BAB 11

139 53 8
                                    

Sejak hari itu, Luke tak pernah lagi pergi larut malam tanpa alasan yang jelas. ia selalu memberitahuku kapan ia akan pulang dan benar benar menepati janjinya untuk kembali tepat waktu. Meskipun aku tau ia cukup tertekan karena aku melarangnya untuk sering datang ke pub, namun ia mendengarkan kata kataku. aku tak tahu apa yang membuatnya begitu sibuk hingga sering pergi dan kembali dengan wajah begitu murung. Ia selalu menggunakan alasan pekerjaan sebagai jawabannya, dan meski ribuan pertanyaan aku lontarkan ketika dia kembali itu tak mengubah pikirannya untuk terbuka padaku. Ia hanya menghilang dengan alasan bertemu rekan kerja, dan kembali tanpa pernah menceritakan apapun.

Aku berusaha sesabar mungkin untuk menahan diri dan tidak memulai perdebatan diantara kami. Aku tau ada sesautu yang membuatnya stress dan aku tak ingin menjadi salah satu alasan yang membuatnya semakin tertekan. Sebisa mungkin aku bersikap normal seolah olah aku tak tau apa apa. Dan meski terasa begitu sulit, aku berhasil. Luke sepertinya tak menyadari bahwa aku mulai mencaritahu tentang masalah kontrak band nya yang sedang dalam masalah.

Sore ini ia harus pergi untuk bertemu dengan Michael yang baru saja kembali dari liburannya di New York. Aku bertanya kapan ia akan pulang karena ia telah berjanji akan menemaniku pergi berkunjung ke rumah sakit untuk menemani Olivia, hari ini Mady akan melakukan operasi ke 4 nya.

"jam 7 aku akan menjemputmu." gumamnya singkat

Ia terlihat terburu buru dan terus memasang ponsel ditelinganya ketika memasuki mobil. Setelah ia pergi, kuputuskan untuk membawa Bailey berjalan jalan ditaman. Cuaca yang begitu buruk dan terus menerus turun hujan membuat anjing ini selalu meringkup di rumahnya tanpa pernah kuijinkan keluar. Ia butuh udara segar, begitupula denganku. beruntung hari ini belum turun hujan seharian, dan aku punya kesempatan untuk pergi keluar.

Dengan menggunakan jaket tebal milik Luke, aku berjalan turun kebawah untuk membawa Bailey keluar. kukaitkan tali diatas leher Bailey, lalu menuntunnya berjalan melewati jalanan yang begitu sepi. Rerumputan yang basah sepertinya membuat pengunjung taman malas menghabiskan waktunya disana. Tempat yang selalu ramai itu menjadi sunyi dan hanya didatangi anak anak kecil yang tengah bermain bola. Aku membeli sebuah kopi di sebrang taman lalu membawa Bailey berjalan jalan mengelilingi trotoar untuk menghirup udara segar.

Tanganku nyari membeku karena udara yang begitu dingin, beberapa kali aku memutuskan untuk menggendong Bailey agar merasa hangat karena bulu bulunya. aku mengajaknya ngobrol seolah olah ia dapat berbicara dan mengerti apa yang kukatakan, dan aku tau itu terlihat sedikit gila. Akhir akhir ini aku sangat jarang membuka pembicaraan dengan Luke. Ia hanya berbicara di meja makan, kemudian kebanyakan ia sibuk bermain ponsel mengetik pesan dari teman temannya dan pergi tidur. Liburanku benar benar membosankan sekarang.

Olivia benar mungkin, tak ada salahnya jika aku menawarkan diri untuk mengajak Luke berlibur kesuatu tempat. mengingat waktu yang kami miliki sudah sangat ingkat. dan awal januari nanti 5sos akan mulai sibuk menyelesaikan album baru mereka, begitupula aku yang harus menyelesaikan pekerjaan seni. Entah berapa lama waktu yang telah kuhabiskan dengan berdiam diri dirumah dan tak membiarkan diriku bersenang senang. Aku terlalu kaku dan hanya memikirkan sesuatu yang bisa kudapatkan dari mencaritahu masalah yang tengah membuat Luke berubah, tapi tidak pernah berfikir untuk mencari solusi agar hubungan ini dapat berhasil. Jika aku tak menuntut sesuatu darinya tentang waktu yang kami butuhkan untuk bersenang senang, maka ia akan benar benar melupakan kenyataan bahwa sebenarnya kami telah membuang buang waktu liburan yang kami punya tanpa melakukan apapun.

Bailey menggonggong kuat dipelukanku, dan aku baru menyadari bahwa ponsel disakuku bergetar menimbulkan suara yang membuatnya kaget. Buru buru aku menurunkannya dan mencari tempat duduk terdekat.

"hallo?"

"kate..."

aku tercengang, mengenali suara itu dengan cepat. Suara berat dan serak yang terdengar parau, dan cara nya memanggil namaku...

STAY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang