangsa yang begitu antusias melihat kedatangannya.

Ia mengedikkan bahu tak peduli. Suara jeritan dan teriakan sudah biasa ia dapatkan dari Kirana. Tapi, tunggu dulu. Alvaro mengedarkan pandangannya ke sekeliling sekolah, dari tadi ia tak bertemu dengan Kirana di parkiran maupun di gerbang.

Perempuan itu biasanya menunggu Alvaro di depan gerbang, mengikuti kemana pun Alvaro pergi, lalu mengganggunya. Tapi kali ini berbeda, tak biasanya perempuan itu datang terlambat ke sekolah.

Namun, Alvaro tak mau ambil pusing. Toh, ia bisa tenang dari kejaran Kirana. Kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju kelas sebelum bel masuk berbunyi.

• • • • •

Jam istirahat pertama telah berlalu. Seharian ini, Alvaro sama sekali belum melihat batang hidung Kirana di sekolah. Ia sengaja duduk di depan kelas agar bisa melihat perempuan itu saat masuk kelas, tapi hingga kini Alvaro masih belum menemukannya.

Biasanya sebelum bel istirahat berbunyi, Kirana akan ke kelas Alvaro dan mengajaknya ke kantin. Jika biasanya Alvaro pergi bersama Kirana ke kantin, maka hari ini dia sendirian.

Bahkan di kantin tadi, Alvaro juga tidak melihat Kirana. Apa Kirana tidak ke kantin? Atau perempuan itu tidak sekolah?

Alvaro terdiam. Perasaannya kacau, ia tidak tahu sebenarnya apa yang ia inginkan. Alvaro tidak ingin melanggar perjodohan itu, tapi ia juga tidak ingin kehilangan Kirana.

Jujur saja, Alvaro sudah nyaman dikejar-kejar oleh Kirana. Tingkah Kirana membuat kesepiannya berlalu.

"Var, gue mau ngomong sama lo," ucap Andre lalu duduk di sebelah laki-laki itu.

"Ini tentang Kirana, gue sama Reyhan mau—" belum selesai Andre bicara, perkataannya sudah terpotong oleh Alvaro.

"Kalau itu menyangkut Kirana, gue gak mau tau."

"Tapi Var, ini penting, Kirana—"

"Gue gak peduli. Udah, gue masuk dulu."

Lagi dan lagi Alvaro menghindar, tidak ada yang bisa ia lakukan. Kalau ia terus mendengar tentang Kirana, itu akan membuatnya semakin kacau.

Ia merindukan perempuan itu, tapi ia tidak mau teman-temannya tahu. Alvaro harus berpura-pura tidak peduli.

• • • • •

Sepulang sekolah, Alvaro yang biasanya melihat Kirana duduk di depan sekolah menunggu angkot, kini tidak ada siapa-siapa. Alvaro yakin Kirana tidak sekolah.

Apa perempuan itu sakit? Atau terjadi sesuatu? Memikirkan Kirana yang tidak masuk selama satu hari saja membuat Alvaro hampir gila.

Alvaro ingin bertemu dengan Kirana. Dia ingin menanyakan bagaimana kabar Kirana. Bahkan ia ingin sekali ke rumahnya, untuk sekedar mengecek keadaannya.

Tapi, mengingat dirinya yang tidak pernah membalas sapaan Kirana dan memilih menjauh, membuatnya mengurungkan niatnya.

Laki-laki itu marah kepada dirinya sendiri dan merasa sangat bersalah pada Kirana. Perempuan itu begitu pengertian dan baik padanya, meski ia terus disakiti dan ditolak berkali-kali.

TIN... TIINN... TIIINNN...

"Hei, Mas. Lampu hijau sudah menyala, ayo jalan!" ucap Bapak-bapak di belakangnya sembari terus menekan klakson yang berhasil membuyarkan lamunannya.

"Ah, iya. Maaf Pak."

Laki-laki itu segera menoleh dan melihat lampu lalu lintas sudah berganti hijau, Alvaro segera melajukan motornya.

Sesampainya di rumah, Alvaro tidak pernah tenang, entah kenapa perasannya tidak menentu. Ia cemas akan sesuatu, tapi tidak tahu itu apa.

• • • • •

YEAYY, AKU UPDATE LAGII!! SIAPA YANG SENENGGG?!??🥰

by the wayyy, kemarin kalian udah coblos belum?? hari ini ditemenin My Childish Girl yaaa<3

jangan lupa vote comment!!🌟💬

MY CHILDISH GIRL (ON GOING)Where stories live. Discover now