22 - Sebatas Bayangan

291 10 0
                                    

yuhuwww, akhirnya aku update lagii🥰

absen duluuu, klean dapat thr berapa lebaran kemarinn??

vote comment jgn lupa ya!! kalau yang vote banyak, aku bakal double update atau engga besok!!🤧

• • • • •

MENGINGAT beberapa bulan lagi akan segera menghadapi ujian sekolah dan ujian nasional, Andre gencar mencari referensi materi berupa buku yang bisa ia pelajari.

Tangannya dengan lincah mencari buku yang akan ia pakai sebagai referensi belajar. Setelah mendapat semua buku yang ia perlukan, Andre pun pamit keluar setelah mendapat izin meminjam buku pada guru penjaga perpustakaan.

Andre baru saja keluar dari perpustakaan. Namun, tubuh Andre sedikit terdorong ke depan ketika seseorang menabraknya dari belakang.

BRUKKK!!

Buku-buku yang dibawanya jatuh berhamburan ke lantai. Andre berbalik, keningnya mengerut pada sosok yang tak kunjung bangun. Andre memicingkan matanya, sepertinya ia mengenali gadis itu.

"Ran?"

Akhirnya Andre memastikan keadaan gadis itu dan terkejut saat melihat Kirana sudah tidak sadarkan diri. Setetes darah keluar dari hidung Kirana mengenai lantai.

Melihat wajah cantik Kirana yang kini terlihat pucat pasi, dengan tergesa gesa, Andre mengangkat tubuh mungil Kirana keluar dari sekolah menuju ke rumah sakit.

• • • • •

Kirana berusaha untuk membuka matanya. Berat. itulah yang ia rasakan. Suara yang ada disekitarnya mulai terdengar, perlahan Kirana membuka matanya.

"Ran, gimana keadaan lo? Mana yang sakit?"

Orang yang pertama kali Kirana lihat adalah Fany. Wajah Fany tampak khawatir, matanya sembab menandakan perempuan itu habis menangis.

Kirana hendak berbicara, namun suaranya tidak bisa keluar. Selang oksigen yang ada di mulutnya serta infus yang ada di tangan kanannya, membuat Kirana mengetahui bahwa ia berada di rumah sakit.

Kirana menoleh ke samping, namun kepalanya terasa sangat berat. Padahal ia tidak bergerak, tapi mampu memberinya rasa sakit yang luar biasa.

Kirana sedikit kesulitan bernapas. Bunyi alat monitor terus saja memenuhi kepalanya. Sakit, itulah yang Kirana rasakan.

Kirana tidak tahu apa yang terjadi. Apa ia terlalu kelelahan? Terakhir ia berobat, dokter mengatakan ia terlalu banyak bergerak. Ah, seharusnya Kirana libur saja.

"Ran, lo gak apa-apa kan?" tanya Fany khawatir saat melihat Kirana hanya diam dengan tatapan kosong.

"Ran!!" Fany berusaha memanggil Kirana.

Kirana hanya bisa membalas dengan anggukan. Kirana sendiri tidak tahu, tubuhnya juga terasa lemas, untuk mengangkat tangannya saja ia tidak bisa.

Kirana merasa lelah, padahal ia tidak bekerja berat tadi. Kirana memutuskan untuk menutup matanya, ia ingin tidur sebentar.

• • • • •

Malam pun tiba. Kirana tak kunjung bangun dari tidurnya, mungkin karena efek obat bius yang diberikan perawat.

Dalam tidurnya, ia menemukan hal yang indah dalam mimpinya, dan tiba-tiba, "Kirana... ini Mama."

Kirana segera membuka matanya. Tubuhnya sedikit terkejut. Suara itu menggema di telinga Kirana, membuat ia menoleh ke kiri dan ke kanan. Kirana yakin ia tidak salah dengar, itu suara Mamanya. Mamanya ada di sini.

Kirana tampak gelisah dengan tubuh yang gemetar, membuat Fany yang sedang berbaring pun segera bangun. "Ran, kenapa? Lo gak apa-apa?"

"Ma... ma." Kirana berusaha kuat membuka mulutnya. "Ma... ma... ada... di sini." Kirana terbaring lemah di atas ranjangnya dengan keringat dingin yang terus saja mengalir. Mimpi itu seolah-olah begitu nyata.

Fany tersenyum tipis, melihat Kirana yang seperti itu membuat hatinya bergetar. "Mama selalu ada di samping lo Ran, Mama selalu ngejagain lo. Makanya, lo cepat sembuh, ya."

Kirana tidak menjawab, ia hanya diam. Namun air matanya jatuh, dan Fany tahu betapa rindunya sahabatnya itu dengan orang tuanya.

Fany tanpa sadar ikut menangis. Melihat Kirana yang tampak tak berdaya membuatnya merasa sangat bersalah. Ia gagal menjaga Kirana.

"Gue sayang sama lo Ran, lo sahabat gue yang paling berharga. Cepat sembuh ya, biar kita bisa main lagi," ucap Fany menenangkan.

Kirana mengangguk pelan, tapi matanya masih liar ke sana dan kemari, berharap ia bisa melihat keberadaan Mama dan Papanya meski hanya sebatas bayangan.

• • • • •

TBC!

yuk spam comment sebanyak-banyaknya di setiap paragraf yaa!!💞

MY CHILDISH GIRL (ON GOING)Where stories live. Discover now