6. sakit oma..

1.8K 205 11
                                    

...Happy Reading...

Neo bergerak tak nyaman dlam tidurnya, raut wajahnya menunjukan rasa sakit yang ketara

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


Neo bergerak tak nyaman dlam tidurnya, raut wajahnya menunjukan rasa sakit yang ketara. idak ada tangan yang mendekap untuk mengatakan 'ada aku di sini' tetapi tangan Neo yang setia mendekap boneka hijau yang menemaninya sendari bayi.

"Yayah.. hiks.. hiks.. perut Neo sakit.. ayah.. hiks.." langit oranye perlahan menghilang digantikan malam dengan sang rembulan yang menerangi sunyinya suasana. Berjam-jam dengan rasa sakit yang ditahan tak membuat Neo beranjak. Neo terbiasa, bukan terbiasa menahan sakit tapi terbiasa dengan ketidaktahuannya untuk mengobati rasa sakit.

Neo, anak yang memandang dunia sebaik dirinya, tidak tahu kehidupan dewasa dan mungkin tidak akan pernah tahu.

"Yayah hiks.. pulang."
"Neo mau pulang."

Menyerah, Neo yang tidak tahan karena lapar mencoba bangkit berdiri sembari meremas perutna yang terasa perih akibat belum terisi sejak pagi.

Berjalan pelan sembari berpegangan pada dinding guna menahan bobot tubuhnya agar tidak tumbang, kalau sampai tumbang dirinya akan mendapat masalah, dan siapa juga yang ingin hidupnya penuh masalah?

Di ambang pintu Neo mengintip dengan memunculkan mata sampai pucuk kepala memastikan hanya ada dirinya seorang.

"Ndak ada, Neo mam!" Neo tersenyum kakinya melangkah dengan sedikit cepat menuju ruang makan. Meja panjang untuk 7 orang tampak tertata rapih, tangan kurusnya meraih tutup saji yang nampak elegan.

"Cacingnya ribut-ribut, berantem semua padahal ndak boleh."

"Itu kata yayah, hihi."

"Caringnya sabar, Neo mau ma-"

Celotehan polos dari bibir Neo terhenti, matanya menatap meja yang kosong, tak ada makanan satu pun bahkan sebutir nasi pun tak ada. Neo sangat sangat sangat berharap seminggu cepat berlalu, fisik dan batinnya terlampau lelah. Ia hanya takut, takut kalah dengan yang namanya takdir.

"Hiks.." Meluruhkan dirinya di lantai marmer yang dingin, malam yang semakin larut membuat suasana semakin sunyi. Bahkan, serangga yang biasanya berbunyi tidak terdengar suaranya.

"Ndak ada hiks.. perut- sakit."

"Mam'nya kenapa ndak ada hiks hiks.."

Neo tak tahan ia ingin kembali ke rumah tempat ia singgah, walau kehadirannya tidak semua orang menantinya.

Neo memutuskan pergi ke tempat yang bernama rumah, mengendap-endap dengan langkah kecil ke arah pintu keluar, tangannya setia meremas perut kurus yang terasa perih. Walaupun dirinya juga tak tahu bagaimana caranya pulang, apa salahnya mencoba?

"Neo mau yayah!" Tekadnya bulat walau dengan rasa sakit di perut Neo melangkah dengan pelan dan hati-hati.

Neo berdiri di depan pintu kayu besar, jantungnya berdebar perasaan takut mulai muncul membuat semangatnya kian memudar. Ruangan yang gelap memberi kesan horor, apalagi untuk Neo yang takut gelap.

Kenapa Harus Neo?Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz