Dari Bayangan Hutan (10)

7.4K 1.2K 938
                                    

Kata Tante Inul ,'masa lalu biarlah masa lalu', biarkan Kana bantu Babang Dewa move on ya gaeys!

Btw biar gak bingung aku mau kasih bocoran dikit soal umur Abang Dewa, jadi usia manusia biasa dengan usia manusia bunian itu beda ya gaeys.

Aku nggak bisa memperinci konversi waktu antara dunia kita dengan dunia mereka yang jelas Bang Dewa dengan Bang Raja, beda diatas seratus tahunan.

😱😱😱 setua ituuu kah si Abang Dewa!? Yupz ... So jangan heran nanti kalo baca flashback versi terawangan Kana tentang jeda timeline yang jauh banget dari kematian emaknya Babang dengan munculnya ibu kandung Terang.

Dan selama jeda itu Babang Dewa sempat membenci manusia. Entah berapa nyawa yang udah dia hilangkan walau akhirnya dia tobat.

Selamat membaca gaeys, jangan lupa komen and votenya demi kelancaran update cerita kalian 😉😉😉

Aku bahkan belum memikirkan cara  untuk membujuk Bang Dewa menceritakan rahasianya saat bayangan demi bayangan peristiwa yang sepertinya terjadi di masa lalu memenuhi benakku.

Aku mungkin bukan clairvoyance yang mumpuni dalam trah keluarga Pradipta, tapi jelas indera keenamku punya fondasi yang bagus dibandingkan manusia kebanyakan.

Sehingga bahasa batin yang coba Bang Dewa ceritakan lewat telepati tersampaikan dengan mudah padaku.

Di dalam benakku aku bisa melihat muara sungai Buluhala yang berbeda dari masa kini.

Sepasang harimau tampak bercengkrama mesra di lapangan rumput bersama seekor bayi kecilnya.

Sementara di kejauhan sebuah kapal besar berbendera tiga warna mendekat.

Awak kapal dan penumpang hampir seluruhnya bangsa Eropa.

Salah satu dari ketiga orang asing itu mengangkat senjata dan mengarahkannya pada keluarga harimau yang sedang bermain.

Suara letusan menggema dua kali dalam benakku. Dan kulihat salah satu dari sepasang harimau, terjatuh dengan darah yang mengalir dari perutnya.

Aku tidak akan pernah bisa melupakan mata sang induk betina. Itu mata seorang ibu yang menyampaikan permohonan untuk menyelamatkan anaknya pada sang pasangan.

Raungan lemah bayi harimau yang menyundul perut sang ibu ikut menggema menyuarakan tangis yang berharap induknya dapat kembali bangun.

Di hela nafas terakhir, aku melihat cakar tajam induk betina harimau yang berubah menjadi jari lentik milik seorang wanita muda nan jelita yang disambut jemari kokoh pasangannya.

Keduanya berubah menjadi sepasang manusia.

Jelmaan harimau jantan menatap marah pada manusia di atas kapal.

Tapi mengabaikan emosinya, dengan cepat dia merengkuh bayi dan pasangannya sebelum menghilang secara gaib dari tempat itu.

…..

Bertahun-tahun setelahnya sang bayi tumbuh menjadi  harimau muda yang mulai bisa berubah jadi manusia, meski darah muda yang bergejolak membuatnya sukar untuk mengendalikan diri.

Diam-diam, seringkali sang jelmaan muda pergi ke kampung-kampung untuk mengintai. Membunuh manusia-manusia lengah tanpa pandang bulu.

Petani yang sedang memanen hasil cocok tanamnya. Anak-anak yang tengah berenang di tepi sungai. Atau wanita-wanita yang keluar hendak buang hajat saat malam datang.

Semakin tumbuh besar semakin kuat dan kejam, segala larangan dia terjang, tak mempan dibujuk dan dilarang.

Hanya ada satu keinginan dalam benak harimau muda jejadian, balas dendam atas kematian induk kesayangan.

Pengantin BunianWhere stories live. Discover now