5] a. Merengkuh Petaka

22.1K 1.9K 373
                                    

Udah pada tidur ini pasti!? 🤣🤣🤣

Masih ada yang nungguin nggak!?

Btw Emak pengen bikin poling beberapa pertanyaan terkait seriea cerita ini tapi mungkin nanti aja bareng unggah DBHnya Kana Dewa.

Tolong dengan sangat nanti partisipasinya yaaa.

Ya udah selamat menikmati, jangan lupa vote dan komennya yaaa

Daun pintu ganda ruang pertemuan di apartemen yang menjadi markas petinggi utama TD Holding terbuka, sepasang mata menoleh saat pengantin manusia keturunan penguasa Leuweung Sancang melangkah masuk dengan penuh rasa percaya diri dan tatapan yang tertuju pada pria di dalam ruangan.

Tengku Saga, pria yang dimaksud, langsung berdiri dan tersenyum lembut pada Sang Stri Aji Dyah Kenanga, gelaran resmi yang menunjukkan kedudukan Rinai Kenanga sebagai seorang istri pangeran di Dhamna.

“Boleh aku tahu alasan mengapa para pengawal TD Holding memperlakukanku seperti pusaka kerajaan saat membawaku ke sini?” tanpa basa-basi Rinai bertanya pada sang suami yang sepertinya sudah tidak dapat menahan diri untuk merengkuh sang istri dalam pelukannya.

“Standar keamanan,” Saga menjawab setelah sebelumnya mengecup singkat bibir Rinai untuk sesaat sebelum beraksi lebih dalam lagi.

Untuk beberapa menit Rinai terhanyut tetapi jawaban Saga yang menurutnya tidak memuaskan membuatnya menahan dada suaminya dengan tapak tangan kanan saat ingin berbuat lebih jauh.

Rinai jadi pihak yang pertama menarik diri, dalam aksi romantis nan sensual itu, jelas pengendalian dirinya jauh lebih baik dari sang suami.

“Katakan yang sejujurnya … aku tahu ada yang tidak beres saat ini,” bibirnya yang dipulas pewarna merah menyunggingkan senyuman menawan  saat  menatap dalam-dalam mata tajam Tengku Saga.

Pria itu menghela nafas panjang kemudian menarik Rinai menuju sofa terdekat yang ada di dalam ruangan. “Aku takut ini tidak akan membuatmu senang … tapi apapun itu kau harus tahu, kita akan berada di sini dalam waktu yang tidak ditentukan.”

Rinai memicingkan mata dengan curiga. “Dan … apa sebabnya?”

“Sesuatu yang genting terjadi, dan itu ada kaitannya dengan Dhamna.”

Rinai memiringkan kepalanya agar bisa melihat lebih jelas ekspresi wajah suaminya saat mengatakan itu. Jauh dari kesan ketenangan nan suram khas Tengku Saga, kali ini rasa kalut lebih menguasainya.

“Jika kau yang mengatakannya, aku merasa  sebenarnya tingkat parah tidaknya masalah ini tidak membuatku harus berpikir ‘ini bukan hal yang harus di khawatirkan’ tapi aku tahu kau pintar menyamarkan masalah, jadi katakan saja apa yang terjadi.”

“Dhamna dalam kondisi siap untuk berperang, Rinai.”

Mata Rinai nanar menatap Saga, “Apa!? Ini serius? Kenapa ini bisa terjadi?” cecarnya dengan beragam pertanyaan penuh rasa ingin tahu.

Tengku Saga menarik nafas sejenak sebelum menceritakan semua dari permulaan.

“Jadi Raja, menyeberang?” Rinai mengerutkan dahi dengan bingung. “Sendirian?”

Saga menangguk menanggapi pertanyaan itu.

“Dia seperti menyongsong bahaya,”gumam Rinai pelan ketika menyadari apa saja yang bisa terjadi terkait dengan menyeberangnya Maharaja Dhamna itu.

“Apa ini sebabnya kau ingin aku ada di sini?”

Tengku Saga menarik nafas dalam-dalam sebelum mengangguk. “Keluarga kerajaan dan para datu lainnya juga sudah berada di sini, kecuali Jingga yang aman dalam penjagaan Klan Naga di Hongkong. Kau tahu ini membuatku sedikit kesal … harus berdiam di sini sementara saudara dan sahabat terbaikku berada dalam bahaya di seberang sana.”

Pengantin BunianWhere stories live. Discover now