BAB 13

142 41 4
                                    

Aku memasukkan satu koper dan 2 tas besar kedalam mobil taksi yang datang beberapa menit lalu. Sementara Luke menerima telpon dari Michael diluar, aku berbicara dengan Olivia sambil membawa Bailey dalam gendongan. Aku dan Luke akan berada di Inggris untuk satu minggu kedepan, beruntung Olivia dengan senang hati menawarkan diri untuk merawat Bailey selama kami tidak dirumah. Ia menolak keras rencanaku untuk menitipkan Bailey ketempat pemeliharaan anjing dan berusaha meyakinkanku bahwa ia bisa menjaganya sendirian. Meski kenyataannya ia telah punya pengalaman yang hebat dalam hal itu, aku tau akhir akhir ini ia sangat sibuk untuk menjaga ibunya dan mempersiapkan pameran. Namun ia terus meyakinkanku bahwa Bailey akan baik baik saja dalam pengawasannya.

Sulit dipungkiri Luke benar benar serius dengan rencana liburannya yang mengejutkan itu. Beberapa waktu yang lalu aku berfikir untuk membuka pembicaraan tentang rencana liburan yang mungkin bisa kami habiskan bersama dan tak sampai satu hari ia justru menawariku rencana yang benar benar membuatku shock.

Bukan karena ia mengajakku berlibur ke tempat yang jauh untuk pertama kalinya, tapi ini tentang inggris. Siapapun tahu bahwa Luke tak pernah ingin kembali ke negara itu. Terlalu banyak hal yang rumit disana. Namun entah apa yang membuatnya berubah pikiran dan menawarkan rencana ini secara tiba tiba tanpa diduga.

Setidaknya sejak beberapa minggu terakhir inilah keahliannya, membuatku tercengang dengan semua kejutan kejutannya.

Keberangkatan kami yang terkesan terburu buru itu membuatku jadi tidak sempat untuk menyiapkan semua barang barang keperluan. Aku hanya membawa beberapa baju dingin milikku dan milik Luke. Dapat Beberapa pertemuan yang Luke rencanakan dengan rekan kerjanya juga terpaksa harus diserahkan sepenuhnya oleh Adam. Untungnya ia dapat mengerti hal itu.

"semua sudah selesai?" Luke menghampiriku dan Olivia di samping mobil taksi. Semua koper dan barang barang telah dimasukkan kedalam jok belakang, sementara aku menanggalkan jaket dan tas kecil dibahuku jika sewaktu waktu aku membutuhkannya.

"ya, semua sudah siap"

"baiklah kita pergi sekarang."

Aku menundukan wajah sesaat menatap Bailey dalam gendonganku, memandangi wajahnya yang dipenuhi bulu coklat halus menggemaskan "aku akan merindukanmu, Buddy"

"3 kali sehari dan cemilan di waktu sore" Olivia mengulang pesan yang kusampaikan berkali kali padanya, seolah olah berusaha mencatatnya dalam ingatan.

Aku mencium berkali kali anjing itu sambil terus menggendongnya, Bailey tampak semakin besar dan menggemaskan. Aku akan sangat merindukannya untuk waktu yang lama.

"kau bisa menitipkannya ketempat penitipan jika kerepotan" Luke meraih Bailey dari gendonganku, mengusap usap telinganya yang halus beberapa saat sebelum menyerahkannya pada Olivia.

"kau meremehkan kemampuanku?"

"bagaimana kau akan merawatnya selama kau berada dirumah sakit"

"itu akan jadi urusanku, bung. Jangan khawatir, oke?"

"baiklah. Jaga baik baik dia kalau begitu."

Aku memeluk Olivia sesaat, lalu menciumi Bailey lagi dan lagi dalam gendongannya "aku akan merindukan kalian"

"selamat berlibur, bersenang senanglah."

"ayo, Kate."

Aku mengulur ulur waktu untuk terus menyentuh bulu bulu halus itu dikepala Bialey. Wajahnya yang begitu polos dan terus memandangiku dengan memelas sungguh membuatku ingin membawanya ikut dalam perjalanan. Sayangnya itu tidak mungkin terjadi.

"Kate."

"baiklah. Sampai jumpa, kalian. Bye"

Aku dan Luke masuk kedalam jok belakang. Sementara seorang supir paruh baya bertubuh besar yang siap menyetir, tampak menyiapkan sesuatu untuk keberangkatan. Ia memang orang yang dibayar khusus untuk mengantarkan kami ke Bandara.

STAY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang