6. Young Lady

452K 19.7K 435
                                    

Hari ini Jessie sedang di kelas bersama Kate, July, dan Rosetta. Mereka menamakan geng mereka dengan nama 'Young Lady'. Sebenarnya itu adalah nama geng mereka sewaktu SMP dulu. Karena mereka semua berpencar, Young Lady jarang berkumpul. Tapi sekarang Young Lady sudah lengkap dan berkumpul lagi.

"Gengs, gue gabut asli," Keluh Rosetta.

"Sama, gue juga." Tambah Kate dan July.

"Ngerjain guru kuy?!" Usul Jessie dengan semangat.

"KUY PARS!!" Ucap mereka bertiga tak kalah semangat.

"Nanti pelajaran Pak Budi kan? Gue males sama gurunya. Kita kerjain ae lah." Jessie mengeluarkan seringaiannya.

Jessie mengeluarkan beberapa permen karet lalu memberi pada ketiga temannya.

"Lo pada tau kan apa yang harus dilakuin, gengs?"

"Tau lah Jess."

Mereka mengunyah-ngunyah permen karet lalu ditempelkannya di bangku guru. Sebenarnya itu hanya kejahilan kecil yang dibuat oleh mereka. Dulu saat mereka SMP, banyak guru yang mengundurkan diri dari sekolah karena tidak tahan dengan kelakuan mereka. Beberapa menit kemudian, Pak Budi guru Kimia masuk ke kelas. Jessie dan ketiga temannya saling berpandangan dan mengeluarkan smirknya.

1

.

.

2

.

.

3

.

.

"SIAPA YANG NARO PERMEN KARET DI BANGKU GURU?" Teriakan Pak Budi menggelegar di penjuru kelas.

Para murid tidak ada yang berani membuka suara karena takut pada Jessie, Kate, July, dan Rosetta. Pak Budi menghampiri mereka berempat.

"Ngapain bapak kesini?" Tanya Jessie santai.

"Kalian kan yang naro permen karet di meja guru?" Suara Pak Budi sedikit meninggi.

"Kalau iya kenapa? Dan kalo engga juga kenapa?" Tanya July santai, bahkan sangat santai.

"Kita semua bosen Pak, makanya buat kerjaan yang amat sangat seru kaya tadi." Tambah Kate.

"Kalian semua ke ruang BP sekarang juga!"

"Pak Budi yang tampan tapi mirip koala peliharaan saya, kami tidak mau ke ruangan anda." Ucap Rosetta tak acuh dan membuat seisi kelas tertawa. Sedangkan Pak Budi sudah menahan amarahnya dari tadi.

"KALIAN BEREMPAT KELUAR DARI KELAS!"

"Yesss!!" Kate, July, dan Rosetta ber highfive.

"Dari tadi kek pak nyuruhnya. Kuy gengs." Ucap Jessie lalu keluar dari kelas diikuti ketiga temannya.

Pak Budi menghela nafasnya melihat keempat muridnya dan meratapi celananya yang terkena permen karet akibat keempat muridnya itu. Jessie dan ketiga temannya berjalan menuju kantin. Mereka memesan mie ayam dan jus mangga. Beberapa menit kemudian, pesanan mereka datang lalu mereka makan sambil berbincang. Saat mereka sedang asik berbincang, tiba-tiba datang 5 orang siswi yang melihat sinis ke arah mereka.

"Heh anak baru!" Jessie merasa panggilan itu ditujukan untuknya hanya menoleh sebentar lalu kembali melanjutkan makannya sambil kembali berbincang dengan ketiga temannya.

"Kalo dipanggil tuh nyaut dong!" Gadis yang memanggilnya tadi menarik tangan Jessie tapi ditepis kasar oleh Jessie.

Jessie yang geram dengan tingkah siswi itu, langsung menggebrak meja dan berdiri. Ketiga temannya juga berdiri.

"Apa mau lo? Gue gak ada urusan sama bitch macem lo." Ucap Jessie datar.

"Sialan lo ya ngatain gue bitch! Lo tuh masih anak baru disini jadi jangan belagu! Mana dandanan lo berempat kaya gini! Rambut diwarnain kaya gitu mau dibilang hebat kalian?!" Siswi itu menunjuk-nunjuk wajah Jessie.

Kate, July, dan Rosetta yang melihat kejadian tersebut ingin turun tangan tapi ditahan oleh Jessie.

"Guys, kalian gak perlu turun tangan. Ini urusan gue. Gue rasa ini bakalan seru." Jessie mengeluarkan seringaian miliknya, dan itu membuat siswi itu gemetar tapi sebisa mungkin ia tutupi.

"Belagu banget lo nahan temen-temen lo!" Tangan siswi itu terangkat ingin menampar Jessie. Tapi Jessie menahannya dan memelintir tangan siswi itu hingga kesakitan.

Para pedagang di kantin tidak ada yang berani melerai karena takut. Keempat teman siswi itu kaget dan ingin membantu siswi yang dipelintir tangannya oleh Jessie.

"Kalian diam! Atau kalian mau kaya bitch ini? Yaudah sini kalo gitu," ucap Jessie dingin. Keempat siswi itu langsung diam ditempat.

"Berani banget lo ya sama gue! Lo gak tau apa kalo gue itu anak wakil kepala sekolah disini." Ucap gadis itu sambil menahan sakit di tangannya. Jessie menyeringai mendengarnya.

"Anak wakil kepala sekolah, eh? Sorry aja, seorang Jessie gak mungkin takut." Bisik Jessie di telinga gadis itu.

Tiba-tiba datang wanita dengan make up yang sangat tebal lalu menarik gadis yang dipelintir tangannya oleh Jessie dan ....

Plak

Wanita itu menampar wajah Jessie sampai pipinya sedikit membiru. Bahkan ia hampir jatuh jika Kate, July, dan Rosetta tidak menahan tubuh Jessie.

"Apa yang kamu lakuin ke anak saya?!" Teriak wanita itu. Ternyata ia adalah ibu dari gadis tadi, berarti ia adalah wakil kepala sekolah disini. Kelima gadis itu tersenyum senang melihat Jessie ditampar.

"Saya hanya memberi pelajaran terhadap anak anda." Jawab Jessie dingin dan tidak ada rasa takut sama sekali di wajahnya.

"Beraninya kamu!" Tangan wanita itu terangkat ingin menampar Jessie lagi tapi ....

"Bu Rinta! Cukup!" Aldric yang baru datang langsung menghampiri Jessie, "Baby kamu gak papa?" Ia bersama dengan Nick yang khawatir karena pipi Jessie sedikit membiru.

Bu Rinta, wakil kepala sekolah langsung menarik tangannya lagi karena melihat Aldric dan Nick. Ia sangat ketakutan karena ketahuan telah menampar salah satu murid.

"Baby, kamu gapapa? Pipi kamu biru gini, Sayang." Tanya Aldric sambil mengelus pipi Jessie yang membiru. Jessie tidak menjawab tapi menatap Bu Rinta dingin.

"Apa yang anda lakukan pada Jessica, Bu Rinta?" Tanya Nick dingin dan memasang wajah datarnya.

"S-saya hanya ...." Ucap Bu Rinta tergagap.

"Tidak usah dijelaskan! Anda saya pecat dan anak anda saya keluarkan dari sekolah ini." Ucap Jessie dingin.

Bu Rinta dan anaknya sangat terkejut dengan ucapan Jessie.

"Siapa lo berani-berani ngeluarin gue sama mecat nyokap gue? Lo itu cuma sampah trouble maker di sekolah ini! Dan yang harusnya dikeluarin tuh elo! Bukan gue sama nyokap gue! Orang tua lo gak pernah ngajarin sopan santun ya ke elo makanya tingkah lo rendahan kaya gini. Jangan-jangan orang tua lo juga sama kaya lo, bahkan lebih rendah dari lo!" Ucap anak Bu Rinta itu dengan nada mengejek. Rahang Jessie mengeras. Jessie tidak terima orang tuanya dibilang rendahan.

"Udah ngomongnya?" Tanya Jessie dingin.

PLAK

Jessie menampar gadis itu. Semua yang melihat kejadian itu terkejut. Jessie menarik kerah seragam gadis itu.

"Jangan sekali-sekali lo ngomong kaya gitu di depan gue! Jangan sekalipun lo ngerendahin orang tua gue yang bahkan lo itu gak tau siapa mereka! Denger ya, orang tua gue itu derajatnya lebih tinggi dari lo! Bahkan beda jauh dari orang tua lo!"

"Memang siapa orang tuamu hah?" Tanya Bu Rinta sinis.

"Catet dan denger baik-baik, orang tua saya itu Adam Robert dan Evelyn Rosetta Robert! Pengusaha sukses dan orang terkaya ketiga di dunia sekaligus pemilik sekolah ini!" Ucap Jessie sambil menyunggingkan seringaiannya.

TBC

Jangan lupa vommentanya guys
Seeya next part^^

Bad Girl and Crazy TeacherWhere stories live. Discover now