21 - Karma

394 21 4
                                    

yeaayy, MCG udah update chapter 21, yuk rayainnn Idul Fitri ditemenin My Childish Girl yaaa!!

happy reading, let's vote and comment!!

• • • • •

KEESOKANNYA, lebih tepatnya di kantin. Alvaro terus saja memandangi Kirana yang tengah menghabiskan makan siangnya.

Seperti biasa, perempuan itu sendiri. Padahal baru kemarin Alvaro melihat Kirana tertawa bersama teman-temannya. Sungguh, Alvaro tidak mengerti dengan Kirana.

Alvaro terus memandangi Kirana. Ia sudah salah menyamakan Kirana dengan Callista, mereka berbeda, bahkan Kirana lebih cantik dari Callista.

Alvaro mengerti seberapa dalamnya rasa sedih yang dirasakan Kirana. Kehilangan orang tua, Alvaro sudah pernah merasakannya. Hanya saja orang tuanya bercerai, bukan meninggal.

Sementara Kirana, kehilangan orang tua untuk selamanya. Perempuan itu masih tetap tenang, masih bisa mengendalikan dirinya, dan tanpa Alvaro tahu Kirana hanya terlihat baik-baik saja di luar.

Sementara di dalam, ia benar-benar hancur, tidak ada lagi yang tersisa pada dirinya. Bahkan, Kirana hampir kehilangan hati dan perasaannya.

Setelah menghabiskan makanannya, Kirana segera meninggalkan kantin. Alvaro yang melihat itu segera mengikuti Kirana.

"Ran." Panggil Alvaro.

Kirana berhenti dan berbalik. Alvaro merasa senang karena Kirana masih mendengarkannya. Namun, Alvaro terkejut bukan main melihat wajah Kirana yang jauh tampak lebih pucat dari sebelumnya.

"Lo gak apa-apa Ran? Muka lo pucat."

Alvaro hendak menyentuh wajah Kirana, namun dengan cepat Kirana menepisnya.

"Kalau gak ada yang mau lo omongin, gue pergi." Kirana kembali beranjak, namun Alvaro tetap mengejarnya.

"Ran, nanti sore mau jalan-jalan? Lo mau apa? Gue traktir deh, nanti pulang sekolah gue anterin. Lo sejak dulu pingin pulang bareng gue, kan?" ajak Alvaro.

Kirana tidak menjawab. Alvaro berjalan mendahului Kirana dan berdiri di hadapan gadis itu, membuat Kirana berhenti.

"Ayolah Ran, gue bakal beliin apapun yang lo mau."

"Minggir."

"Gak mau. Jawab dulu ajakan gue," ucap Alvaro.

"Lo udah punya pacar, sekarang lo malah ngajakin gue keluar? Lo kayak cowok murahan tau gak," jawab Kirana.

Alvaro merasa tertampar dengan kalimat itu. Sakit, itulah yang ia rasakan. Apa ini yang Kirana rasakan dulu saat ia memaki gadis itu?

"Ran, gue—"

"Mau lo apa sih? Saat gue dulu ngejar-ngejar lo, lo selalu ngejauh, terus nyuruh gue buat berhenti ngejar lo. Dan sekarang, saat gue udah berhenti lo malah datang. Lo kira gue bakal balik lagi ke lo?!"

"Gue tau perasaan lo Ran. Lo sebenarnya masih belum bisa move on dari gue. Gue bisa baca isi hati lo."

"Iya, kalau gue masih punya perasaan, gue masih belum bisa move on sama lo. Tapi sayangnya, gue gak punya hati ataupun perasaan. Jadi, lo gak usah sok bisa baca isi hati gue."

Kirana kembali pergi, namun Alvaro tetap mencegahnya.

"Ran, gue tau lo sakit hati, tapi jangan gini. Gue lebih suka lo marahi daripada lo diemin kayak gini. Di diemin itu gak enak, Ran."

"Lo baru sadar kalau di diemin itu gak enak? Terus apa lo mikirin perasaan gue selama ini kayak gimana?" jawab Kirana sarkas.

"Udah deh, gue capek ngomong sama lo. Jangan ganggu gue lagi, gue muak sama lo." Kirana pergi, Alvaro tidak menghentikannya.

Alvaro menyadari kesalahannya pasti sangat besar sehingga Kirana bersikap begitu padanya. Apa ini yang dulu Kirana rasakan? Benar kata orang, karma itu ada, dan kini Alvaro sedang mendapatkannya.

Sementara di sisi lain, Kirana berjalan menuju UKS. Sejak tadi ia menahan agar tidak menangis, ia terus menahan diri dengan mengepalkan tangannya, sehingga tanpa ia sadari tangannya terluka.

Kirana menutup pintu UKS. Ia mencari kotak P3K. Tangannya bergetar, membuat apapun yang ia pegang terjatuh. Jantungnya berdetak dengan kencang, pernapasannya tidak stabil.

"Tahan Ran tahan, please, jangan di sini."

Kirana berusaha mengambil air untuk ia minum, namun gelas yang ia pegang terjatuh dan pecah. Pecahan itu tersebar kemana-mana, Kirana langsung menutup wajahnya. Tidak, pecahan gelas itu tidak boleh melemahkan mentalnya.

Kirana harus segera keluar dari UKS, jika tidak maka ia tidak tahu apa yang akan terjadi. Pikirannya mulai di penuhi hal yang tidak-tidak, serpihan gelas itu benar-benar membuatnya hilang akal.

Kirana berusaha untuk bangun, kini semua tubuhnya bergetar, wajahnya semakin memucat. Kirana keluar dari UKS dan berjalan menuju kelasnya dengan keadaan tidak baik-baik saja.

"Tidak Kirana. Kamu tidak gila, kamu masih waras. Tadi kamu hanya berniat untuk membersihkan serpihan kacanya, tidak, kamu tidak gila."

Kirana terus saja mengulang kalimat itu pelan, meyakinkan dirinya. Kirana tidak mengerti, apa yang terjadi padanya?

Mendadak kepalanya terasa sangat berat, seperti di hantam sesuatu yang keras, sehingga Kirana ambruk di lantai.

• • • • •

happy Eid Mubarak semuanyaa, minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin🙏🏻❤️

1 kata buat Alvaro?

1 kata buat Kirana?

update kapan lagi yaa?!🤔

MY CHILDISH GIRL (ON GOING)Where stories live. Discover now