13. Istirahat Sejenak

1.9K 184 1
                                    


...Happy Reading...

Pagi-pagi jarum jam menunjukan angka lima, bahkan langit masih sedikit gelap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi-pagi jarum jam menunjukan angka lima, bahkan langit masih sedikit gelap

lima orang remaja walau salah satunya digendong di punggung dengan mata terpejam mereka berniat menikmati sunrise di belakang villa yang memang disediakan, karna disana terdapat tempat melingkar mirip gazebo tetapi di bawah terdapat tiang penyangga yang tinggi membuat gazebo berada di atas bak rumah pohon dan tangga yang dibuat memutar.

Disekelilingnya terdapat pagar kayu yang membatasi terkadang terlilit tanaman merambat.

"Cil.. oi.. tidur mulu." Klian pasti tau siapa yang berucap.

Juan mulai kesal karna sendari tadi ia mencoba membangunkan Neo tetapi hasilnya nihil Neo tetap terlelap bahkan saat berada di gendongan koala Rian, mereka akan menaiki tangga Juan takutnya Rian tidak kuat menaiki tangga dengan Neo di gendongannya.

"Neo." Rian ikut mencoba memanggil dengan menepuk pantatnya, walau Neo terlihat kurus kecil tetapi tetap saja jika digendong dengan waktu yang lama akan terasa melelahkan.

"Cil~ bocil~" Mata Neo terbuka saat Juan mencubit pipinya gemas saking gemasnya bahkan pipi putih itu memerah.

"Hiks.. sakit~" Neo terisak dengan tangan kanannya mengusap bekas pipinya yang baru saja dicubit Juan.

"Sstt.. Neo udah pagi, bangun!" Rian menepuk pantat Neo agar Neo tak tidur kembali dan berhasil Neo membuka seluruh matanya dan mulai mengumpulkan nyawa.

"Sakit Rian, cubit-cubit." Rian menurunkan Neo dan ikut mengusap pipi tirus itu.

Hawa dingin di pagi hari membuat Neo mengigil hoodie hitam milik Ray tak sanggup menghilangkan hawa dinginnya, mereka lupa tidak membawa jaket tebal lainnya.

"Gw ambil selimut ya yan?" Rian mengangguk tangannya mengosok telapak tangan Neo yang dingin sedingin es.

"Kita ke atas, oke?" Menggandeng Neo menujuk atas bangunan yang sudah ada dua orang remaja menyeduh coklat panas.

"Udah bangun?" Pertanyaan retoris terlontar dari bibir Jian saat melihat Rian yang menuntun Neo ke atas.

"Menurut lo?!" Dari arah belakang Juan berdiri memegang selimut tebal di tangannya.

"Tanya doang elah. Sini yan Bang Neonya taruh sini." Jian berucap sembari menepuk samping kirinya yang kosong mengisyaratkan Neo untuk duduk disampingnya diantara ia dan Ray.

Neo berjalan dan mulai duduk mencari posisi nyaman tapi sebelum itu Juan menyelimuti Neo hingga hanya wajahnya yang terlihat.

Posisi saat ini membentuk cekungan atau huruf u. Disisi kanan Rian, lalu Ray, Neo, Jian, dan terakhir Juan.

Kenapa Harus Neo?Where stories live. Discover now