11. BP

374K 15.5K 94
                                    

Pagi ini Jessie sedang siap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ia memakai seragam dan sepatu warna hijau tosca yang sama dengan warna rambutnya.

Jessie tersenyum melihat cincin pertunangannya dengan Nick lalu melepas cincinnya. Ia mengambil kalung silver yang ada di meja riasnya. Lalu memasangkan cincin ke kalungnya dan memakaikan ke lehernya. Jessie segera turun untuk sarapan bersama keluarganya.

"Morning pa, ma, bang Nash, bang Kevin." Jessie mencium pipi mereka lalu langsung duduk di sebelah Nash.

"Morning Jessie." Ucap mereka semua.
Mereka sarapan disertai dengan ocehan Nash, Jessie, dan Kevin.

Setelah selesai sarapan, Jessie langsung pamit pada orang tua dan kedua kakaknya. Jessie ke sekolah mengendarai lamborghini putih miliknya. Perjalanan menuju sekolahnya memerlukan waktu setengah jam karena tidak terlalu macet.

Jessie memarkirkan mobilnya di parkiran lalu segera berjalan ke kelasnya sambil mendengarkan musik di mp3 nya menggunakan earphonennya.

Saat sudah sampai di depan kelasnya, tiba-tiba jalannya dihadang oleh dua orang siswi yang dandanannya sangat menor. Jessie menatap dua siswi itu dengan tatapan datarnya.

"Mau apa lo berdua?" Tanya Jessie dingin dengan wajah datar miliknya. 

Dua siswi itu menatap Jessie dari atas sampai bawah dengan tatapan yang sangat sinis.

"Ini toh anak barunya? Tengil banget, belom ada seminggu aja gayanya udah kaya cabe gitu." Ucap salah satu gadis ber nametag 'Cassandra Zevanya Alvaro'.

'Yee dasar cabe gak tau diri. Gak liat apa dandanannya dia sendiri gimana.'

"Iya Dra, tengil banget masih anak baru pula." Tambah temannya yang bernama 'Aurel Safrina Dirgantara'.

"Terus kalo gue tengil, urusannya sama kalian itu apa? Lo sirik karna liat style gue? Lo mau kaya gue tapi takut sama aturan? Ah cupu lo." Ucap Jessie sinis sambil menyeringai karena ucapan Jessie bisa dijamin sangat benar.

"Gue gak suka aja liatnya. Gue yang anak guru aja gayanya gak se tengil elo. Masa lo yang bukan siapa-siapa tengil banget gayanya." Cassandra kesal karena ucapan Jessie benar. Walaupun Cassandra anak guru, tapi ia dilarang oleh ibunya. Yah walaupun make up yang ia pakai sangat berlebihan.

"Lo anak guru? Tapi sayangnya gue gak peduli." Ucap Jessie santai.

"Sombong banget ya lo!" Suara Cassandra meninggi membuat para murid mengerubungi mereka.

Cassandra mengangkat tangannya ingin menampar Jessie tapi dicekal dengan kuat oleh Jessie hingga Cassandra meringis kesakitan. Tatapan mata Jessie sangat tajam menusuk langsung di mata Cassandra. Cassandra sedikit bergetar karena ditatap seperti itu.

"Lo salah nyari masalah sama gue." Jessie menyeringai lalu tangannya menarik rambut Cassandra dan membawa Cassandra masuk ke kelas Jessie.

Cassandra berteriak kesakitan karena rambutnya ditaris sangat kuat oleh Jessie.

"KATE! AMBIL ALAT MAKE UP CEPETAN!" Teriak Jessie dan langsung dituruti oleh Kate.

"Girls, pegangin dia!" July dan Rosetta memegangi kedua tangan Cassandra yang sedang ketakutan.

"Denger ya! Gue gak peduli walaupun lo itu anak guru sekalipun. Dan karena lo udah berani nyari masalah sama gue, lo bakal nerima akibatnya." Jessie menyeringai lalu mengambil lipstick dan mencoret-coret muka Cassandra.

"SIALAN LO JESSICA! GUE BALES LO!" Teriak Cassandra tapi suaranya sedikit bergetar.

"BISA DIEM GAK SIH?!" Jessie mengcengkram kedua pipi Cassandra karena ia tidak bisa diam.

Kate juga melakukan hal yang sama, tapi ia menggunakan eyeshadow warna-warni. Jessie dan Kate tersenyum senang melihat hasil karya mereka berdua.

"Kate ambil polaroid." Kate segera mengambil polaroid dari tas July.

Jessie mengambil fotonya lalu memberikan polaroid pada July. Jessie melempar tasnya ketempat duduknya.

"Girls, udah lepasin. Yuk kita cabut." Jessie keluar dari kerumunan diikuti ketiga temannya.

Mereka menuju mading dan menempelkan foto tersebut disana. Mereka menyeringai lalu meninggalkan mading. Murid-murid yang melihat mading langsung tertawa melihat foto Cassandra.

Jessie dan ketiga temannya kembali ke kelas. Mereka duduk di tempatnya masing-masing. Jessie mendengarkan musik di mp3 nya lalu mengambil komik dan membacanya.

Kriinnggg

Bel masuk sudah berbunyi. Nick juga sudah masuk ke kelas Jessie karena ia mengajar matematika di kelas Jessie. Nick menggelengkan kepalanya lalu berjalan ke meja Jessie. Ia menutup komik yang sedang Jessie baca dan menarik earphone yang terpasang di telinga Jessie. Jessie mengerucutkan bibirnya.

Saat Nick sudah kembali ke meja guru, Jessie kembali membaca komik sambil mendengarkan musik.

"Jessica Blanche, simpan komik dan mp3 mu sekarang juga!" Tegur Nick.

Jessie hanya menoleh lalu mengedikkan bahunya dan kembali fokus pada komiknya. Nick ingin menghampiri Jessie tiba-tiba ....

Tok tok tok

Muncul Bu Sandra, guru BP.

"Permisi Pak Nicholas, saya ingin memanggil Jessica, Kate, July, dan Rosetta."

"Ada masalah apa ya Bu?" Tanya Nick.

"Tadi keempat anak itu membuat keributan Pak. Kalian berempat ikut Ibu." Jessie dan ketiga temannya berdiri menghampiri Bu Sandra.

"Kami permisi dulu Pak." Ucap Bu Sandra. Nick mengangguk sambil memperhatikan Jessie. Jessie yang merasa diperhatikan oleh Nick hanya menoleh sebentar dan mengangkat bahunya santai lalu mengikuti Bu Sandra ke ruang BP.

Di ruang BP sudah ada Cassandra yang sudah membersihkan wajahnya, tapi bajunya masih acak-acakan. Ia sedang menangis dipelukan Bu Dinda, ibunya Cassandra, guru sosiologi.

Bu Dinda yang melihat Jessie dan ketiga temannya sudah ada di ruang BP langsung berdiri menahan amarahnya.

"Apa yang kamu lakuin ke anak saya?!"

"Anda bisa tanyakan sendiri pada anak anda Bu." Jawab Jessie santai.

"Kata anak saya, kalian yang membuatnya seperti ini!"

"Memang." Kali ini Rosetta yang menjawabnya dengan santai pula.

"Apa masalah kalian pada anak saya?"

"Dengar ya Bu Dinda yang terhormat, saya tidak mungkin melakukan semua itu jika bukan anak kesayangan anda sendiri yang memulainya terlebih dahulu." Jawab Jessie dingin.

"Berani ya kamu!" Bu Dinda mengangkat tangannya untuk menampar Jessie.

"Sudah Bu, tenang dulu." Bu Sandra menenangkan.

"Anak sama ibu sama saja. Sama-sama suka menampar orang." Ucap Jessie dingin.

"Jessica!" Tegur Bu Sandra.

"Apa Bu?" Jawab Jessie kelewat santai.

"Yasudah, besok orang tua atau wali kalian semua diharapkan bisa datang untuk menemui saya." Bu Sandra memberikan surat panggilan pada Jessie dan teman-temannya.

"Sudah kan?" Tanya Kate.

"Kalau begitu kami permisi." Ucap July. Mereka langsung meninggalkan ruang BP.

TBC

Semoga suka sama part ini hehe
Vommentnya jangan lupa

Follow ig:
@murninunia

Seeya next part guys^^

Bad Girl and Crazy TeacherNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ