19. Rahasia

1.8K 192 13
                                    

...Happy Reading...

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Neo tengah menatap bosan wanita yang tengah menunjuk papan tulis di depannya, kadang ia menguap, terkantuk, bahkan berguling saking bosannya.

"Ibu guru Ita, udah selesai belum?" Nita melihat jam dinding di kamar Neo.

"60 menit lagi." Ita dengan sabar  menjawab Neo yang setiap menit selalu bertanya, kini Neo meluruhkan pundaknya lesu, jika menit kan ndak lama kan?

"Ibu guru Ita, adek pulangnya kapan?" Nita menghentikan gerakan tangannya yang menulis di papan tulis kecil.

"Em.. kayaknya bentar lagi." Nita berujar dengan mata yang kembali melihat jam dinding yang kini menunjukan pukul empat tepat.

"Ibu guru Ita, Neo mau minum dulu."

"Ya udah, jangan di lama-lamain loh."

Neo nyengir sebelum berlari menuju dapur, tangannya membuka kulkas dua pintu, netra hitam itu menatap isi didalamnya dengan teliti.

"Neo mau ice cream." Matanya berbinar melihat semangkuk ice cream rasa coklat kesukaannya.

Neo menikmati ice cream sembari jongkok di depan kulkas yang terbuka, sepertinya remaja kecil ini telah lupa dengan tujuan awalnya.

"Enak, Neo suka ice cream banyak-banyak."

"Apa yang kau lakukan?" Neo menghentikan suapannya saat suara bernada datar menembus gendang telinganya, Neo mengangkat kepalanya patah-patah.

Didepan Neo Ares tengah memandangnya datar dengan boneka katak hijau yang sudah tak berbentuk di genggaman Ares yang terlihat tengah menahan emosi.

"Ka Res, maafin Neo." Neo berdiri dengan pelan kepalanya menunduk dengan tangan yang mengulurkan semakuk ice cream yang sudah ia makan separuh.

"Kembali!" Neo mengangkat kepala mendengar suara datar Ares yang kini menatapnya dingin.

"Ice cream nya?"

"Kembalikan." Neo segera mengembalikannya ke freezer dan menatap Ares takut-takut, Ares saat marah sangat-sangat menakutkan.

"Koko nya Neo," Ares menatap datar Neo yang mengulurkan tangannya, wajah itu yang selalu membuatnya benci, dan wajah itu pula yang membuat hubungannya berantakan.

Srak.. mata bulat itu membelalak tak percaya, nafasnya naik turun netra hitam itu mulai terbaluti air mata saat teman yang selama ini menemaninya menjadi seonggok sampah.

Kenapa Harus Neo?Where stories live. Discover now