8. Dia istimewa

2K 193 6
                                    

...Happy Reading...

Neo diam dengan kedua tangan terlipat, matanya menatap keluar jendela mobil, sudah dua hari Neo mendiami Arga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Neo diam dengan kedua tangan terlipat, matanya menatap keluar jendela mobil, sudah dua hari Neo mendiami Arga. Sedangkan Arga nampak acuh dengan acara 'ngambeknya Neo' sepintas terlihat lucu cara Neo marah, tapi bukankah sakit saat kau ditinggalkan dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Mobil yang Neo tumpangi berhenti di palkiran sebuah toko alat perlengkapan sekolah dengan tiga lantai, Neo memandang polos toko di depannya tidak mengerti apa yang akan ayahnya beli, dan ya Neo tidak akan ikut ia masih matah ingat?

"Ayo!" Neo menatap Arga yang sudah turun. Sangat manis dengan kaus putih polos dengan sulaman kecil berbentuk beruang di dada kanannya dan celana hitam pendek selutut, ditambah topi kata rajut dengan pom-pom di ujung kedua sisinya menambah kesan imut.

"Hump, yayah nakal Neo masih marah." Neo memalingkan kembali mukanya ke arah jendela mobil yang tertutup.

Arga tidak menampilkan ekspresi apapun, sebaliknya ia mengecek jam di tangan kirinya.

"Tidak ingin kembali belajar, Neo?" Neo menatap dengan binar ke arah Arga, tangannya dengan cepat membuka pintu dan berdiri didepan Arga dengan kedua tangan dilipat dan kepala yang mendongak karna tubuhnya hanya sebatas dada.

"Ekhem.. karna yayah maksa, ayo Neo udah ndak marah. Ayo yayah! Masuk!" Menarik tangan Arga dengan kedua tangan kurusnya serta suaranya yang keras menarik beberapa perhatian beberapa orang mengundang suara-suara yang membuat telinga rusak.

Arga menatap beberapa orang yang mengatainya, bukan mengatai Neo terang-terangan dengan tajam yang mampu membuat mulut-mulut itu bungkam.

"Ayo yayah! Itu disana, Neo mau tas sekolah biar sama kaya adek.. hihi.." Arga menaikan sebelah alisnya mendengar permintaan Neo.

"Untuk apa tas? Kamu akan belajar dirumah, ayah menemukan guru yang akan mengajar." Neo yang mendengar mengerucutkan bibir yang mulai menunjukan ronanya.

"Yayah, emang ndak boleh?"

"Boleh." Neo kembali tersenyum pepsoden menampilkan giginya yang putih bersih.

"Bolehkan, jadi ayo yayah beli-beli!" Neo berjalan kembali dengan semangat ke arah rak berisi jereran tas berbagai model, sedangkan Arga hanya mengikuti dari belakang dengan wajah lempeng.

"Lucunya, ini kaya punya endut.. hihi.." Endut, sebenarnya bukan nama seseorang hanya saja Neo tidak tahu namanya, bocah laki-laki bulet berumur 8 tahun tetangga di depan rumahnya.

"Neo, ayah mau membeli sesuatu. Tetap di sini jangan pergi kemana mana, oke?"

Neo mengangguk semangat dengan kepala mendongak, ditangannya sebuah tas tengah Neo peluk erat "okey yayah."

Tas bergambar bus biru itu kembali Neo letakan, tangan kurusnya entah sampai kapan menyebut demikian tapi nyata adanya. Tangan itu kembali memillih mana yang menarik di matanya.

Kenapa Harus Neo?Where stories live. Discover now