BAB 9

158 53 10
                                    

Makan malam perayaan thanksgiving itu berlangsung menyenangkan. Kalkun berukuran besar itu dapat lenyap dalam waktu singkat meski hanya kami berlima yang menghabiskannya. Luke sama sekali tak pernah mau mencicipinya meski max terus memaksanya. Aku membuatkan steak panggang untuknya agar ia tetap makan.

Beruntung hujan tak turun hingga kami cukup larut berada dihalaman belakang menikmati waktu yang tersisa. Meski udara dingin, semua tetap terasa menyenangkan. Kami menikmati anggur dan berbincang bincang dimeja makan saat semua santapan habis. Olivia dan aku bermain main dengan Bailey yang sekarang mulai tertarik dengan percikan kembang api yang kami mainkan. Sementara Max terus bercerita panjang lebar tentang pekerjaan barunya sebagai wartawan. Ia menawari Luke sebagai salah satu sumber dihalaman depan majalahnya namun dengan mentah mentah Luke menolaknya dengan mimik bercanda.

Adam berpamitan pulang setelah sebuah telpon mengalihkan perhatiannya. Ia mendapatkan panggilan dari seseorang untuk perayaan lain, jadi ia tak bisa menginap malam ini. Luke mengantarkannya ke halaman depan sementara kami mulai membereskan piring piring kotor menuju dapur. Sekarang pukul 1 pagi dan tak satupun dari kami merasa lelah. Belum puas dengan hari ini, Max lantas puny aide untuk memutar film sebagai penutup acara hari ini. Ia mulai sibuk berkelebat pada DVD yang ia keluarkan dari lemari kecil di bawah tv, sementara Olivia dan Stephanie membantuku mencuci dan menyiapkan hidangan kecil untuk menonton. Aku berencana membuat popcorn dan mengeluarkan sisa pie labu yang masih tersimpan didalam pemanas yang mati. Setelah menaruhnya di mangkuk besar, kami membawanya kedepan tv.

Untungnya Luke telah menyediakan sebuah kasur lipat dibawah sofa agar kami semua muat berada disini. Bukan hal yang special jika kami tidak menghabiskan waktu hari ini tanpa ada yang menginap. Jadi sangat menyenangkan untukku saat mereka mau menerima tawaranku untuk melewatkan hari ini dirumah kami yang kecil.

Luke kembali cukup lama setelah berada diluar untuk mengantar Adam menuju mobil nya. Ia meraih beberapa botol anggur dari kulkas dan membawanya kedepan tv dan menaruhnya dimeja. Sementara itu ia duduk disampingku yang bersandar di kaki sofa tempat Olivia berbaring. Ia mengambil satu botol minuman yang dibawa dan kembali meneguknya.

"apa kau kedinginan?" bisiknya padaku.

Aku menggeleng, merubah posisiku mendekap dadanya. Sementara ia mencari tempat nyamannya agar bisa bersandar. Satu tangannya yang bebas meraih salah satu selimut yang msih terlipat diatas punggung sofa, ia lalu menyelimuti seluruh tubuhku hingga terbenam dan menyisakan kepalaku yang bersandar didadanya.

Olivia tidur diatas sofa yang memanjang dan telah terlelap sejak tadi. Sementara aku, Luke, max dan Stefanie masih asik menikmati film dengan duduk di bawah kasur lipat panjang yang juga dialasi karpet. Beberapa kali kami tertawa menonton adegan tak masuk akal dari film horror yang max pilih. Ia memutuskan untuk memutar film Urban Legend dan terus mengutuk kebodohan semua tokoh didalamnya.

Aku terbangun dipagi harinya saat ruangan mulai terang dan alarm dikamarku menyala. Dengan malas aku menatap jam diatas tv yang masih terputar film itu, sekarang pukul 10 pagi dan aku harus membuatkan sarapan untuk mereka.

Aku tertidur dalam pelukan Luke yang bersandar di kaki sofa. Sementara Stefanie dan Max masih terlelap nyenyak dengan selimut membungkus keduanya dibawah lantai. Aku berlari kecil menuju kamar untuk mematikan alarm, lalu membasuh muka dan menggosok gigi didepan wastafel. Setelah merapihkan makanan yang berserakan dilantai aku pergi menuju dapur dan melihat kedalam lemari pendingin.

Apa yang akan kumasak hari ini?

Ada sebungkus makaroni utuh, pasta, jamur, sosis, kulit lasagna, dan beberapa buah kentang juga tumpukan saos oregano . Aku sedang tak ingin membuat masakan berat, berhubung aku cukup kesiangan dan jika tidak segera membuat sarapan sebelum mereka bangun aku akan membuat lapar tamu tamuku. Jadi kupikir hari ini aku akan membuat mashed potato kesukaan Luke, omelet, pancake dan menggoreng sosis. Makanan yang paling cepat disajikan.

STAY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang