16. 'Maaf' untuk bertahan

2.2K 190 17
                                    

...Happy Reading...

Saat ini Neo menangis keras di pangkuan Ares yang sedang menyetir, saat ia terbangun bukannya menemukan sang adik dan ketiga teman barunya ia malah menemukan sang kakak yang memasang wajah dingin membuatnya takut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Saat ini Neo menangis keras di pangkuan Ares yang sedang menyetir, saat ia terbangun bukannya menemukan sang adik dan ketiga teman barunya ia malah menemukan sang kakak yang memasang wajah dingin membuatnya takut.

"Ka Res, hiks.. Ka Res kenapa? Hiks.. hiks.." Ares diam tidak menjawab.

"Huhuhu.. Ka Res.. hiks.."

"Diam!" Bukannya berhenti Neo semakin mengeraskan suaranya bahkan mulai terdengar serak karna terlalu lama menangis.

"Ka Res huaa.. jangan marah.. huaa.. hua.. hiks hiks.."

Ckit.. mobil berhenti mendadak membuat Neo refleks melingkarkan kedua tangannya ke leher Ares.

"Diam, idiot." Neo mematung, dadanya sesak sangat sakit ia sangat tidak menyukai saat-saat seperti ini. Ares kembali menjalankan mobilnya saat Neo menghentikan tangisannya.

Ares benar-benar seram saat marah, Ares sebenarnya jarang memanggilnya idiot, jadi saat Ares memanggilnya idiot Neo tau Ares sednag marah padanya.

"Ka Res marah."

"Diam Neo." Ares menekan ucapannya tapi tak membuat Neo diam, bayangkan saja anak kecil yang menangis di suruh diam.

"Ka Res nakal hiks.." Ares tidak menanggapi ia fokus pada jalanan di depannya.

"Diam."

"Neo ndak mau sama Ka Res, Neo mau disitu." Neo memberontak memaksa untuk turun dari pangkuan Ares dan ingin beralih ke kursi penumpang namun Ares seakan tuli ia tetap melajukan mobilnya dengan cepat.

"Ka Res.. jangan cepat, Neo takut~" Ares tidak mendengarkan sebaliknya ia menambah laju kecepatanya membuat Neo kembali menangis kencang dan refleks membenamkan wajahnya di pundak Ares.

"Huaa.. Ka Res pelan- "

Cittt.. Ares menghindar lalu mengerem mendadak hampir menabrak seekor kucing liar, jantungnya berdebar kencang karena saat menghindari Ares refleks membelokan mobilnya ke arah kiri dimana jika ia tidak punya refleks yang bagus mobil yang ia naiki akan terjun bebas ke jurang.

"Sialan!" Ares merilekskan punggungnya dengan bersandar ke kursi mobil.

"Hiks.. hiks.. Neo takut." Ares melirik Neo yang memeluk lehernya erat sembari memejamkan mata.

"Diamlah." Neo melepas pelukannya dan menatap Ares dengan mata bulat yang berair khas anak kecil.

"Pindah!" Neo menggeleng pelan.

"Pelan tapi." Ares hanya berdeham untuk membalas ucapan lirih Neo. Neo yang mendapat jawaban segera pindah posisi di samping pengemudi.

"Pelan ya Ka Res?" Ares tidak menjawab tetapi ia melajukan mobilnya sedikit pelan hingga jalan kini berganti suasana yang tadinya jurang kini berganti dengan hutan pinus yang nampak sunyi, perjalanan memang jauh tapi untuk Ray dan teman-temannya yang melewati jalan tikus tidak sampai satu jam perjalanan.

Kenapa Harus Neo?Where stories live. Discover now