5. Oma nakal..

1.8K 202 12
                                    

...Happy Reading...

Neo tengah merengut di dalam gumpalan selimut hanya kepalanya saja yang terlihat, di dahinya terpasang plaster penurun panas

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Neo tengah merengut di dalam gumpalan selimut hanya kepalanya saja yang terlihat, di dahinya terpasang plaster penurun panas.

"Buang aja yah! Nyusahin."

"Yayah~" Rengekan Neo saat indra pendengarannya menangkap perkataan dari adeknya.

"Yah, aku kekamar." Mendapat anggukan dari sang ayah Ares melenggang pergi dengan muka datarnya.

"Lain kali jangan pergi sendiri Neo, ngrepotin orang rumah."
Setelah mengatakannya Arga pergi begitu saja meninggalkan suasana hening.

"Mati aja lo, anak idiot. Semua rusak gara-gara lo." Neo mendongak, menatap Ray yang berada di sisi lain sofa.

"Adek jangan-"

"Kalo lo gak lahir keluarga ini bakal sempurna! Lo cuma anak idiot yang gak berguna." Neo menunduk perkataan sang adik melukai ulu hatinya, walau Neo tak begitu paham apa yang Ray katakan ia hanya bisa menyimpulkan kalau kehadirannya yang membuat keluarga ini tidak sempurna.

Ray pergi keluar setelah mengatakannya, meninggalkan Neo sendiri tanpa ada bahu yang bersedia menompangnya.

"Neo nggak minta buat lahir." Suara bergetar terdengar lirih keluar dari bibir pucat anak yang terlahir istimewa.

"Neo anak bodoh, anak bodoh, Neo bodoh.. Neo buat rusak hiks.. semua tidak suka." Tangannya memukul kepalanya sendiri berulang kali membuat pusing kian bertambah.

Sementara dari atas Ares melihat semua dari saat Arga pergi dari ruang keluarga hingga kini ia melihat adik yang tidak ia pedulikan tengah memukul-mukul kepalanya sendiri. Niat hati ingin mengambil air minum tetapi terhenti melihat seseorang di lantai bawah.

Setelah adegan Neo yang memukul sendiri kepalanya berulang kali dan dihentikan Mbak Asih yang tidak sengaja melihatnya. Kini wanita dengan status pelayan itu menghadap  Arga.

"Saya tidak bisa bekerja lagi di sini, tuan." Arga memijat pelipisnya.

"Apa tidak bisa hanya mengambil cuti?" Mbak Asih menggeleng dengan kepala menunduk, matanya melihat anak yang ia asuh memegangi salah satu kakinya.

"Tidak bisa tuan, ibu saya sakit di rumah dan saya harus merawat anak saya." Arga menghela napas.

"Baiklah, terima kasih sudah mau bekerja pada keluarga saya, Asih. Dan ini ongkos buat kamu pulang memang tidak seberapa tetapi semoga membantu." Asih menerima dengan sopan amplop tebal yang mengkin ada kata juta di dalamnya.

Kenapa Harus Neo?حيث تعيش القصص. اكتشف الآن